9.

3.9K 152 11
                                    

"Gue gak suka lo yang egois gini, gue sama Daffa cuman temenan doang gak lebih dan lo enggak harusnya benci gara gara Daffa deket sama gue," Cia berbicara dengan serius.

"Cia bukan itu doang alasan gue benci Daffa," ujar Sean mengusap mukanya dengan frustasi.

"Terus apa! Jelasin sama gue, selengkap lengkapnya," ujar Cia menaikan intonasi suaranya.

Sean berfikir sejenak dan menghelakan nafasnya dengan berat. "Lo inget pas kita class meet? Pas kelas gue tanding basket sama kelas lo?, disitu Daffa bilang sama gue, siapa yang menang akan dapetin lo dan yang kalah akan lepasin lo," ujar Sean memegang pundak Cia yang duduk disebelahnya.

"Dari situ lo bisa nilai kalo dia tuh brengsek jadiin lo bahan taruhan." Sean melihat manik mata Cia dengan cermat. "Apa lo terima ajakan dia?" Cia mulai berbicara dengan dingin namun Sean hanya diam dan hanya menundukan kepalanya.

"JAWAB SEAN!" sekarang gantian Cia yang memegang pundak Sean dan menekannya. "Iya karena gue terpaksa Cia, dia bilang dia akan nyelakain lo, akan ngusik lo terus dan gue gak suka," ujar Sean berbicara dengan lirih dan menyorotkan mata yang sendu.

"Yah tapi lo harusnya mikir Se, lo harusnya cari cara lain enggak dengan taruhan dan jadiin gue kayak barang, lo! Sama aja kayak dia," Cia menunjuk Sean dan memilih keluar dari taman bunga itu.

.

"Sean brengsek, sama aja dia sama yang lain gue kira dia beda makin kenal dia lama lama makin kebuka kebrengsekannya semua, dia fikir gue barang apa, gue benci lo Se." Cia benar benar marah saat mengetahui itu.

Jika Cia disuruh menunggu dan berjuang ia akan menguatkan dirinya namun Cia akan kecewa saat dirinya di jadikan seperti barang.

.

"Cia lo kemana aja sih kok 2 hari kemarin lo enggak masuk?" Sesil mendatangi rumah Cia dengan Rey.

"Iya gue sakit jadi enggak masuk, Rey jangan bilang sama temen lo yah gue sakit," Cia menutupi semua badannya dengan selimut kecuali kepalanya. Reynan hanya menganggukan kepalanya.

"Lo kenapa sih kesian tau dia nyariin lo selama dua hari, lagian dia kan sering kesini tapi kata dia lo gak pernah bukain pintu buat dia," ujar Sesil sambil mengusap rambut Cia namun buru buru Cia tepis tangan Sesil.

"Kalo lo dateng cuman mau bahas dia mending lo pulang, gue mau tidur." lalu Cia membalikan badannya kesamping dan membelakangi mereka.

"Kita pulang aja mungkin Cia mau istirahat," ujar Reynan, lalu Sesil dan Rey pamit dan bergegas untuk pulang.

.

"Aku gak ngerti deh sama hubungan Cia sama Sean dia tuh enggak pacaran tapi udah kayak orang pacaran." Sesil jengah dengan kelakuan sahabatnya itu dan juga kelakuan temannya Rey.

"Udah lah gak usah di fikirin itu kan hubungan mereka biar mereka aja yang jalanin kita cukup bantu sebisanya aja." Reynan hanya mengusap kepala Sesil dan kemudian mereka Tosan ala mereka sebelum Sesil memutuskan masuk kerumahnya.

.

Tepat hari ini adalah hari ketiga Cia tidak masuk sekolah dan tiga hari pula juga Sean di pusing kan dengan cara meminta maaf kepada Cia.

"Se mau kita bantuin buat lo minta maaf gak?, lagian itu bukan salah lo kok salah si anak dugong aja tuh ngajakin lo taruhan," Bian yang kesal dengan masalah Sean dan Cia pun mulai ambil suara.

Sean yang di tawari hanya menggeleng kan kepalanya. "Yaelah dari pada hubungan lo sama si Aci enggak tentram kan enggak baik baikan jadi kita bantuin sini," ujar Rayno dan lagi lagi Sean menggeleng.

