DON'T COPY MY STORY!
Saya tegesin sekali lagi INI CERITA BUATAN SAYA! PEMIKIRAN SAYA! kalo ada SEDIKIT ada kesamaan cerita maklumin karena pemikiran org ada yang beda ada yang sama kecuali kesamaan seluruhnya dan hanya diganti nama pemeran atau di ganti latar tempatnya itu di sebut Copy paste! PLEASE DEHHHH CERITA INI KLISE! I KNOW BUT I'M SO FCKG LIKE SEAN AND CIA.
Tolong siapapun kalo ada cerita yang kemungkinan sangat mirip segera beritahu saya.
Jujur cerita ini kubuat pada saat 3 tahun lalu saat saya belum berada di wattpad mungkin cerita ini klise bagi banyak org udh meanstream but saya cuman mau buat readers saya bisa baca aja. di pertengahan 2016 saya bikin cerita ini yang awalnya hanya 10 part dan kelar. Namun saya perluas lagi saya beraniin bawa cerita ini karena saya takut kalian pada gak suka.
Jadinya saya bawa dan saya publish disini pada 24 januari 2019. Saya seneng antusias kalian lumayan. Dan saya akan coba lagi makin baik dengan usaha saya.
Jujur setelah di part 20 kemarin otak saya stuck bingung mau gimanain but thanks to Ica dan Nuy dua pembaca disini yang memang mempunyai kontak saya. Dengan baiknya dia kasih saran ke saya dan yeahhhh saya udah gabungin saran mereka dan dapet pencerahan ;).
Maaf Ale banyak bacot 😌😌😌
.
"Heh kalian semua enggak tau kalo yang kalian bicarain itu tuh CEO utama kita." Patrick menatap sengit kearah semua karyawan yang sedang berbisik bisik dibelakang Cia dan Patrick saat ingin menaiki lift.
Semua yang berada di situ sontak kaget dan membungkukan badan semua kearah Cia "Ma-maafkan kami, sungguh kami tidak tau bu kami minta maaf." salah satu dari mereka mulai membuka suara dan mereka tetap membungkukan tubuhmya kearah Cia.
Sedangkan Cia dia hanya diam dan tetap membelakangi karyawannya hingga dentingan lift berbunyi "Hayo kenapa kalian diam dan terus menunduk kalian gak mau naik lift juga," ujar Cia menyentakan mereka yang sedang melamun karena memikirkan nasibnya.
Semuanya tersentak dan bingung "Hayo nunggu apa lagi sudah banyak waktu yang terbuang." Cia lagi lagi berbicara lembut kearah semua karyawannya.
Lalu mereka segera memasuki lift satu persatu dan berdiri dibelakang Cia "Sekali lagi maafkan kami bu." lagi, salah satu karyawan bersuara.
Cia menghembuskan napas beratnya dan mulai menghadap kebelakang dimana semua karyawannya terlihat menunduk "Tidak apa apa saya memaklumi kalian, mungkin kalian tidak akan nyangka karena saya datang mendadak dan tidak memperkenalkan diri saya kekalian."
Ting
"Saya duluan yah, ahhh iya selamat pagi semuanya," ujar Cia berbalik dan melangkahkan kakinya keruangan.
Sedangkan karyawannya hanya tercengang dengan sikap bosnya yang terlanjur lembut. satu persatu dari mereka mulai memencet angka lantai yang ada di lift setelah membiarkan bos mereka lebih dahulu yang keluar "Tapi kenapa dia gak naik lift petinggi?" ucap salah satu karyawan lagi.
"Mungkin merakyat."
.
"Nona tersangka utama kita adalah........" Patrick membisikan sesuatu kearah Cia dan segera merapihkan semua berkas yang telah dia pelajari di kursi tamu yang ada di ruangan Cia tadi.
"Mereka? menarik sekali, okey kita tarik ulur dahulu," ujar Cia yang menampilkan Smirknya.
.
"Oh, maaf bu April saya baru bertemu dengan anda, kemarin saya cuti jadi saya senang bisa berkenalan dan bertemu dengan anda." sesosok orang yang sedang duduk bersama Cia dan duduk dengan tenang di atas kursinya juga dengan muka ramahnya.
"Oh halo Mr. Jenefan, senang juga bisa bertemu dan berkenalan dengan anda." Cia tersenyum hangat.
"Maaf saya telat," lagi, sesosok setengah paruh baya menghampiri mereka dan berjabatan tangan kemudian duduk bersama mereka.
"Of course, Mr. Alex it's oke," ujar Cia lagi lagi menampilkan senyum hangatnya.
"Maaf bu atas kejadian ini anda jadi turun tangan sendiri." Benicks menampilkan muka menyesalnya lalu dengan cekatan Cia mengusap lengan Benicks diatas meja.
"Tidak apa apa semuanya telah terjadi." Cia tersenyum dengan hangat lagi dan menatap dengan sendu.
"Maaf bu karena saya juga anda jadi meninggalkan ayah anda." Cia sedikit kaget dengan pernyataan Mr. Alex alias Jack karena tidak ada yang diberi tahu soal papanya.
Lalu dengan senyum hangatnya lagi Cia mengangguk
Lalu mereka berbincang hingga jam makan siang selesai
.
"Bagaimana nona?" Patrick membuka semua isi tablet yang ia bawa "Tenang..." Cia lagi lagi tersenyum dengan hangat kearah Patrick.
.
"Siapkan pertemuan saya dengan Lust Company." Sean menarik semua berkasnya yang tidak disetujui kerjasama olehnya dan di buang ketong sampah. Sedangkan proposal dari Lust Company ia tanda tangani dan terima.
"Namun tuan saya dengar Lust Company diujung tanduk kebangkrutan," ujar Bela selaku sekertaris Sean mengantisipasi bosnya agar tidak ceroboh memilih partner.
"Saya atau kamu bosnya?" Sean bertanya dengan dingin kearah Bela sedangkan Bela hanya mengangguk dan langsung keluar dari ruangan bosnya.
.
"Halo Mr. Reid senang bertemu anda kembali," ujar Cia yang menekan kata kata terakhirnya namun tidak melupakan senyum hangatnya. Sedangkan Sean hanya mengangguk dan menatap tajam kearah Cia.
"Pasti anda sudah mencari tahu tentang perusahaan saya bukan? lalu mengapa anda masih menyetujui kerjasamanya?" Cia menaikan alisnya dan tersenyum hangat sambil menatap Sean.
"Saya yang menentukan semuanya Mrs. Lustre." Sean memajukan badannya mendekatkan kearah meja rapat yang hanya di hadiri Sean dan Cia.
"Oh bagus, suatu kehormatan untuk Lust Company bisa bekerja sama dengan JW Company," ujar Cia, Sean menampilkan smirknya dan menggetuk ngetukan jarinya diatas meja.
Mereka berbincang mengenai kerja sama mereka namun hanya Cia yang banyak bicara sedangkan Sean hanya menatap tajam kearah Cia.
"Baiklah saya pamit undur diri dahulu Mr. Reid." Cia berjabat tangan dengan Sean dan mulai melangkahkam kakinya menuju pintu keluar ruangan rapat itu.
"Masih adakah saya disana Mrs. Lustre?" seketika Cia memberhentikan tangannya yang ingin meraih gagang pintu dan dengan cepat dirinya berbalik kembali kearah Sean yang menatapnya dengan bersedekap dada.
Tunggu! ada tatapan sendu disana tidak seperti sebelumnya "Maaf Mr. Reid anda berbicara dengan saya?" Cia tersenyum dengan hangat dan membuat Sean mengangkat alisnya.
"Berbahaya." Sean hanya menggeleng dan kemudian Cia melanjutkan jalannya kembali
.
Bruk
"Ahhh maaf," ujar Cia meminta maaf kepada seseorang yang ia tabrak saat ingin keluar dari lift."Tidak tidak apa apa, maaf apa kamu karyawan baru disini? saya tidak pernah bertemu dengan kamu sebelumnya." wanita muda itu menanyai Cia dengan sopan.
"Tidak saya hanya sekertaris dari Lust Company," wanita itu hanya mengangguk ngangguk dan kembali berjalan bersama anak perempuan yang sedari tadi digendongnya.
Cia tahu! Cia bahkan ingat dengan anak kecil yang di gendong oleh wanita muda itu.
Ternyata istri Sean bukanlah Bianca namun melainkan wanita muda itu
•••
Hy kalian, have a nice day✨
I hope u Enjoy:)
Don't forget to vote and Comment ❤️Instagram: @funart.99
Twitter: ASean89768949Jangan lupa untuk tersenyum:)
So yeah i love u guys makasih udah baca
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Ketos(Complete)
Roman d'amour⚠️ SILENT RIDERS⚠️ Cerita selesai!!!! "Aduh papa kan Cia cuman jorokin Sean doang enggak sampai nusuk Sean, lagian kan papa tau Cia sayang Sean hehe" "Pacar masa depan" Aprilicia Lustre "cuman!" "Sentil dahi? Why not!" Sean Reid Mungkin cerita ini u...