"Ayo dong cepetan lama banget sih jalan gitu doang." Cia berkali kali menyuarakan kekesalannya terhadap Sean yang memang hanya berjalan dibelakangnya.
"Ishhhh Sean sini jalan di samping gue, kenapa sih? malu jalan sama gue." Cia lagi lagi marah terhadap Sean kemudian Sean menghela napasnya dan mencekal pergelangan Cia membawa gadisnya itu kehadapannya kemudian Sean menyentil dahi Cia.
"Berisik banget sih, protes mulu jadi mausia, gue jalan di belakang lo karena dari tadi tuh gaun lo nyeret nyeret kelantai, kalo lo keserimpet gimana?" Sean menggenggam gaun Cia yang terlampau panjang dibanding tubuhnya. "Aduhhhhh suami masa depan, gue tuh tau lo khawatirin gue tapi tuh yah bisa gak sih jangan kuno ini tuh trend tau," ujar Cia dan Sean hanya mendelikan matanya.
"Lagian mau ketemu Reyno Reynan aja segala make gaun ribet begini." Sean lagi lagi menyentil dahi Cia. "Ishhhh ini kan ultahnya si Rayno dan Reynan, yah harus tampil memukau dong lagian kan abis ini kita mau ketemu mama." suara Cia lama lama mengecil dengan fakta bahwa dirinya akan bertemu mamanya nanti.
Sean yang melihat itu hanya menghela napasnya kemudian merangkul pinggang Cia menuju tempat dimana Rayno dan Reynan berada dan memberikan ucapan selamat ulang tahun.
.
"Wetss bro dateng juga, biasanya gak mau dateng nih" Reynan merasa terheran heran dengan temannya tumben temannya mau datang saat dia melihat seseorang yang sedang bersusah payah menaiki tangga dia baru tersadar oleh fakta.
"Pantesan lo mau dateng hahaha ternyata ada si Aci disini." Reynan kemudian menepuk nepuk pundak Sean belum sempat Sean membuka suaranya namun lebih dulu suara Cia mengintrupsinya. "Sean ihhh masa ninggalin istri masa depannya, ini juga kenapa Reynan doang mana Raynonya."
Kemudian Sean menghampiri Cia dan merangkulnya kembali. "Lagian tadi lo sibuk sama makanan, Rayno lagi sama temen temennya yang lain," ujar Reynan, Cia hanya mengangguk anggukan kepalanya.
.
Setelah dari acara ulang tahunnya Rayno dan Reynan, Cia dan Sean bergegas untuk menuju restoran tempat ia akan bertemu dengan sang mama. Saat ini mereka sedang didalam mobil
.
"Gak usah tegang gitu, kalo grogi bilang," ujar Sean, Cia hanya mendengus karena sedari tadi Sean selalu menjahilinya. "Diem dong suami masa depan." Cia dengan kesalnya memukul lengan Sean.
"Iya deh iya, tenang aja gue disini kok gue gak akan pergi kemana mana." Cia hanya mengangguk dan kemudian Cia merasakan hembusan napas di lehernya. "Ini salah satu alasan gue jalan di belakang lo, soalnya punggung lo kebuka banget gue gak mau lo diliatin orang orang," ujar Sean menaruh kepalanya dibahu Cia dan menghadapkan mukanya keleher Cia.
Cia merinding namun nyaman sekaligus yang ia rasakan, Sean terus mengusap punggung Cia yang terbuka hingga mobil itu berhenti dan pak Ruli mengintrupsi kepada Cia dan Sean bahwa mereka telah sampai tujuan.
"Den kita udah sampai di restoran Xx." Sean hanya mengacungkan jempolnya namun tidak untuk mengubah posisinya. "Se ihhh ayuk turun." Cia menarik kepala Sean dari bahunya namun nihil Sean malah memeluk Cia dari samping dan mempererat pelukannya.
"Lima menit aja kayak gini." Cia hanya menghela napasnya dan membiarkan Sean seperti itu.
"Akhir akhir ini Sean sedikit manja ada apa yah." Cia merasakan kebingungannya yang mulai bercabang namun dia lebih memilih menghiraukannya lebih dahulu.
.
"Halo tante," ujar Sean mencium tangan mama Cia namun tidak dengan Cia dia hanya diam dan membeku ditempatnya, dengan cepat Sean menarik Cia agar mau bersalaman dengan mamanya.
Dengan gerakan kaku Cia menerima tangan sang mama dan menciumnya dengan sekuat tenaga pula Cia menahan air matanya.
"Makasih yah nak Sean, udah mau membujuk Cia." mama Cia mengelus tangan Sean yang berada diatas meja Sean hanya mengangguk. "Cia..." mamanya berucap dengan lirih dan mencoba meraih tangan Cia.
"Maafin mama yah maafin mama....." Sebelum mama Cia menyelesaikan kalimatnya Sean lebih dulu berdehem. "Maaf tante, Cia, saya mau ketoilet sebentar."namun belum Sean bangun tangannya sudah di tarik oleh Cia.
Cia memandang kearah Sean memohon agar Sean tidak pergi "Sebentar sayang." dengan lembut Sean mengusap surai Cia dan dengan pasrah Cia melepaskan genggaman Sean.
Mama Cia yang melihat itu hanya bisa tersenyum dalam tangisnya yang mulai pecah "Cia...." Cia yang awalnya memperhatikan kepergian Sean kemudian dia menatap kearah sang mama.
Mama Cia tidak ingin menyia nyiakan kesempatannnya kali ini kemudian langsung menjelaskan titik permasalahannya "Mama tidak meninggalkan kamu sayang, mama dan papamu sudah bercerai saat umur kamu 15 tahun karena kita memang sudah tidak cocok, namun disaat sidang perceraian mama dan papa, mama dikabarkan bahwa mama memiliki penyakit Leukimia mama cukup terpukul saat itu dan disaat itu kami sepakat untuk masih tinggal satu rumah meskipun itu tidak diperbolehkan karena papamu dengan niat baiknya dia ingin merawat mama kemudian disaat kamu sedang sakit mama masih merawat kamu, namun keadaan mama tidak memungkinkan Cia mama harus segera dioperasi dan mama harus rela meninggalkan kamu dirumah, mama sebenernya ingin cerita oleh kamu namun tidak diperbolehkan oleh papamu jadi mama simpan itu dan mama rela di benci oleh kamu karena semua ini memang kesalahan mama."
Mama Cia tidak bisa lagi membendungnya dan begitupun dengan Cia mengetahui fakta tersebut dan membuat kepalanya berdenyut, matanya mulai berkedut perih dan mengeluarkan bulir bulir kristal matanya.
"Dan soal papamu, sebenernya dia tidak sibuk dengan kerjaannya, dia sibuk merawat mama di Singapur, mama minta maaf sama kamu mama mohon maafin mama," ujar sang mama, Cia kemudian berdiri dari duduknya dan menuju ke samping mamanya.
Cia memandang sang mama dengan lekat dan mengelus topi yang digunakan sang mama yang menutupi kebotakannya dan sang mama hanya menunduk kemudian Cia mulai mendekap sang mama dari samping lalu mengecupkan dahi sang mama berulang ulang "Cia Cia minta maaf ma Cia minta maaf harusnya Cia dengerin alasan mama dulu maafin Cia."
Cia berurai air mata dan memeluk sang mama dengan erat "Kenapa mama bisa disini? kenapa mama gak dirawat di Singapur aja? Apa mama udah sembuh?" Cia memberondong sang mama dengan pertanyaan dan membuat sang mama hanya menggeleng.
"Mama kemari hanya karena ingin menyelesaikan nasalah kita, mama enggak mau nanti mama pergi, mama malah belum menyelesaikan permasalahan kita." Cia yang mendengar sang mama berucap seperti itu malah tambah menangis.
"Enggak mama gak boleh ngomong gitu mama pasti sembuh, Cia janji nanti Cia akan ikut mama jagain mama ke Singapura Cia janji mah," ujar Cia dengan lirih.
Cia mengusap mata sang mama dan menatap lekat lekat wajah sang mama yang terlihat lelah serta menua "Seharusnya mama dan papa bilang ini sama Cia dari awal." Cia kemudian memeluk sang mama kembali.
•••
Hy kalian, have a nice day✨
I hope u Enjoy:)
Don't forget to vote and Comment ❤️Instagram: @funart.99
Twitter: ASean89768949Jangan lupa untuk tersenyum:)
So yeah i love u guys makasih udah baca
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Ketos(Complete)
Romance⚠️ SILENT RIDERS⚠️ Cerita selesai!!!! "Aduh papa kan Cia cuman jorokin Sean doang enggak sampai nusuk Sean, lagian kan papa tau Cia sayang Sean hehe" "Pacar masa depan" Aprilicia Lustre "cuman!" "Sentil dahi? Why not!" Sean Reid Mungkin cerita ini u...