Sudah seminggu Cia berbaikan dengan mama juga papanya dan sudah 2 hari yang lalu mamanya kembali ke Singapura untuk melanjutkan pengobatannya.
"Sean," ujar Cia menumpukan kepalanya keatas bahu Sean yang sedang duduk disebelahnya sambil memakan kue bakpau. "Hmmmm." Cia melirik sedikit kearah Sean dan membuang napas beratnya.
"Makasih yah karena lo gue jadi baikan sama mama papa gue." Cia mengangkat tangannya menuju pinggang Sean dan Sean yang tau niat Cia segera membawa Cia kedalam pelukannya agar Cia lebih leluasa memeluk pinggangnya dan jadilah kepala Cia sekarang berada di dadanya dengan Sean yang masih menikmati bakpau nya.
"Makasih juga lo udah hadir dalam hidup gue, makasih juga lo udah mau kasih kesempatan buat gu......" Belom selesai Cia mengucapkan kata katanya Sean lebih dulu menyumpal Cia dengan bakpau yang ia pegang.
"Jangan bilang gitu, gue bisa kenal sama lo karena emang takdir, gue bisa deket bisa sayang sama lo karena takdir jadi jangan bilang makasih, gue gak mau denger lo bilang makasih dan juga soal mama papa lo itu sebenernya gue cuman perantara pembantu doang." Sean menegaskan semua perkataan Cia yang di anggap berlebihan.
Sean melepaskan pelukannya dan menghadap kearah Cia kemudian memegang pundak Cia "Lo itu penting buat kehidupan gue Ci." Sean berkata dengan tegas dan menatap Cia dengan lekat. Cia hanya diam seribu bahasa dan hanya tersipu malu.
"Ehhh bisa malu juga, gue kira lo cewek rada rada." Cia yang awalnya malu kini mulai merubah mimik wajahnya menjadi sangar. "Apa lo bilang cewek rada rada? heh lo gak nyadar cewek rada rada ini tuh cewek lo tau," ujar Cia lalu meninju bahu Sean dan meleletkan lidahnya.
Sean hanya tersenyum miring kearah Cia "Masa?" Cia yang kesal memilih menginjak kaki Sean yang terbalut sepatu sekolahnya itu. "Awsh... Sakit Aprilicia." Sean mengaduh kesakitan dan memegang kakinya.
"Rasain tuh injekan maut haha." Cia tertawa hingga ujung matanya terdapat sebuah cairan putih yang menggenang.
Sean yang melihat Cia bahagia hanya mematung di tempat dan ikut tersenyum "Selesaikan Ci, ternyata kuat lo cuman sampai pas lo ketemu mama lo doang, tapi masalah obat penenang gue bakalan berusaha."
"Sean ihhhh, gak dengerin gue ngomong yah?" Cia mengibas ngibaskan tangannya kearah depan wajah Sean. "Hah apa? Kenapa?" Sean mulai kembali dengan dunia nyatanya.
"Ishhhh nyebelin, gak jadi deh keburu kesel duluan, udah ahh... ayo turun." Cia menarik dasi Sean untuk mengikuti arah jalan Cia hingga dasinya tak beraturan.
Sean hanya diam dan mengikuti langkah Cia menuruni rooftop. "Makanya Se kalo makan makanan tuh yang bergizi biar gak salah fokus."
Cia terus mengoceh dan hanya dibalas dengan helaan nafas Sean. Saat sampai dibawah Cia memutar badannya menghadap Sean dan merapihkan kembali dasi Sean.
"Kamu jangan ngedesah sembarangan Ci nanti bahaya," ujar Sean berbisik kearah Cia. Cia yang awalnya tenang langsung membelalakan matanya kearah Sean dan menghentikan kegiatannya. "Ma maksud lo apaan? ngedesah apanya?" Cia yang bingung dengan perkataan Sean yang sedikit ambigu membuat kepalanya pening.
"Itu yang.... Ishhhh nyebelin gak jadi deh keburu kesel duluan, udah ahh... ayo turun" Sean memeragakan ucapan Cia dengan aksen seakan akan Cia yang berbicara.
Kemudian Cia yang tersadar pun langsung mininju bahu Sean "Tuh kan! lo kurang gizi! ntar gue bawain makanan 4 sehat 5 sempurna deh," ujar Cia menaikan oktaf suaranya dan berlari menuju kelasnya. Keadaan sekitar menjadi melihat kearah Sean namun Sean tidak perduli itu.
