20.

3.2K 127 12
                                    

Aku rindu bukanlah sekedar rindu. Aku menunggu bukanlah sekedar menunggu. Setapak demi setapak waktu terlewatkan. Bagiku ini adalah hal berat yang kurasakan. Ego ku bilang aku harus egois terhadap hak ku. Namun logika ku berkata aku harus siap dengan resiko ku -Cia

.

Semua berjalan normal. Bahkan sangat normal hingga sebuah rasa tertampung oleh Cia sampai menumpuk hingga menjadi gunung dihatinya. Ia ingin sekali egois namun logikanya lah yang mengalahkan segalanya. Dia berani mencintai Sean dan harus berani juga menerima semua resikonya.

9 tahun berjuang dinegeri orang memang bukanlah mudah. Mama Cia meninggal setahun setelah baikan dengan Cia. Entahlah, mamanya lebih suka menyerah kepada semuanya. Dan papanya? Ada saat ini, namun dirawat di Singapura. Sama seperti dulu saat sang mama dirawat. Yang membedakan hanya sang papa yang sakit akibat gagal ginjal yang dideritanya.

"Dokter, gimana keadaannya dok?" Cia berharap cemas karena kondisi sang ayah yang sedang ngedrop total. "Tenang lah Cia dia sedikit membaik banyak banyak lah berdoa," ujar Dr. Erwan dan ia adalah salah satu dokter rumah sakit yang telah merawa mama dan papanya dan dialah yang sudah berjuangan menyembuhkan penyakit mama dan juga papanya.

"Iya dok," ujar Cia menatap sang papa yang terbaring lemah di atas kasurnya.

.

"Nona anda harus berangkat ke Jakarta sekarang, karena perusahaan yang di Jakarta menjadi anjlok." Cia langsung menghadap kearah Patrick selaku sekertarisnya.

"Jangan main main Patrick saya tidak suka kamu bercanda." Cia menaikan sedikit alisnya. "Saya serius nona." Patrick mengeluarkan tablet yang berisikan dokumen disana dan angka penurunan drastis keuangannya atas perusahaan tekstilnya. "Saya berasumsi bahwa ada yang menggelapkan dana dan penghianat dari perusahaan pesaing nona." Cia yang mendengar itu langsung memijat keningnya yang sangat pusing.

Bagaimana tidak saat ini pilihannya hanyalah dia harus pergi ke Indonesia atau dia harus menjaga sang papa yang drop.

"Patrick suruh Anne menjaga papa disini selama saya di Indonesia." Patrick hanya mengangguk dan menjalankan perintah nonanya.

"Sial" Cia mendesis dan segera bersiap. Saat bersiap Cia tak sengaja menyenggol foto Sean yang ada dimejanya yang tengah tersenyum.

Hilang kontak? Hah hal bodoh yang Cia lakukan saat memutuskan untuk segera terbang ke Singapura tanpa memberitahu Sean. Bagaimana keadaannya sekarang?.

.

Cia berjalan di lobi kantornya semua hanya menatapnya dan kebingungan siapakah perempuan itu?.

Karena saat Cia dinobatkan menjadi penerus utama perusahaan Lust Company ini 9 tahun lalu, Cia tidak pernah menampakan batang hidungnya disini dan hanya dia handle dari Singapura.

"Siska mana?" Cia berteriak diruangannya. Lalu ada seseorang perempuan masuk kedalam ruangannya. "Maaf bu saya terlambat." Cia hanya memijat pelipisnya dan duduk dikursinya. "Bagaimana ini semua bisa terjadi dan bagaimana kamu bisa terlambat 3 jam Siska!" Cia membentak orang kepercayaannya ini dan orang yang mengendalikan perusahaan sang papanya ini.

"Maaf bu karena... Karena..." Cia yang geram langsung menggebrak meja dan mengakibatkan getaran. "Kamu keluar." Cia berubah menjadi dingin.

"Patrick saya gak mau tau, cari sampai keakar akarnya titik permasalahan ini." Patrick hanya mengangguk dan segera keluar membiarkan Cia menenangkan fikirannya.

.

Cia sudah hampir satu minggu di Indonesia dia kembali lagi kerumahnya yang dulu dia tempati.

"Mbak dulu pas saya pergi dari sini ada yang nyariin saya gak?" Cia menanyai kepada pembantunya yang memang sudah bekerja sangat lama dengan keluarganya.

