7.

4K 178 5
                                    

"Sean lo tuh bener bener kurang ajar yah, lo selalu aduin gue ke BK tapi kelakuan lo tuh begini, tega lo sama pacar masa depan sendiri," Cia sangat kesal dengan Sean yang menurutnya tidak adik.

Sean mendelik kearah Cia "Itu perhitungan buat lo biar lo gak bandel lagi," ujar Sean memegang bahu Cia.

"Selama ini gue emang kayak gini lo aja yang gak pernah liat gue, lagian ini baru kedua kali gue ngerokok disini," lalu Sean memilih untuk menegakan badannya dan berjalan menuju pintu keluar.

Cia menyusul Sean dan menghadang jalan Sean. "Tapi kan sama aja gak adil gue aduin lo yah ke bu Rita," ujar Cia mengancam Sean lalu hanya dihadiahi sentilan didahinya.

"Silahkan kalo lo punya bukti, lagian emang lo berani ngaduin orang tersayang lo?" Sean bersedekap dada dan membuat Cia geram sekaligus memerah.

"Ishhh tapi tetep aja gak adil buat gue, lagian tuh yah emang lo tuh ngeselin banyak yang cari masalah tapi kenapa selalu gue yang di aduin," ujar Cia memukul dada Sean meski pelan namun mampu membuat Sean mundur selangkah.

Cia yang kesal dengan Sean memilih untuk melangkahkan kakinya pergi turun dari rooftop. "Biarin aja tuh gue bakalan jauhin dia, bakalan ngilang paling dia kangen sama gue," Cia menggerutu sepanjang perjalanan dan diakhiri dengan kekehan.

"Eh tapi Sean ngomongnya udah banyak dong hehe seneng," ujar Cia.

.

"Dari mana aja lo? lama amat ke toiletnya, lo boker?" Daffa memperhatikan Cia yang baru memasuki kelasnya.

"Suka suka gue lah yeee sirik aja lo." lalu Cia berjalan menjauhi Daffa namun baru berapa langkah Cia sudah di panggil oleh Daffa.

"Balik sama gue aja yah Cia ntar, biar gue anterin pulang sekalian gue mau minta anter beli buku mau nggak?" Daffa menawari Cia dan cukup membuat Cia berfikir.

"Ahhh gue terima aja ajakan Daffa kan siapa tahu ketemu Sean diparkiran dia kan enggak suka gue deket deket sama Daffa, hehe lagian sekalian gue hemat duit," ujar Cia dalam hatinya.

Cia hanya menyeringai dan lalu menganggukan kepala dan memberikan jempol kepada Daffa mengisyaratkan "Oke"

.

"Yang bener kenapa si Cia lo kalo jalan jangan tarik tarik gue sakit bege," ujar Daffa sangat kesulitan berjalan karena ulah Cia yang menarik tangannya. "Husssstttt udah diem aja," ujar Cia melihat Sean di ujung lorong dan membuat Cia menyeringai, kemudian memelankan langkahnya dan memilih untuk tetap menggandeng Daffa.

"Tepat sasaran heh" ujar Cia dalam hati.

"Lo kesurupan yah tadi cepet cepet sekarang pelan banget kayak siput," ujar Daffa sangat kesal dengan Cia. "Hussst udah diem aja, gue capek tau cepet cepet jalannya," ujar Daffa yang kesal dan bingung akhirnya memilih diam, percuma berdebat dengan seorang Cia malah akan membuat darahnya naik.

Daffa tanpa sengaja melirik kearah Sean yang juga melirik kearah mereka dan membuat Daffa berfikir "Si monyet jadiin gue bahan manas manasin sialan," lalu dengan gaya coolnya Daffa memanfaatkan momen ini dengan mendekap bahu Cia dari samping.

Mereka jalan beriringan, Cia tidak menoleh sedikitpun ke pada Sean berbanding terbalik dengan Daffa yang menoleh ke arah Sean dan memberikan Smirk terbaiknya.

.

"Buku yang mau lo cari buku apaan?" Cia menanyai Daffa. "Buku novel buat adek gue dia nitip katanya yang genre Romance," Daffa membuka satu persatu buku novel yang memang sudah terbuka dari bungkusnya.

"Ini nih kayaknya bagus," Cia mengasih buku digenggamannya kepada Daffa "Key Love?" Daffa mengernyitkan dahinya "Iya bukunya berceritakan tentang duda gitu ketemu sama Mahasiswa kedokteran gitu deh romance kok," Lalu Daffa mengengguk dan memilih untuk membayar di kasir.

