"Eh Ci kenapa sih lo masih sayang banget sama Sean padahal lo tuh yah udah hampir 3 tahun ngejar Sean tapi enggak dilirik sedikt pun," Sesil bingung dengan temannya yang satu ini membuat kepalanya meledak karena tiada hari tanpa Sean.
"Yahelah namanya juga cinta, kayak gak pernah jatuh cinta aja lo," ujar Cia sambil mendelikan matanya karena sudah di pastikan Sesil akan menyerempet kemasalah kegilaannya dengan Sean.
.
Suasana kantin yang ramai membuat keadaan sekitar berisik namun ada beberapa pasang mata yang mencoba melirik kearah pojok. Yah siapa lagi yang menjadi bahan objek kalau bukan Sean yang hanya duduk dipojokan bersama teman temannya.
"Se gue perhatiin akhir akhir ini lo deket banget sama Cia, lo udah mulai buka hati lo buat Cia?" tanya Reynan yang notabennya adalah sahabat Sean dari SMP ini bingung.
"Enggak," ujar Sean tetap fokus pada makanannya dibanding harus mengangkat palanya menatap sahabatnya itu
"Yahelah, kalo udah ngerasa cinta mah ngapain lagi coba lo tunda tunda ntar si Cia diambil orang nyaho lo," gantian sekarang yang berbicara adalah Rayno kembarannya si Reynan.
"Tau lo, jangan gedein gengsi bisa gak sih, gedein tuh kambing bermnafaat," tiba tiba Bian menceletuk membuat semua tertawa.
Sean yang digoda hanya tetap fokus pada makanannya. Tak berapa lama mereka mengobrol tiba tiba suara perempuan mengintrupsi mereka untuk menolehkan kepala mereka kepada si perempuan itu.
"Halo Sean nih minuman buat lo, gue liat lo belom beli minum kan?" Sean hanya melirik sekilas lalu mengambil minuman yang dijulurkan untuknya dan menegaknya setengah lalu setelah itu diberikannya kepada Bian.
"Ihhh kok gitu sih Sean gak diabisin, malah dikasih Bian" Sean mendelik dan mengangkat bahunya.
"Yang penting udah gue minum," ujar Sean dengan dingin.
"Pelit amat lo Sis gitu doang juga," ujar Bian yang merasa Siska sangat lebay.
"Heh sas sis sas sis aja lo kayak penjual online shop gue," ujar Siska tidak terima dan Sean yang tak ingin pusing dengan sekitarnya memilih pergi.
"Eh woy Sean mau kemana lo eh woy kampret," teriak Reynan yang kesal dengan Sean ingin sekali dia menimpuk sahabatnya itu menggunakan mangkok bakso didepannya ini.
.
"Gue mau ke rooftop mau ikut enggak lo," Cia menyenggol tangan Sesil yang berada di atas meja.
"Duluan deh perut gue sakit banget lagi dapet," Sesil meringis dengan perutnya yang kondisinya memang sangat perih.
"Yaudah lo disini aja nanti balik dari rooftop gue beliin obat buat pereda sakit," ujar Cia kemudian berlalu menuju kantin akut dirinya lupa.
.
"Lah pacar masa depan ngapain di sini tumben," Cia melangkah dengan pelan kearah Sean yang memunggunginya yang sedang duduk diatas tempat duduk yang telah disediakan di rooftop.
"DOR!" Sean yang kaget hanya langsung berdiri dan setelah sadar dari kagetnya Sean langsung menyentil Cia didepannya yang sedang tertawa keras.
"Hahahah Lucu banget deh pacar masa depan aku," ujar Cia dengan bahasa yang dibuat seimut mungkin.
"Geli," ujar Sean merasakan geli dengan gaya bicara Cia lalu dia kembali duduk dan diikuti Cia.
"Apa?" Sean menunjuk kantong plastik yang berisikan minuman berwarna kuning "Oh ini, ini tuh obat pereda sakit pas menstruasi," Cia menyandarkan kepalanya kebahu Sean.
Sean hanya diam dan malah menempatkan tangannya diatas bahu Cia "Kenapa?" Cia memindahkan kepalanya menjadi rebahan di atas paha Sean dan membaringkan tubuhnya.
"Apanya yang kenapa? Kalo ngomong tuh yang bener dong gue mana ngerti sama bahasa SEPLIalias SEAN PELIT," ujar Cia lalu dia hanya cengengesan dan kemudian dahi Cia seperti biasa di hadiahi sebuah sentilan.
"Kenapa kesini, lagi sedih? Atau karena lagi sakit gara gara menstruasi?" Cia hanya mengerjap ngerjapkan matanya.
"Se lo bisa ngomong panjang juga?, YEZZZZ pacar masa depan gak gagu lagi," ujar Cia berdiri dari tidurannya lalu memegang kepala Sean dan menggeleng gelengkan kepala Sean.
"Sakit Aprilicia Lustre." tegas Sean lalu membuat Cia terdiam dan langsung merebahkan tubuhnya kembali seperti semula.
"Enggak kok gue enggak lagi sedih dan gue lagi enggak....." belum selesai Cia berbicara bel pun sudah berbunyi.
Kring kring kring
"Yaaahhh masuk bolos aja yuk sama gue, biar bisa pacaran kayak gini, seneng deh pacar masa depan mulai baik sama gue," ujar Cia hingha lagi dan lagi Cia mendapat sentilan di dahinya. "Turun, nanti gue nyusul," Cia hanya cemberut lalu memutuskan untuk turun."Duluan jangan kangen yah bye," ujar Cia sedangkan Sean mendelik kearah Cia.
.
"Cia i love you baik banget lo ngasih gue obat ini hehe," Sesil hanya memeluk Cia dengan erat lalu tak berapa lama pelajaran pun di mulai.
Sudah 3 jam pelajaran berlanjut dan sedikit lagi adalah jam pulang sekolah namun belum bel pulang sudah ada yang masuk kedalam kelas Cia.
"Ada apa Sean?" ujar bu Teti selaku guru matematika Cia. "Saya mau kasih titipan Cia bu boleh saya kemejanya?" Bu Teti hanya mengangguk. Sean berjalan dan menghampiri meja Cia
Saat sampai Sean melihat Cia yang menelungkupkan badannya keatas meja dan tidur menghadap ke arah Sesil (jadi tuh bangku Cia di pojok)
"Bisa minggir sebentar gak Sil?" Sesil hanya mengangguk. Sesil mengedarkan pandangannya kearah kelas yang memang saat ini Sean dan Cia menjadi pusat perhatian
Back to Sean
Tanpa banyak berbicara Sean menyentil dahi Cia yang membuat Cia tersentak dan segera berdiri "Aduh maaf bu Teti yaampun maaf banget saya ketiduran semalem saya abis nonton bola sama ayah saya hehe Persija versus Barcelona bu," ujar Cia dengan sekali tarikan nafas yang membuat seisi kelas tertawa terbahak bahak tak terkecuali Bu Teti yang sudah hafal dengan kelakuan bar bar murid satunya itu.
Lalu dengan gemas Sean menyentil lagi dahi Cia yang sukses membuat Cia tersadar. "Eh bambang kok lo? untung gue sayang untung gue cinta coba kalo enggak udah gue piting lo," ujar Cia gemas dengan perlakuan Sean. "Kenapa?" tanya Cia.
"Nih buat lo," lalu Cia mengambilnya dan melihat bungkusan yang berisikan sebuah pembalut. "Lah pacar masa depan ngapain ngasih pembalut?" Cia kemudian tertawa terbahak bahak dia mengerti sekarang.
"Aduh pacar masa depan yang lagi haid itu si Sesil, gue enggak lagi datang bulan, lo salah paham ehh tapi gapapa deng gue seneng lo perhatian," ujar Cia Lalu dia menjadi bahan sorakan teman temannya.
"Udah udah Sean ayok keluar kembali urusan kamu sudah kelar kan?" bu Teti memperingati Sean lalu dengan kesal Sean menarik kembali pembalut yang dia beli dan mengasih pembalutnya ketangan Sesil.
Lalu suasana menjadi normal kembali dan Sesil duduk kembali pada tempatnya. "Tumben Sean begitu jangan bilang kalo lo JADIAN SAMA SEAN?" Cia hanya meneplak pala Sesil lalu merebut pembalut dari tangan Sesil.
"Doain aja," ujar Cia
•••
have a nice day✨
I hope u Enjoy:)
Don't forget to vote and Comment ❤️Instagram: @funart.99
Twitter: ASean89768949Jangan lupa untuk tersenyum:)
So yeah i love u guys makasih udah baca
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Ketos(Complete)
Romance⚠️ SILENT RIDERS⚠️ Cerita selesai!!!! "Aduh papa kan Cia cuman jorokin Sean doang enggak sampai nusuk Sean, lagian kan papa tau Cia sayang Sean hehe" "Pacar masa depan" Aprilicia Lustre "cuman!" "Sentil dahi? Why not!" Sean Reid Mungkin cerita ini u...