"Heh lo sama aja kayak Reynan manggil sahabat gue Aci nama dia Cia bukan Aci," ujar Sesil, dia yang sedang makan pun menghentikan makannya karena mendengar nama sahabatnya di ubah. Akhir akhir ini Sesil jadi makan bersama Reynan dan teman temannya.

"Sama aja kali Salisil." Sesil sangat amat teramat geram. "Heh lo kira gue bedak!," ujar Sesil yang kesal dan menimpuk Rayno dengan bakso yang ada di atas mangkuknya.

Namun basonya malah jatuh kedalam kantong Rayno dan diambil oleh Rayno. "Wetssss mayan nih bakso," kemudian memakan baksonya.

Yang lain hanya menatap jijik pada Rayno

.

"Cia gue didepan astagah lo masih gak mau ketemu gue, gue minta maaf dengan tulus sama lo Cia." Sean teriak dari gerbang Cia.

Sean sudah berdiri hampir 20 menit dan dengan berat hati Sean memilih untuk pulang kerumah.

Diatas rumah Cia, Cia hanya menangis dan neratapi nasibnya yang akhir akhir ini moodnya gampang hancur. "Ma tau gak biasanya kalo Cia sakit gini mama selalu ada buat Cia dan mama selalu obatin Cia, tapi ma kadang Cia juga masih suka inget yang mama ninggalin Cia pas Cia sakit, ma Cia mau cerita sama mama kalo orang yang Cia sayang orang yang Cia mau kenalin ke mama dari dulu ternyata gak sebaik yang Cia kira ma, emang Sean udah bilang ke Cia kalo dia sayang Cia tapi Cia masih enggak bisa terima dia jadiin Cia kayak barang ma," ujar Cia sambil menangis dan hanya mampu melihat bingkai sang mama.

"Apa mama tau semenjak mama pergipun papa jadi tambah sibuk." kemudian Cia memilih untuk masuk kealam bawah sadarnya

.

"AHHHHH CIA! AKHIRNYA LO MASUK JUGA," teriak Sesil dengan kencang yang mampu membuat seisi kelas pada menutup kupingnya. "Ihhhhh berisik banget lo kayak kaleng rombeng." Cia memilih duduk ditempatnya dan menelungkupkan kepalanya keatas meja.

Sesil yang melihat itupun langsung mengecek suhu tubuh Cia namun tidak mendapati badan Cia panas. "Gue enggak apa apa Sesil ngomong ngomong gue minta maaf yah sama lo yang waktu itu gue ngusir lo." Cia langsung menghadapkan badannya kearah Sesil dan dengan tangan yang saling mendekap sebagai permohonan maafnya.

"Iya enggak apa apa kali gue tau lo lagi butuh sendiri," ujar Sesil dan langsung mendekapkan tangannya juga diatas tangan Cia.

"Ntar istirahat gue traktir deh hehe," ujar Cia cengengesan dan mendapat jempol dari Sesil

.

"Mau kemana lo bege," Sesil berbisik kearah Cia karena Cia ingin meninggalkan kelas.

"Jangan bilang bilang, gue mau bolos kekantin ntar lo kekantin aja yah gue ada pasti disana," Cia berbisik lalu melajukan kakinya kearah meja guru.

"Bu Damar hehe saya mau izin ke toilet yah bu," ujar Cia sambil cengengesan dan berlagak seakan dia sedang menahan untuk buang air kecil.

"Halah paling kamu cuman mau bolos, saya udah tau, kenapa sih enggak betah banget dikelas saya, lagian jam istirahat masih ada 2 jam lagi Aprilicia Lustre," ujar bu Damar dengan sengit.

"Hehe 100 buat ibu ntar kapan kapan saya traktir makanan deh bu, yah saya kebelet hehe bye ibu." Cia langsung melarikan dirinya dan langsung menuju kantin.

.

"Bu saya kekamar mandi yah bu"

•••
Hy kalian, have a nice day
I hope u Enjoy:)
Don't forget to vote and Comment ❤️

Instagram: @funart.99
Twitter: ASean89768949

Jangan lupa untuk tersenyum:)
So yeah i love u guys makasih udah baca

Lovely Ketos(Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang