"Huaaa udah gak kuat," ujar Sesil yang mengeluarkan air matanya dan megap megap sambil meminum minumannya dengan banyak. "Gila pedes banget anjir," sambungnya lagi.
"Ahelah nyesel ikut challenge lo." Reynan sama seperti Sesil sedangkan Sean sudah menyerah dari awal dan hanya makanan Cia yang habis tak tersisa. "Jadi kalian yang kalah ayo push up dan untuk Sean nanti aja." Cia menampilkan smirknya.
"Gila lo Cia lg kepedesan gini lo nyuruh kita push up!, yah gacor banget lo bukan kaleng kaleng." Sesil meneplak pala Cia menggunakan botol minumannya yang sudah habis.
"Bodo" ujar Cia sambil memeletkan lidahnya.
.
"Sean bonyok lo oke juga, baik banget lagi, terus orangnya seru." posisi saat ini Cia yang sedang berbaring dan menjadikan paha Sean sebagai bantalannya. Kepala Cia menghadap perut Sean dan tangan Cia mengusap punggung Sean.
"Hmmmm" Sean hanya mengusap kepala Cia.
"Ahh gak asik nih ehhh tapi lo belom gue kasih hukuman kan?, nah gue mau hukumannya adalah lo jadi pacar gue...." belum Cia selesai berbicara sudah dipotong lebih dahulu oleh Sean.
"Gak bisa gitu dong....." lalu di potong kembali oleh Cia.
"Eitssss gak boleh nolak pokoknya." kemudian Sean hanya menghela napas dengan kasar.
"Se lo sebenernya cinta gak sih sama gue?" Cia berucap dengan lirih dan tidak mendapatkan jawaban Sean lalu Cia melanjutkan kata katanya kembali.
"Gue baru denger lo bilang sayang tapi gak buat cinta," ujar Cia mengehentikan usapannya dan menegakan badannya.
"Kok diem aja sihhhhhh ihhhh kan kita udah pacaran gue mau lo terbuka sama gue dan gue mau lo selalu nyatain cinta ke gue." Cia bersedekap dada sampai dengan tampang maksanya.
Sean yang mendengar penuturan Cia membalikan badannya menghadap Cia dan memegang bahu Cia.
"Yang mau pacaran siapa? Lo kan? Yang maksa siapa? Lo kan" Sean menyentil dahi Cia membuat Cia meringis.
"Dengerin gue Ci akan ada saatnya dimana gue jatuh cinta sama lo kalo misalkan emang gue ditakdirin sama lo yah mau nyangkal apa lagi gue? emang gue sekarang belum cinta sama lo tapi gak tau kan besok? Sore? Malam? Atau kapanpun." Cia menghela napas dengan pasrah begitupun Sean.
"Ajarin gue mencintai lo" Sean menatap manik Cia sangat dalam dan mampu membuat Cia gelisah.
"Tenang aja gak usah gelisah gitu sekali gue mau serius sama cewe yah gue akam serius Ci lo pasti udah tau gue dan gue mohon biarin gue kenal lo luar dalem Ci gue sayang lo belum cinta lo tunggu oke..." Sean dengan keteguhannya mengusap puncuk kepala Cia dan membawa Cia kedalam pelukannya.
.
"Kapan lombanya?" Cia memakan makanannya sambil memandang Sean.
"Besok hari sabtu" Sean memandang Cia dan membidikan kamera yang ia bawa kearah Cia.
"Ihhhh ngapain sih foto foto." Cia menyumpal mulut Sean dengan makanannya. "Biar kalo gue pergi nanti gue bisa memperbaiki sedikit rasa kangen gue biar gak membludak," ujar Sean dengan senyumnya.
"Tapi sayangnya Mr. Reid anda tidak di perbolehkan untuk pergi," ujar Cia sambil menepuk jidat Sean dengan telapak tangannya. "Gak ada yang tau takdir kan Cia" ujar Sean.
