Temen temen semuanya, kalian bisa manggil aku Ale yah😉❤️
.
Tau mengapa aku menyukai awan? Namun terkadang membenci awan? Karena awan begitu lemah dan indah pada waktu tertentu. Aku membenci awan karena dia Cepat berubah saat angin menerpa. Cepat berurai saat hujan melanda. Namun aku menyukai awan saat dipenghujung waktu senja dan fajar. Karena awan akan lebih bewarna di setiap sisinya. -Cia
.
"So... apa hubungan kalian berdua?" Sesil sudah mengintimidasi Cia yang sedari tadi sibuk dengan makanannya. "Udah berapa ratus kali lo ngomong gitu Sil, lo gak liat apa gue lagi makan," ujar Cia sambil menatap heran kearah Sesil.
"Tapi apa susahnya jawab pacaran atau enggak." Sesil mulai terpancing emosinya kemudian Reynan mengusap punggung pacarnya. "Eh Salisil lo emosian aja heran," ujar Rayno.
Rayno malah membuat Sesil murka dan kemudian memilih untuk berdiri sambil menggebrak mejanya dan langsung pergi dari meja tersebut. "Si anjir, gegara lo nih nambah masalah aja lo," Reynan menjitak kepala Rayno dan pergi menyusul Sesil.
Cia dan Sean hanya diam saja melihat itu dan memilih untuk melanjutkan makan. Namun Cia malah mendapatkan sentilan di jidat "Pelan pelan," Sean melotot kearah Cia dan membuat Cia tersenyum lima jari.
.
"Yahelah maaf kali Sil nanti deh pas pulang sekolah gue jelasin," ujar Cia mencoba meraih tangan Sesil diatas meja namun ditepis oleh Sesil. "Enggak usah, udah telat enggak mood gue," ujar Sesil lalu Cia mempoutkan bibirnya dan memilih untuk diam.
Di sisi lain Daffa hanya melihat kearah bangku Cia dan meratapi kebodohannya dulu. "Pokoknya gue harus minta maaf sama Cia," Daffa bergumam sampai lengannya di senggol oleh Dodi teman sebangkunya. "Lo kesurupan? Kok lo ngomong sendiri." Daffa hanya memukul kepala Dodi dengan pulpennya.
.
"Gitu sil ceritanya nah gue sama Sean itu belum ada apa apanya sih tapi tunggu aja hehe," ujar Cia sambil cengengesan dan menggandeng tangan Sesil.
Mereka menyusuri lorong yang memang sudah sepi karena sekarang sudah pukul 17:00, saat mereka sampai di lapangan sekolah Cia mengedarkan pandangannya, "Mana tuh si Reynan sama Sean lama banget deh, lagian dia ngapain sih masih ngurusin ekskul futsal kan kita udah kelas tiga udah mau ujian," ujar Cia.
"Mau lomba katanya anak anak futsal, yaudah lah gak apa apa sekali kali mungkin mereka rindu main futsal." Sesil menenangkan Cia.
"Apaan tuh kayak gitu, emang pas mereka olahraga mereka gak main futsal apa?" tanya Cia dan hanya di balas gedikan bahu oleh Sesil.
"Udah belum ngomel ngomelnya ditungguin nih," ujar Reynan membuat mereka menolehkan kepala mereka. "Hehehehe aku gak marah marah loh yah itu si Cia aja tuh." Sesil langsung menggandeng lengan Rey.
"Sialan lo Sil, milih pacar lo yah di banding sahabat," Cia mendelikan matanya. "Halah dulu lo kemana aja Sean di perluin gue enggak." gantian Sesil yang men telak Cia.
"Heh berantem mulu tuh kalian, udah ahhh diem." Reynan menengahkan Sesil dan Cia.
"Eh ngomong ngomong Sean mana?" Cia mulai bingung. "Tadi ada anak kelas sepuluh minta ngomong sebentar sama Sean"
"Futsal cowo apa futsal cewek?" Cia menanyai kepastian berita kepada Reynan. "Futsal cewek" Cia langsung melototkan matanya. "Dimana!?" Cia memekikan suaranya. "Eh buset kecilin suara lo ntar penunggu sini pada ngamuk," ujar Sesil menutup kupingnya akibat pekikan Cia.
"Taman belakang." Cia kemudian langsung bergegas dan menghampiri Sean. "Kurang ajar dasar cabe cabean kurang belaian sok kegenitan sok kecakepan awas aja tuh biar gue injek injek batang lehernya," ujar Cia yang mulai mendekat kearah taman memilih untuk menguping dahulu.
.
"Ka hubungan kaka sama ka Cia apa? kenapa kaka keliataannya deket sama ka Cia?" Sean hanya mengangkat alisnya. "Temen." Sean berucap dengan seadanya.
"What! Temen awas lo Sean biar gue bejek lo ntar."
"Maaf ka sebelumnya aku boleh enggak, minta nomor Handphone kaka biar kalo aku ada perlu aku bisa hubungi kaka apa lagi nanti akan tanding futsal ka," ujar perempuan itu.
"Nomor Rey aja," lalu Sean memilih berdiri dari duduknya. "Udahkan?" kemudian Sean ingin bergegas namun langsung di cegah oleh perempuan yang sedang mengobrol dengannya dari tadi. "Sebentar ka ini untuk kaka," perempuan itu menyodorkan sebuah coklat.
"Sebagai ucapan terima kasih dan permintaan maaf karena tadi enggak sengaja ngenain bolanya ke kaka." Sean hanya mengambil coklat itu dan langsung bergegas namun lagi lagi kakinya harus terhenti.
"Bagus yah bagus banget ditungguin juga dari tadi ishhh kelamaan," ujar Cia mulai menghampiri Sean. Cia yang melirik tangan Sean langsung merebut coklat di tangan Sean dan membukannya untuk dimakan.
Cia mendekati adik kelasnya itu dan merangkulnya. "Nama lo siapa dekcil?" Cia mengeratkan rangkulannya sampai adik kelasnya meringis. "Bianka ka," ujar adik kelasnya itu sampai berkeringat.
Cia mengangguk nganggukan kepalanya "Btw dekcil makasih coklatnya, dan Sean tuh emang ngeselin dia sebagai calon pacar masa depan gue, gue mau bilang gak apa apa kok mungkin tadi gak sengaja lo ngegebok Seannya dan sama sama yah," ujar Cia.
Lalu Cia melepaskan rangkulannya dan bergantian merangkul Sean sampai badan Sean menunduk karena tinggi Cia yang tidak sepadan dengan Sean. Namun Sean memilih untuk melepaskan rangkulan Cia dan setelah terlepas Sean menyentil dahi Cia.
Cia hanya menatap horor kearah Sean namun Sean seakan tidak peduli. Dia memilih merangkul Cia dan membawa Cia berjalan keluar dari taman
.
"Pacar masa depan denger gak sih ihhhh," rengek Cia sambil menusuk nusuk pipi Sean yang menggembung akibat Sean sedang makan. Sean hanya melirik Cia melalui ekor matanya. "Sabar," ujar Sean dan memilih untuk menyumpal mulut Cia dengan Chicken katsu yang ia beli.
"Ihhhh kok malah nyuapin gue sih." Cia memilih menggebuk lengan Sean sebagai bantalan karena dia kesal. "Iya iya besok kita kebioskop," ujar Sean dengan final.
"Nah gitu dong baru makin sayang sama pacar masa depan." Cia menusuk pipi Sean lagi dan membuat Sean berhenti mungunyah hingga memilih menyentil dahi Cia.
Setelah selesai makan Sean dan Cia memilih keluar dari restoran itu dan menuju parkiran setelah sampai Sean tidak langsung menaiki motornya "Lo enggak cemburu?" Sean bertanya kepada Cia yang sedang menundukan kepalanya karena sedang bermain Handphone.
Cia langsung mendongakan kepalanya dan mengerutkan alisnya "Untuk?" tanya Cia "Bianka," ujar Sean, Cia malah tertawa sampai matanya berair.
"Jadi lo mau gue cemburuin?" Cia menaik turunkan alisnya dan mampu membuat Sean membuang mukanya. "Se itu hak dia suka sama lo, emang awalnya gue cemburu, tapi pas gue mikir lagi menurut gue itu merupakan hal yang wajar Se, dia itu ibaratkan gue suka sama lo dan berani ngelakuin tindakan, malah gue suka cewek kayak gitu dibanding mendem bikin tekanan batin," ujar Cia menjelaskan semuanya.
Cia menarik baju Sean sampai Sean menunduk kearahnya "Jadi Mr. Reid maaf sekali saya bukan tipe orang yang pencemburu," bisik Cia di depan muka Sean.
Dan Sean hanya mengerjap ngerjapkan matanya
"Ini yang berbeda dari Cia" Sean tersenyum kearah Cia
Lalu menyentil dahi Cia
•••
Hy kalian, have a nice day✨
I hope u Enjoy:)
Don't forget to vote and Comment ❤️Instagram: @funart.99
Twitter: ASean89768949Jangan lupa untuk tersenyum:)
So yeah i love u guys makasih udah baca
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Ketos(Complete)
Romance⚠️ SILENT RIDERS⚠️ Cerita selesai!!!! "Aduh papa kan Cia cuman jorokin Sean doang enggak sampai nusuk Sean, lagian kan papa tau Cia sayang Sean hehe" "Pacar masa depan" Aprilicia Lustre "cuman!" "Sentil dahi? Why not!" Sean Reid Mungkin cerita ini u...