"Papa Cia minta sama papa jangan pernah minta mama buat jemput Cia, kalo emang papa enggak bisa jemput atau mang Diman enggak bisa jemput yaudah biar aku naik ojek online aja," ujar Cia yang sungguh dirinya tidak suka dengan sikap papanya yang itu.
"Tapi dia mamamu Cia, mau sampai kapan kamu menjauh dari mamamu," ujar sang papa yang menyudahi acara makannya dan memilih menatap sang putri.
"Tapi Cia enggak suka, biarin Cia enggak ketemu mama dulu," Cia juga menyudahi makanannya dan memilih untuk menuju kesekolahnya.
"Cia tunggu, kapan ujian kamu?" Papanya menanyai hal semacam itu.
"Empat bulan lagi dan jangan pernah berusaha untuk mengasih Cia kepada mama saat Cia lulus, Cia lebih baik melanjutkan sekolah di Los Angeles dan tinggal di rumah oma," ujar Cia lalu dia langsung keluar menuju kearah mang Diman untuk segera berangkat sekolah.
.
"Lo seriusan setelah lulus langsung ke LA? kerumah oma lo? Yahelah katanya lo mau disini aja sama gue, kerja bareng, kuliah bareng boong nih," ujar Sesil langsung memunggungi Cia yang sedang menyandar ketembok didalam kelasnya karena hari ini mereka free class, bu Nita selaku guru bahasa Indonesia sedang sakit.
"Bukan gitu Se kalo misalkan gue masih disini akan dipastikan gue bakalan jatoh ketangan mama gue dan gue gak mau itu terjadi," Cia memegang bahu Sesil sampai Sesil menghadapnya kembali.
"Lo kenapa sih benci banget sama mama lo? Udahlah maafin aja lagian lo juga sih gak mau dengerin penjelasan mama lo ntar nyesel lo, gue gak mau tanggung jawab yah." Sesil memperingati sahabat didepannya ini.
"Gak semudah itu, dia udah ninggalin sesuatu yang berat dan sakit banget buat gue," ujar Cia sambil menundukan kepalanya dan meneteskan beberapa bulir kristal keluar dari pelupuk matanya.
"Yahelah anak dodol malah nangis, cup cup cup udah ahh jangan nangis masih ada gue, kalo misalkan emang itu kemauan lo yaudah jalanin aja dulu deh gue pasrah," ujar Sesil memeluk sahabatnya.
Saat mereka sedang asik berpelukan tiba tiba ada Daffa teman sekelas mereka yang memang diketahui menyukai Cia sejak kelas 1.
"Cia kekantin yuk mumpung gak ada guru," ujar Daffa mengajak Cia dan tidak memperdulikan Sesil.
"Eh sialan lo Daffa, gak ngajak gue juga, kan gue sama Cia sepaket." Daffa mendelik kan matanya.
"Ribet lo ganggu aja ishh, ayuk Cia mending sama gue dibanding sama Kuda liar ini," ujar Daffa sambil meledek kearah Sesil.
Lalu Daffa menarik pergelangan tangan Cia menuju kantin tanpa persetujuan Cia, Cia pun hanya pasrah saja.
"Udah gue capek duduk ahhhhh," Cia langsung duduk ditempatnya dan memandang ke arah Sean yang memang duduk di pojok kantin.
"Tumben tuh anak bolos? apa gak ada guru? Ehhhh tapi mana mungkin Sean bolos." Cia membatin dan terus menatap Sean.
"Gue tau lo gak dengerin gue kan? Lo mau makan apa Cia cantikkkkkk," ujar Daffa menjentikan jarinya di depan muka Cia.
"O-oh iya Se ehhhh maksudnya Fa gue mau makan somay sama orang juice aja," ujar Cia dnegan gugup. Daffa yang tau maksud dari Cia mulai membalikan badannya dan tak sengaja melihat Sean yang memang sedang memandang kearah dia dan Cia.
Setelah Daffa memesan makanan dan minumannya, kemudian dia kembali ke meja dan sengaja duduk di samping Cia agar Sean bisa melihat semuanya. "Ci sampe kapan lo masih nunggu Sean gue gak suka lo disakitin terus," ujar Daffa dengan tiba tiba.
"Gue enggak minta lo urusin urusan Cinta gue, gue tau lo suka sama gue tapi enggak untuk ngatur gue Daf," ujar Cia, tak lama makanan dan minuman mereka sampai dan mereka melahap makanan mereka sendiri.
"Daf lo aneh deh masa makan bakso cuman make sambel, mana enak kasih saus Daf sekali kali," ujar Cia mencoba meracuni Daffa dengan saus. "Enggak deh makasih saus itu asem dan gue enggak suka," lalu dengan iseng Cia menaruh saus kedalam mangkuk bakso Daffa dan mendapat pelototan Daffa.
"Ci gak enak Ci." rengek Daffa sambil menggoyang goyangkan lengan Cia.
"Belom dicoba yahampun udahhh aaaa coba" Cia menyendoki bakso kedalam mulut Daffa.
"Enak nggak?" tanya Cia, Daffa hanya menggelengkan kepalanya.
"Ihhhhhhh wleeeeeee gak enak, kayak cabe busuk," ujar Daffa lalu memuntahkan bakso itu kedalam mangkuknya kembali.
"Yah beneran enggak suka yah? yaudah makan somay gue aja deh nih berdua," ujar Cia sambil menyodorkan piring somaynya.
Cia melihat Sean beranjak dari duduknya dan meninggalkan teman temannya. Cia hanya melirik dan melanjutkan makannya.
.
"Duluan aja Daf gue mau ke toilet dulu," lalu Daffa meninggalkan Cia sendiri dilorong dekat Lab komputer lalu Cia malah mengubah jalannya kearah kiri dan naik tangga dimana tangga itu menuju Rooftop.
Saat Cia sampai atas dia kaget dengan keadaan Sean dimana dasinya dibiarkan menggantung di kantung celananya dan kancing bajunya terbuka hingga menyisahkan kaos dalaman berwarna hitam Sean dan jangan melupakan juga rambut Sean yang berantakan.
"GANTENG!" pekik Cia dalam hati "Tapi tumben kok berantakan gak kayak biasanya." lalu Cia mencoba mendekati Sean dan ingin mengagetkan Sean.
NAMUN TUNGGU!
"Sean!" Cia teriak di samping Sean.
"Buang atau gue yang buang!" Cia mendekati Sean dan menunjuk sesuatu yang di tangan Sean.
Sean yang kaget dengan kedatangan Cia hanya mengangkat alisnya dan memilih untuk menjauh dari Cia dan tidak menghiraukan ucapan Cia.
"Sean ihhhh lo denger gak sih?, gue slepet tau rasa lo," ujar Cia mencoba mendekati Sean dan mencoba menjangkau tangan Sean namun malah didekap tubuhnya dengan tangan satu lagi oleh Sean.
"Ihhh lepasin dong lo tuh bau gue gak suka baunya, lepas ihhh jangan meluk gue," ujar Cia sambil meronta dari pelukan Sean, Sean memilih untuk menjatuhkan barang ditangannya dan membuka baju sekolahnya.
"Udah" lalu menunjukan kedua tangannya dan memilih memeluk kembali Cia, menempatkan kepalanya di ceruk Cia dan itu sungguh membuat Cia bingung hingga memilih untuk membalas pelukan Sean sambil menyamankan kepalanya didada Sean.
"Gue enggak suka," Sean tiba tiba berucap tepat di samping kuping Cia dan mempu membuat Cia merinding karena suara Sean sangat dingin.
"A-apa yang gak suka?" Cia bertanya dengan lirih karena Cia sungguh takut saat ini karena Sean berbeda.
"Daffa, gue enggak suka," ujar Sean dengan lirih, Cia yang mengerti maksud Sean melepaskan pelukan Sean dan bagaikan bipolar Cia sekarang tersenyum dengan lebar.
"Jadi pacar masa depannya Cia cemburu nih? Cie cemburu aduh Sean, Daffa tuh temen gue doang dia tadi neraktir doang kan lumayan duit gue utuh hehe," ujar Cia lalu Sean hanya menyentil dahi Cia dan memilih untuk memakai kembali pakaiannya dan merapihkan pakaiannya.
"Sean lo enggak usah khawatir sama Daffa karena percaya deh hati gue seribu persen buat lo semua, eh tapi gue masih marah sama lo" ujar Cia.
"Karena gue enggak suka liat lo ngerokok, gue kira lo anak baik baik yang selama ini gue kira, hehe abisnya gue gak pernah liat lo kayak gini gue cuman liat lo tuh PERFECT KETOS." Cia bersedekap tangan.
"Makanya jangan nilai orang dari luarnya," ujar Sean sedang mencoba memasang dasinya dan kemudian di ambil alih oleh Cia.
"Tapi gue tetep gak suka sama lo yang ngerokok, itu bisa buat ngebunuh lo perlahan lahan gue enggak suka," ucap Cia dengan serius.
•••
have a nice day✨
I hope u Enjoy:)
Don't forget to vote and Comment ❤️Instagram: @funart.99
Twitter: ASean89768949Jangan lupa untuk tersenyum:)
So yeah i love u guys makasih udah baca
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Ketos(Complete)
Romance⚠️ SILENT RIDERS⚠️ Cerita selesai!!!! "Aduh papa kan Cia cuman jorokin Sean doang enggak sampai nusuk Sean, lagian kan papa tau Cia sayang Sean hehe" "Pacar masa depan" Aprilicia Lustre "cuman!" "Sentil dahi? Why not!" Sean Reid Mungkin cerita ini u...