Hayo bosen gak nungguin Sean Cia? :"
Btw rada gak nyambung gak sih judulnya? Haha.Maafin aku yang selalu memberikan judul asal jadi asal cetak wkwkw karena aku tuh pemalazz yang akut.
.
"Vi kenapa kamu lebih milih pertahanin Ale dibanding pertahanin hidup kamu didunia ini?, apa kamu udah tau kalo kamu ujungnya gak akan sama aku? jadi kamu lebih mempertahankan Ale?, Vi kamu itu buat aku wanita ketiga yang berharga setelah mama dan Cia," ujar Sean memandang foto pernikahannya bersama Violet yang berada ditengah rumah utamanya yang ia beli hasil dari bekerja kepada papanya saat ia masih kuliah. Lagi pula hanya rumah ini yang tidak disita oleh bank. Karena rumah ini atas nama Viona yang telah ia berikan kepada sang istri.
"Makasih Vi karena kamu aku tau bagaimana cara untuk bertanggung jawab, aku udah janji sama Rayno buat jaga Cia, buat nikahin Cia, mungkin maksud kamu ini kan Vi? kamu gak suka laki laki yang ingkar kan Vi? agar aku bisa bersatu sama Cia itu maksud kamu kan? agar aku gak jadi orang ingkar soalnya kamu gak suka? Iya kan?"
Sean menghela napas sebentar dan melanjutkan perkataannya "5 tahun kamu pergi nanti 2 bulan lagi tepat 20 Mei kamu dan Ale bertambah umur dan tahun kematian kamu."
Sean meneteskan beberapa air mata dan berusaha untuk tegar.
"Ale persis seperti kamu, namun matanya seperti aku." Sean menghela napas beratnya dan segera melangkahkan kakinya kearah ruang kerjanya.
.
"Semua sudah di berikan kepada pihak berwajib sekarang sedang dalam penyidikan." Andre memberikan surat gugatan pengadilan kepada Sean.
Sean tersenyum dan segera mengenakan jasnya "Hari ini semua harus menjadi saksi, tak terkecuali satu pun, ahhhh hadirkan Cia bersama dengan Devana diruang sidang sore nanti." Andre dan Bela hanya saling pandang dan mulai menjalankan perintah bosnya meskipun rada aneh menurut mereka.
.
"Tuan, lebih baik tuan titipkan Ale kepada saya saja dan saya akan diluar menunggu tuan." Sean menggeleng.
"Ini sudah penawaran mu yang ke delapan, sudalah saya tetap membawa Ale, Ale tidak akan rewel tenang lah." Sean meyakinkan sekertarisnya yang mengkhawatirkan Ale.
.
"Sean," ujar Cia membulatkan mata karena dia kaget saat siang tadi dia diberitahu untuk datang kepengadilan karena dipanggil sebagai korban.
Setahunya dia belum memberikan semua bukti yang ia kumpulkan kepengadilan namun kenapa bisa dia dipanggil sebagai korban?.
"Gila aku tau dia banyak uang namun bukannya dia juga sudah bangkrut?" Cia menepuk nepukan kepalanya hingga Sean yang tak sengaja melihat Cia di depan toilet dan melakukan hal itu mulai mendekati Cia.
"Kamu gila menepukan kepalamu? jika kamu sudah depresi berobatlah ke RSJ." Cia lagi lagi terkesiap.
Bagaimana tidak! Sean merubah lo gue menjadi aku kamu!
"I itu tadi gu..." Sean menarik lengan Cia dan membuat Cia membentur dada sebelah kanan Sean karena disebalah kirinya terdapat putri Sean yang diperkirakan Cia telah berumur 3-5 tahun.
Cia kemudian tersadar dari lamunannya dan berusaha untuk mendorong dada Sean namun gagal Sean tetap menariknya dan menekannya hanya dengan satu tangan.
"Apa yang lo lakukan Sean," ujar Cia mendongakan kepalanya dan berbisik kearah Sean agar tidak membangunkan putri Sean.
"Memelukmu apa lagi?" Sean ikut menundukan kepalanya untuk melihat manik Cia yang hitam pekat.
Cia membatu dan merasakan desiran desiran seperti dahulu saat dia masih SMA "Semangat! aku akan mendukungmu didalam." kemudian Sean mengecup kening Cia dan berlalu pergi.