"Lupa non itu kan udah 9 tahun lalu, oh iya non 6 tahun lalu ada undangan untuk non." Mbak rum mengambil undangan yang ia terima lalu kemudian memberikannya kepada Cia.

"Sesil? Reynan? Wah tuh anak berdua gercep amat udah nikah aja." Cia terkekeh dan segara membuka undangan yang satunya lagi.

"Palingan punya Rayno" Cia berasumsi seperti itu namun saat dia benar benar membuka undangannya dia sangat terkejut.

Mendadak matanya perih dan tangannya mendadak kaku. "Sean?... Devana?...mantanya?" Cia berucap dengan lirih dan meletakan undangan itu keatas nakasnya kembali.

"Jadi itu akhir dari segalanya Se? Iya gue ikhlas" Cia diam membeku di sofanya dan memandang kosong kedepan. Ini semua karena salahnya yang tak mengabari Sean. Ini semua salahnya yang begitu bodoh.

.

Cia kembali memporsir tubuhnya untuk bekerja dan bekerja. Patrick yang melihat itu sungguh merasakan pedih. Cia seorang perempuan berumur 27 tahun sudah membendung semua masalahnya sendiri.

"Nona lebih baik minggu ini nona keluar mencari udara segar, saya akan menemani nona berjalan jalan kemanapun nona, tinggalkan pekerjaannya sejenak saya akan menyuruh Roni untuk masalah ini." Cia yang mendengarnya hanya menghela napas dan hanya mengangguk karena Patrick sudah berkali kali membujuknya untuk menghentikan kegiatannya.

"Ayo saya akan bersiap dulu," ujar Cia yang mulai berdiri dari ruangan kerjanya dan menuju kamarnya mengganti pakaiannya.

.

Cia dan Patrick menyusuri segala macam makanan yang ada di taman ini hingga Cia kekenyangan sampai dia berniat untuk mencari temapat duduk.

"Patrick saya kenyang banget." Cia berbicara kepada Patrick dan menyandarkan kepalanya dibahu Patrick. Cia merasakan usapan dikepalanya. Itulah sifat Patrick yang sudah seperti pelindung baginya.

Saat Cia sedang asik menelaah pandangannya kedepan dia membeku seketika. Seannya! saat ini Seannya ada didepan matanya sedang menggunakan kaos hitam dan jins pendek yang pas dengan tubuhnya.

Seannya sudah menjadi sosok yang berwibawa. Seannya sudah berubah tubuhnya sedikit berisi akan otot otot yang ada ditubuhnya dan kulitnya yang sedikit kecoklatan. Seannya berubah menjadi sosok "Ayah?". Tunggu maksudnya? kepala Cia berputar kembali kepada undangan yang di berikan mbak Arum kepadanya. Seorang anak perempuan digendongan Sean menunjuk kearah salah satu makanan. Membuat Sean berjalan menuju kearah makanan yang berada di belakang Cia dan Patrick. Saat Sean melewati Cia dia hanya melirik Cia sekilas dan lanjut kepada jalannya.

Seannya telah berubah total. Cia tahu itu karena tadi saat pandangan Sean jatuh kearahnya, Sean seakan tidak kenal. Cia membeku dan segera menarik Patrick menuju mobilnya.

"Ada apa nona?" Cia hanya menggeleng dan menyuruh Patrick melajukan mobilnya. Saat mobilnya melaju Cia membuang arah pandangnya ke kaca mobil dan tanpa terasa air matanya mengalir membelah menjadi lautan. Cia merasakan sakit teramat dalam sampai ujung tulangnya.

Inikah semua pembalasan untuknya?
Patrick yang melihat Cia menangis hanya bingung dan mengangkat alisnya

"Nona apa anda baik baik saja?" Cia hanya mengangguk menanggapi pertanyaan Patrick.

"Nona apa nona lupa saya sudah bekerja dengan keluarga nona hampir 13 tahun, dan saya sudah menganggap nona sebagai adik saya, jadi jangan sungkan untuk cerita ke saya," ujar Patrick, Cia lagi lagi hanya mengangguk dan membuang napasnya secara kasar.
•••
Hy kalian, have a nice day
I hope u Enjoy:)
Don't forget to vote and Comment ❤️

Instagram: @funart.99
Twitter: ASean89768949

Jangan lupa untuk tersenyum:)
So yeah i love u guys makasih udah baca

Lovely Ketos(Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang