Ternyata setelah aku melakukan revisi satu persatu tulisan aku disini:" SEALAY ITU AKU DULU OMG:".
.
"Clara stop!" Sean menatap tajam kearah Clara yang sedang duduk disampingnya. "Aduh Sean kenapa sih masih galak aja kan kita udah deket akhir akhir ini." Clara mencoba menggapai tangan Sean namun sudah dahulu ditepis oleh Sean.
"Gue enggak deket sama lo, lo yang gatel." sudah naik darahnya Sean, menurutnya sudah cukup Sean jauh dari Cia. "Sekali lagi gue tekenin sama lo jauhin gue ataupun Cia." Sean berdiri dari bangkunya namun saat baru dua langkah tergapai Sean sudah lebih dulu membalikan badannya.
"Ahhhh jangan lupain juga Siska dan temen temennya itu, lo mau gue buat kayak dia di skors selama 1 minggu," ujar Sean lalu dia memberikan smirkmya dan melanjutkan jalannya.
.
"Gawat gawat gawat," ujar Sesil sedari tari hanya mundar mandir didepan kelasnya. "Aduh Sil gawat kenapa sih." Cia yang melihat sungguh capek dan memilih untuk menarik Sesil duduk disebelahnya.
"Gawat Ci gawat si Rey ngajakin gue ketemu orang tuanya." kemudian Sesil tersenyum lebar, Cia yang awalnya serius menjadi geram.
"Gue fikir apaan goblok gak guna lo," ujar Cia memukul kepala Sesil dengan pulpen yang dia pegang.
"Heheh, oh iya dicariin lo sama Sean kemarin, ada masalah lagi kan lo sama Sean?" tanya Sesil sambil menatap menyelidik kearah Cia.
"Enggak, udah ahhh gue mau lanjut nih cari bahan buat TO," ujar Cia.
"Yaelah gak asik tuh anak mah"
.
"Woy sialan siapa yang berani ngotorin motor gue, meja gue, kursi gue, tas gue" Sean berucap dengan dingin saat dia memasuki kelasnya saat ini. "Wetssss santai bro, pas kita dateng udah kayak gini kok kondisi meja sama kursi lo," ucap Dodi.
"Sampe gue tau pelakunya jangan harap lo bisa kabur" Sean melangkahkan kakinya dan memasuki ruang CCTV yang ada di sekolahnya.
"Sial, bener kan dugaan gue, mau apa sih dia," ujar Sean lalu menghampiri kelasnya kembali dan menarik Riko teman sekelasnya juga yang memang Riko adalah siswa yang tidak naik kelas.
"Ko jelasin ke gue apa yang adik lo dan teman temannya lakuin ke gue." Riko hanya terbelalak melihat semua video yang ada di HP Sean sekarang. "Gue gak tau Se sumpah kalo gue tau si Daffa yang lakuin bakalan gue bejek tuh anak," ujar Riko menepuk bahu Sean.
"Gue izin mau nyeret adik lo ke ruang BK" Sean menuju kelas Cia.
.
"Misi bu saya mau memanggil anak anak yang dipanggil bu Rita," ujar Sean, bu Damar hanya menganggukan kepalanya.
"Daffa, Adi, Gilang, Febri, dan Cia semuanya ikut gue," ujar Sean.
Daffa dan yang lain hanya saling lihat lihatan, satu sama lain sampai Sean mengintrupsikan kembali untuk segera berdiri dan mengikutinya. Sedangkan Cia dia hanya berdiri dan melakukan perintah Sean dengan cepat agar dia bisa menjauh dari Sean dengan cepat pula. Karena dia masih kesal dengan Sean.
.
"Loh loh loh kenapa Cia ikut masuk?" bu Rita mengangkat alisnya "Hah? Bukannya saya....." belum kelar Cia berucap namun sudah lebih dulu di hentikan oleh Sean.
"Enggak tau nih bu si Cia ikutin saya kesini," ujar Sean sambil melirik Cia tanpa melepas genggamannya kepada Cia, bu Rita hanya menggeleng gelengkan kepalanya. Namun saat Cia ingin melayangkan protesnya Sean lebih dulu menarik Cia keluar ruangan.
"Bu saya kedepan dulu yah," ujar Sean lalu diangguki oleh bu Rita.
.
"Lo kurang ajar yah siapa juga yang ngikutin lo najis deh gue," ujar Cia sambil mendecih dihadapan Sean. "Jangan galak galak ntar cinta eh udah cinta deh," ujar Sean menyolek dagu Cia menggunakan tangan kirinya.
"Mimpi lo," ujar Cia mendelikan matanya. Sean tidak menanggapi Cia, Sean lebih menanggapi genggamannya bersama Cia yang mulai melembab.
"Kalo grogi bilang aja, tangannya sampe basah gini" Sean menyentil dahi Cia. "Sialan," desis Cia.
"Kemarin itu gue gak sengaja ketemu sama dia dibioskop lagian sih lo lama kebioskopnya jadi gue nonton sama dia deh kan mubazir tiket yang gue beli malah kebuang," ujar Sean memegang pundak Cia dan mengarahkan Cia kepadanya.
"Gue gak minta penjelasan." Cia menepis tangan Sean dan memilih turun dari rooftop.
"Eitsss belom kelar urusannya, lo masih hutang hukuman sama gue," Sean berucap dengan datar. Cia mengeluarkan uang yang ada disakunya kemudian memberikan kepada Sean. Sean menggelengkan kepalanya dan memberikan uang itu kepada Cia kembali.
"Bukan hutang uang," ujar Sean.
"Hutang apaan dong? jangan ngimpi lo," ujar Cia membalikan badannya dan meninju bahu Sean.
Sean yang di tinju oleh Cia mengaduh kesakitan sampai tergeletak dibawah. Cia yang melihat itu hanya mendelikan matanya "Gak guna trik lo." Sean hanya mencebikan bibirnya dan mulai berdiri kembali.
"Ehhh baru kali ini Sean ngambek ehh tapi bodo amat masih kesel gue"
"Jangan marah." Sean berucap dengan dingin kembali seperti Sean pertama kali.
"Dia yang nyium gue bukan gue yang nyium dia," ujar Sean sudah geram dengan Cia kemudian membawa kepala Cia mendekatinya lalu mencium dahi Cia dengan cepat.
Cia yang mendapat serangan tiba tiba menjadi beku beberapa menit namun dimenit selanjutnya. "Kurang ajar lo sialan ngapain Cium gue."
"Itu yang terjadi sama gue kemarin." Lalu Sean menekankan telapak tangannya dikening Cia.
"Jangan marah gue tulus sama lo," ujar Sean mentap lembut kearah Cia. Cia lagi lagi mendelikan matanya. "Gue gak mau sama barang bekas," ujar Cia.
Sean yang tau arah pembicaraan Cia mulai memajukan wajahnya dan menepuk nepukan pipinya. "Ini buat lo mah gratis."
"Apaan palalo tiga. kemarin aja dicium nenek sihir mau aja lo." Sean menegakan kembali badannya dan menghelakan nafasnya.
"Kan udah di jelasin dia duluan bukan gue serangan mendadak kemarin itu," ujar Sean.
Cia hanya diam "Sini apus deh bekas dia jadiin bekas lo aja sini." Sean manarik pinggang Cia untuk mendekat kearahnya. "Keenakan di lo," ujar Cia sambil memukul dada Sean.
"Tuh kan katanya gak mau barang bekas gimana sih, yaudah kalo gak mau mah gak apa apa," ujar Sean lalu Sean segera melepaskan tangannya dan menjauh dari Cia.
Namun baru beberapa langkah dasi Sean lebih dahulu di tarik Cia dan
Cup
"Etssss gue boong buat ngijinin lo nyium pipi gue, ntar aja kalo gue udah siap nikahin lo depan orang tua lo dan orang tua gue baru deh lo boleh apain gue aja," Sean memunculkan Smirknya dan menegakan kembali tubuhnya.
"Sean sialan lo jangan buat gue ngefly sekaligus kesel kenapa sih ahhhh emang dasar bajingan kelas kakap lo ngapain nawarin gue kalo ujung ujungnya gue cium punggung tangan lo." Cia mulai melepaskan sepatunya dan menimpukan kearah Sean.
"Anggep aja belajar salim sama calon imam," ujar Sean menjauh dari Cia yang mulai kesurupan.
"SEAN!!!" suara Cia menggelegar diatas rooftop
•••
Hy kalian, have a nice day✨
I hope u Enjoy:)
Don't forget to vote and Comment ❤️Instagram: @funart.99
Twitter: ASean89768949Jangan lupa untuk tersenyum:)
So yeah i love u guys makasih udah baca
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Ketos(Complete)
Romance⚠️ SILENT RIDERS⚠️ Cerita selesai!!!! "Aduh papa kan Cia cuman jorokin Sean doang enggak sampai nusuk Sean, lagian kan papa tau Cia sayang Sean hehe" "Pacar masa depan" Aprilicia Lustre "cuman!" "Sentil dahi? Why not!" Sean Reid Mungkin cerita ini u...