"Lo gak mau beli Ci? gue yang teraktir tenang" Cia menoleh kearah Daffa.

"Gak usah, gue udah banyak buku dirumah lagian belom ada buku baru juga yang keluar kita makan aja nanti, gue udah laper soalnya," Daffa lalu mengangguk dan mengiyakan ajakan Cia.

"Daf kenapa sih lo bisa suka gue?" tiba tiba Cia bertanya yang membuat Daffa menghentikan kunyahannya.

"Gue suka lo tulus karena lo beda dari yang lain disaat yang lain milih mendem kekesalannya, kalo lo enggak sama sekali, lo lebih milih ngomong langsung, lebih memilih terbuka itu yang buat lo beda dan lo juga anaknya gak pantang menyerah, pokoknya banyak deh yang gue suka dari lo tapi yang paling penting lo itu baik meskipun kadang nolong orang kudu emosi dulu," ujar Daffa dengan tulis, Cia hanya terkekeh dan menimpuk Daffa dengan es batu miliknya,

"Tapi kok Sean bisa gak suka yah sama gue?" Daffa hanya mematung dan memilih untuk melanjutkan makanannya "Maaf yah kalo lo gak suka sama bahasan kali ini," ujar Cia yang mengerti situasinya. Daffa mendongakan kepalanya dan melihat Cia yang merunduk .

"Hey udah berapa kali gue bilang Sean tuh cowok brengsek yang bego nyianyiain lo, lo tuh gak pantes sama dia Ci dia gak bisa ngehargain perjuangan seseorang," ujar Daffa, Cia melihat kekesalan didiri Daffa dan memilih untuk mengangguk dan kembali melanjutkan makannya

.

"Hehhh tumben lo udah 3 hari enggak gila Sean?" ujar Sesil bingung dengan sahabatnya ini yang berubah karena tidak pernah terucap ataupun berniat bertemu Sean sang pujaan hatinya.

"Berisik ahhhh gue mau tidur aja udah sana pergi lo kekantin, gue tau lo lagi deketkan sama temen Sean si siapa tuh si Reynan," ujar Cia dengan tenang sedangkan Sesil kaget, karena dia belum cerita apapun ke Sesil masalah dia dekat dengan Reynan. "K-kok lo tau sih?" ujar Cia.

"Helo Sesil sahabat gue yang seksi katanya haha, yang kayak gitar Spanyol, apa sih yang gue gak tau tentang lo?" Cia mengusap rambut Sesil dan mendekatkan bibirnya kearah telinga Sesil. "Gue sadap hp lo hahahaha."

Sesil yang di buat geram dengan Cia malah menggetok kepala Cia menggunakan pulpen yang ada di mejanya "Sialan lo bokis aja, udah ah bebeb Rey pasti nungguin gue bye," lalu meninggalkan Cia dikelas dengan rasa kantuknya.

.

"Eh Se tumben si Aci enggak nyamperin lo," ujar Reynan menyenggol tangan Sean yang sedang makan Bakso dan Sean hanya mengangkat bahunya

"Lagi berantem lo sama dia?" Gantian sekarang yang bertanya adalah Bian. "Eh tapi kemarin gue ketemu Cia sama temen kelasnya deket banget anjir, pas di Restoran jepang kemarin kayaknya mereka abis beli buku deh." ucapan itu sanggup membuat Sean mendongakan kepalanya. Baru Sean ingin berbicara namun seseorang datang.

"Rey." Sesil melangkah kearah Reynan dan disambut dengan Reynan. "Kok kamu sendirian si Aci mana?" ujar Reynan lalu Rey mendapat getokan dikepala. "Nama dia Cia bukan Aci, aku juga enggak tau, dia dikelas aja males katanya ketemu temen kamu," Sesil berbisik kearah Reynan namun bisikannya mampu didengan orang yang lain.

Sean dan yang lain hanya mengangkat alis akan kebingungan mereka.

Sejak kapan si curut deket sama Sesil?
Kok deket amat sama si bohay?
Sesil? Rey? Satu?

Begitulah kira kira dibenak teman teman Rey.

"Cia dimana?" ujar Sean angkat suara.

"Dikelas males dia ngeliat muka lo," ujar Sesil dengan sengit kepada Sean dan membuat Sean mendelik lalu bergegas pergi dari tempatnya.

•••
have a nice day
I hope u Enjoy:)
Don't forget to vote and Comment ❤️

Instagram: @funart.99
Twitter: ASean89768949

Jangan lupa untuk tersenyum:)
So yeah i love u guys makasih udah baca

Lovely Ketos(Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang