H
A
P
P
YReading!
.
Terkadang harus bisa tega terhadap apa yang pernah ditegakan kepada kita. Karena biar bagaimanapun hidup bukan melulu tentang peduli. Meski sakit dan susah namun harus rela tega. Setidaknya menyeimbangkan semuanya dihidup sekali ini. -Sean
.
"Se udah lah lupain si Vana" Reynan menepuk pundak Sean membuat ia kembali kedunia nyatanya. "Tiga tahun bukan waktu sebentar Rey, yah meskipun pacaran pas SMP tapi tetep aja masih aneh kalo liat dia," ujar Sean, Reynan menerawang jauh saat saat dia bersama Devana.
"Pas kelas sepuluh, pas lo udah pisah sekolah sama dia lo udah tau kan kebejatan dia? udahlah Se dia yang bego harus ninggalin lo demi anak sekolah dia." kali ini Bian yang menepuk pundak Sean.
"Yah meskipun gue enggak tau masa masa lo SMP tapi tetep aja gue gak setuju sama tuh nenek lampir." Bian kembali menambahkan kata katanya.
Sean hanya mengedikan bahunya dan menghela napas "Pertahanin Cia meskipun sikapnya setengah rada rada tapi gue liat dia serius dan dia enggak seperti yang kalian liat dari luarnya," ujar Rayno tiba tiba dengan pandangan lurus kedepan. "Kalo gue tau lo campakin Cia atau nyakitin Cia jangan harap besoknya Cia bakalan suka lagi sama lo dan jangan marah kalo gue rebut Cia dari lo," ujar Rayno dengan santai, Sean yang mendengar itu langsung menatap tajam kearah Rayno.
"Maksud lo apaan?" Sean berdiri dan menarik kerah baju Rayno. "Tanpa gue jelasin lo pasti udah mikir Se." Rayno menepis tangan Sean dan berlalu meninggalkan ruang Osis.
"Sialan juga kembaran lo," ujar Sean dingin kepada Reynan dan hanya di balas gedikan bahu Reynan.
.
"Ini, gue mau kasih ini, buku lo kan?" Cia langsung mengalihkan pandangannya kearah buku yang ada di tangan Rayno. "K-kok bisa sama lo?" Cia sangat gugup sekarang.
"Dia liat isinya gak yah."
"Iya gue liat isinya, sorry." seakan akan Rayno bisa membaca fikiran Cia kemudian Rayno mengusap tangan Cia yang telah memegang bukunya.
Sangat terlihat bahwa Cia tidak percaya. "Gue gak tau kalo buku gue hilang?" Cia berucap dengan lirih. "Gimana lo mau tau kalo lo aja sibuk sama Sean," ujar Rayno yang tiba tiba berdiri dari duduknya.
"Tenang gue gak akan bilang semua ke Sean," ujar Rayno sambil mengusap kepala Cia yang masih duduk dan menundukan kepalanya. "Kalo lo butuh seseorang gue akan siap Cia jangan sungkan sama gue."
Cia mendongakan kepalanya "Makasih." Cia sudah menahan sekuat tenaga untuk tidak menangis namun gagal dan akhirnya mengalihkan pandangannya kearah lain. "Kenapa gak coba berhenti Ci buat bolos dan minum obatnya." Rayno langsung jongkok dihadapan Cia dan menarik dagu Cia agar menghadap kearah Rayno.
"Coba deh sekali jangan berpengaruh sama obat itu," ujar Rayno dengan perhatian. Cia hanya menggeleng atas jawabanya. "Kenapa?" Rayno menatap Cia dengan dalam. "Gue gak akan bisa tidur," ujar Cia dan Rayno hanya menggeleng. "Enggak gue yakin lo pasti bisa, dan satu saran gue dengerin dulu penjelasan mama lo, Sean bego gak bisa liat cewek setulus lo."
Rayno kemudian berdiri "Lo fikirin baik baik dan kurangin dosisnya, jangan terlalu ngumpetin sendiri lo masih punya orang yang sayang sama lo selain nyokap sama bokap lo jangan sungkan cerita sama gue kalo emang lo gak siap cerita sama mereka." Cia hanya mengangguk.
"Gue ke kelas duluan yah jangan nangis udah malu lo, udah gede gue gak bawa balon soalnya." kemudian Cia menatap tajam kearah Rayno. "Emang gue anak kecil."
Rayno hanya terkekeh kemudian sebelum pergi Rayno lebih dulu mengusap rambut Cia "Banyak banget rahasia lo."
.
"Ayo dong lama banget sih," ujar Sean menarik Cia menuju motornya. "Sabar dong, langkah gue enggak selebar langkah kijang lo," ujar Cia kesal dengan Sean dan memilih menghentakan tangan Sean.
"Kok berhenti? ayuk cepetan gue lagi buru buru mau cobain kue mama yang masih panas itu." Cia hanya cemberut. "Ishhhh lo mah minta maafnya enggak ikhlas nih tadi." Sean hanya menyentil dahi Cia. "Sotoy." lalu dilanjutkan Sean memajukan wajahnya kearah muka Cia hingga menyisakan beberapa senti saja.
"Gue tulus, kalo gak tulus lo udah gue tinggal di sekolah ini dengan keadaan sekarang mau malem." Sean kemudian meniup muka Cia.
Cia hanya menahan napas dan merasakan pipinya memenas. "Isshhhhh napas lo bau." Cia hanya menahan senyumnya. "Alah bilang aja lagi grogi." goda Sean kemudian merangkul Cia dan membawanya menuju parkiran.
.
"Mau makan yang mana sayang?" mama Sean menyendokan Cia makanan. "Mana aja tan saya pasti suka masakan tante." Cia tersenyum dengan hangat membuat Sean yang melihatnya ikut tersenyum.
"Malam ini kamu nginep disini aja yah?" Cia hanya menggelengkan kepalanya. "Maaf tante Cia besok masih ujian praktik." Sean dan papanya hanya memperhatikan Cia dan mama yang asik mengobrol.
"Enggak apa apa nanti kamu pulang dulu, ambil keperluan kamu yah yah yah." mama Sean sedikit memaksa Cia. "Mah udah lah mungkin Cia mau fokus untuk ujiannya dulu lain kali aja." kemudian mama Sean hanya cemberut. "Yaudah gak apa apa Cia mau kok tante nginep disini," ujar Cia dengan final.
"Jangan di paksa kalo emang gak mau, mama nih tukang paksa." Sean mengambil makanan kembali. "Ishhh mama mulu yang disalahin." Mama cia hanya cemberut. "Pah mama hamil lagi? moodnya cepet amat berubah." ujar Sean.
"Heh husstttt kamu tuh, ngurusin kamu aja mama harus hela napas dulu Se, gimana mama mau punya yang baru lagi, encok mama yang ada," ujar sang mama membuat semuanya tertawa.
.
"Loh Cia ngapain disini? ini udah malem loh." Cia kaget dan membalikan badannya. "Emmm itu gue haus." Sean mengangkat alisnya kemudian hanya mengangguk nganggukan kepalanya lalu membuka kulkas dan mengambil minum.
"Tidur sana udah jam 2 gini," ujar Sean lalu mendekati Cia setelah minum dan mengelus kepala Cia hingga hanya di hadiahi anggukan oleh Cia. "Udah sana naik masih aja nempel di pantry." Sean menarik Cia untuk mengikuti langkahnya namun Sean sadar akan botol diatas meja dibelakang Cia.
Cia yang sadar Sean memperhatikan botolnya langsung dihadang oleh Cia saat Sean ingin mendekti. "Itu apa?" Sean berucap dingin. "I itu bukan apa apa udah yuk naik aja yuk katanya lo mau gue tidur."
"Yaudah ayuk." setelahnya mereka bergandengan keatas namun baru beberapa langkah tiba tiba Sean melepas genggaman Cia dan berlari kearah pantry lagi dan mengambil botol itu.
"Mampus"
Sean menatap marah kearah Cia setelah melihat botol itu "Bisa jelasin Cia ini apa?" Cia hanya menundukan kepalanya. "I-itu bukan apa apa kok hehe vitamin iya vitamin," ujar Cia dengan gugup, Sean menampilkan smirknya.
"Oh enggak mau kasih tau." kemudian Sean membanting obat itu dan menatap arah Cia marah. "JELASIN APRILICIA LUSTRE!" Sean menaikan oktaf suaranya dan membuat Cia bergetar.
•••
Hy kalian, have a nice day✨
I hope u Enjoy:)
Don't forget to vote and Comment ❤️Instagram: @funart.99
Twitter: ASean89768949Jangan lupa untuk tersenyum:)
So yeah i love u guys makasih udah baca
![](https://img.wattpad.com/cover/175770998-288-k777968.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Ketos(Complete)
Romance⚠️ SILENT RIDERS⚠️ Cerita selesai!!!! "Aduh papa kan Cia cuman jorokin Sean doang enggak sampai nusuk Sean, lagian kan papa tau Cia sayang Sean hehe" "Pacar masa depan" Aprilicia Lustre "cuman!" "Sentil dahi? Why not!" Sean Reid Mungkin cerita ini u...