Sean yang ditinggal oleh Cia hanya terkekeh dan menggeleng geleng.
.
"Minggu depan hari terakhir kita berjuang di sekolah ini, jadi manfaatin seminggu kita ini untuk have fun dan belajar tentunya." Sesil memperingati temen temen kelasnya.
"Iya tuh gue setuju sama Sesil kita harus bisa lulus semuanya, dan sorry kalo gue selalu bikin kalian kesel selama 3 tahun ini." Cindy merundukan kepalanya kearah lantai karena tak mampu membendung buliran air matanya.
Sesil yang melihat itu mulai mendekati Cindy dan memeluk Cindy "Maafin gue juga Cin, kalo gue bikin lo kesel mulu." Sesilpun juga mulai menangis dipelukan Cindy.
Anak anak dikelas 12-IPS3 mendadak menjadi melow. Cindy selaku ketua kelas memilih untuk menggunakan jam free classnya dengan acara perpisahan kecil untuk teman temannya di sini.
Cia, dia hanya menatap satu persatu teman temannya, dulu saat pertama kali dia masuk sekolah ini karena dia gak mau ketergantungan oleh papanya. Suka dan duka dia lewati bersama teman temannya ini disaat classmeet disaat event disaat ujian praktik, disaat dia bolos, disaat dia mengerjai gurunya, disaat dia berantem dengan teman temannya, kaka kelasnya, dan yang lainnya. Banyak banget yang udah di lewati oleh Cia namun siap tidak siap dia harus merelakan perpisahan bersama dengan teman temannya.
Saat mata Cia memandang kearah Daffa dia mulai tersenyum dan mulai teringat bagaimana baiknya cowok itu pertama kali saat baru kenal, bagaimana ribetnya cowok itu saat ujian praktik, bagaimana manisnya cowok itu saat sedang tersenyum saat bersamanya, dan bagaimana bodohnya cowok itu pernah membuat Cia menjadi barang. Namun Cia sudah memaafkan itu semua.
Cia mendekati Daffa yang memang sedang memandang kearahnya dan mulai memeluk Daffa. Daffa tersenyum dan balas memeluk Cia "Daf maafin gue yah? kalo tiga tahun ini gue enggak jadi seperti apa yang lo mau." Cia mulai menangis dipelukan seorang Daffa karena merasa bodoh telah marah yang berlebihan kepada Daffa karena hal sepele.
"Enggak kok, lo gak salah, lo udah baik banget sama gue, harusnya gue yang minta maaf, maaf gue udah buat lo nangis dan gak nyaman selama kenalan sama gue," ujar Daffa lalu melepaskan pelukannya dan mengusap pipi Cia yang berlinangan air mata dengan ibu jarinya "Jangan nangis." Daffa tersenyum kearah Cia.
Cia hanya mengangguk dan mengusap air matanya sendiri "Kita masih bisa ketemukan?" Daffa menanyai itu kepada Cia dan membuat Cia diam.
"Entah lah, gue masih belum tau" Daffa menghela napas beratnya dan mulai mengusap puncak kepala Cia.
.
Seminggu terlewat dengan begitu cepat. Setapak demi setapak waktupun berjalan menyusuri porosnya. Hingga sampai disini! Cia berada di salah satu ruang komputer untuk menentukan masa depannya nanti. Lulus/tidak lulus dirinya.
Cia berjuang bersama teman temannya dengan bersusah payah dan sampai selama 4 hari berturut turut Cia hanya menghabiskan waktunya untuk belajar, belajar dan belajar. Karena baginya sudah cukup dia menjadi gadis berandal, dia berencana akan meluruskan hidupnya.
•••
Saat revisi ini kenapa saya ngerasa sedih banget yah? HUHU:( saya kangen temen temen SMK saya 😭👉🏻👈🏻
Hy kalian, have a nice day✨
I hope u Enjoy:)
Don't forget to vote and Comment ❤️Instagram: @funart.99
Twitter: ASean89768949Jangan lupa untuk tersenyum:)
So yeah i love u guys makasih udah baca

KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Ketos(Complete)
Romansa⚠️ SILENT RIDERS⚠️ Cerita selesai!!!! "Aduh papa kan Cia cuman jorokin Sean doang enggak sampai nusuk Sean, lagian kan papa tau Cia sayang Sean hehe" "Pacar masa depan" Aprilicia Lustre "cuman!" "Sentil dahi? Why not!" Sean Reid Mungkin cerita ini u...