Sedangkan Cia dia hanya terus membatu dan mencerna semua sikap Sean terhadapnya. Bodoh!
."Jadi anda Devana? Mantan Sean yang menghancurkan perusahaan saya dan juga kalian Mr. Alex, Mrs. Jonovan? saya sungguh tidak menyangka hebat sekali kalian berani mengkhianati perusahaan yang dengan baiknya sudah menampung sampah seperti kalian selama 6 tahun dan menggaji kalian juga, bodoh!" Cia berbicara namun dengan raut tersenyum dengan ramah.
"Semua bukti sudah terkumupul dengan jelas dan percepatlah semua proses hukumnya." Sean dengan tenang sambil menggendong Ale berdiri dari bangkunya.
"Mr. Reid tenang sebentar, kami masih mempertimbangkan ini semua sedari tadi pagi, saya tau perusahaan andapun juga terseret kedalam kasus ini dan mengalami kebangkrutan namun lebih baik anda bersabar sedikit." Seorang hakim berbicara dengan tegas kearah Sean.
Sean hanya menghela napasnya dan mendudukan kembali dirinya sambil mengusap ngusapkan kepala putrinya.
.
Sidang sudah berjalan selama 5 jam hingga sekarang tepat pukul 8 malam mereka diintrogasi terus menerus dan pihak Sean terus menyudutkan pihak Devana agar kasus ini dia yang menangkan karena dari awal dia ingin Devana bersama antek anteknya berlutut dihadapan Cia dan memohon ampun.
.Tepat pukul 10 malam sidang tetap berlanjut dengan perdebatan yang alot namun tetap dimenangkan oleh Sean dan juga Cia, Devana telah di vonis selama 15 tahun penjara dan juga denda sekitar 857 juta rupiah.
Itu semua berkat kerja kerasnya yang tak sia sia, bahkan di penghujung persidangan dia telah mendapatkan Devana beserta anteknya berlutut dihadapan Cia.
Dia selalu menampilkan smirknya seusai persidangan selesai "Memenangkannya heh?" Andre tersenyum dan memberikan Ale kepada Sean yang sedari jam 7 sudah dibawa oleh Bela untuk makan malam.
"Yah dan itu berkat kalian." Sean menatap sang putri yang kelelahan menunggunya.
"Siapkan mobil saya, dan kalian boleh pergi setelah itu, terima kasih atas bantuannya." Andre hanya menganggukan kepalanya dan berjalan menuju parkiran.
Saat Sean hendak keluar dari gedung pengadilan itu dia diberhentikan oleh Cia "Tunggu," ujar Cia menatap Sean dengan kesal dan bahagia?.
"Ada apa?" Sean pura pura untuk tidak tahu.
"Sudahlah Se enggak usah pura pura gak tau, kamu udah nyeritain semuanya didalam pengadilan tadi dan... dan aku mengucapkan banyak makasih, aku fikir kamu yang jahat sama aku." Cia menatap Sean dengan tulus.
Sean tersenyum dan membawa Cia kepelukannya dan hanya ditahan oleh Cia karena Cia tidak ingin membangunkan putri Sean.
"Oh iya kenalkan dia putriku namanya Ale," Sean mengenalkan Ale kepada Cia dan mampu membuat Cia merasakan sakit didadanya.
"Ahhh i... iya maaf ahhh maksudnya selamat, dimana mamanya kenapa tidak ikut kepersidangan?" tanya Cia.
"Mamanya sudah sama tuhan Mrs. Lustre," ujar Sean hanya menampilkan smirknya dan mengusap kepala Cia.
"Nanti semuanya akan aku ceritakan." kemudian Sean menarik Cia untuk ikut dengannya.
."Aku suka kalo kamu lembut kayak gini bahasanya" -Sean
•••
Hy kalian, have a nice day✨
I hope u Enjoy:)
Don't forget to vote and Comment ❤️Instagram: @funart.99
Twitter: ASean89768949Jangan lupa untuk tersenyum:)
So yeah i love u guys makasih udah baca

KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Ketos(Complete)
Romance⚠️ SILENT RIDERS⚠️ Cerita selesai!!!! "Aduh papa kan Cia cuman jorokin Sean doang enggak sampai nusuk Sean, lagian kan papa tau Cia sayang Sean hehe" "Pacar masa depan" Aprilicia Lustre "cuman!" "Sentil dahi? Why not!" Sean Reid Mungkin cerita ini u...