"Ishhh males ahhh bikin gak mood udah gue mau kekelas, dah suami masa depan haha," ujar Cia yang telah mengganti sebutannya kepada Sean karena saat ini Sean sudah menjadi pacarnya sedangkan Sean hanya menggeleng gelengkan kepalanya.
.
"Ehhhh mampus lo semua mingdep ujian praktek bego." Cindy si ketua kelas menggemakan suara paniknya.
"Lah kok dadakan? lo bego deh gimana sih jadi ketua kelas masa baru infoin sekarang," ujar Sesil dengan nyolot kepada Cindy karena dari awal Sesil memang tidak suka dengan Cindy yang terang terangan mendekati Reynan.
"Heh emak lampir enak aja lo ngomong, ini juga gue baru di kasih tau." Cindy tak kalah nyolotnya dari Sesil. "Heh lo tuh yah berdua kalo ada dendam pribadi jangan dimasukin dikelas sana tuh di luar elah" Vita menyetop adegan berantem antara Sesil dan Cindy.
.
"Yang benar dong Cia jangan begajulan." Sean memperingati Cia yang memang tidak bisa diam sedari tadi selalu loncat, mengomel, dan memaki permainan futsal sekolahnya.
"Diem deh Sean itu tuh si tujuh gak bener nendangnya harusnya kekiri biar gol ahhh kan jadi beda 1 gol makanya Se kalo ngajarin adik kelas tuh yang bener jangan kerjaannya tp tp ke cewe cewe aja," ujar Cia emosi dan malah berujung Sean yang kena.
"Kok jadi gue..." belum Sean menyelesaikan perkataannya Cia lebih dulu melemparkan sapu tangan ke arah muka Sean. "Lap tuh keringetnya," Cia kemudian meluruskan pandangannya kembali kearah permainan didepannya.
Sean hanya menghela napas dan mengikuti Cia menonton kembali. Namun saat ia sedang menatap lurus kearah bangku penonton tim sekolah lawannya Sean melihat mantannya bernama Devana dan saat Sean ingin membuang arah pandang dari sana tetapi Devana lebih dahulu menatap kearah Sean yang menyebabkan arah pandang mereka bertemu.
"Vana?" Sean berucap dengan lirih namun Cia yang menyadari Sean mencoba untuk mengikuti arah pandang Sean.
"Ngapain Se?" Cia membuyarkan lamunan Sean. "Dia siapa?" Lagi lagi Cia tidak mendapatkan jawaban. "Se dia siapa?" Sean berdehem.
"Mantan pas smp sampai SMA kelas satu," ujar Sean, Cia mengangguk nganggukan kepalanya dan memilih untuk diam karena dia tahu Sean sedang tidak mood sekarang karena terbukti dari perubahan air muka Sean.
"Se balik aja yuk kalo emang gak mood." Cia mengelus tangan Sean yang menegang. "enggak usah lo lagi asik," Sean berucap dengan datar.
"Enggak kok Se gak apa apa kalo lo mau balik ayuk kita balik." kemudian Sean mengagguk dan membawa Cia pergi dari sana.
.
Cia dan Sean sedang duduk disebuah taman dengan Cia yang terus berusaha mengajak Sean berbicara namun Sean berubah menjadi batu.
"Se tau gak tadi aku cek browser terus liat jajanan gitu katanya enak kesana aja yuk mumpung masih sore," ujar Cia.
"Se."
"Se."
Dengan kesal Cia berdiri dari duduknya dan menghadap ke Sean lalu menepuk jidat Sean "Awwsssh sakit Cia." Sean meringis. "Denger gue ngomong gak sih dari tadi, gue gak suka kalo lo kayak gitu gue gak suka Sean gue gak suka," ujar Cia dengan kesal.
Cia berderaian air mata "Gak usah lebay yah Cia." Sean berucap dengan dingin. "Kok lo malah ngatain gue lebay?" Cia berbalik badan melangkahkan kakinya namun dia memilih berbalik badan lagi menghadap Sean.
"Gue kira lo tipikal orang yang kalo ketemu mantann kalem, ternyata gak beda jauh sama orang orang." Cia menghapus air matanya dan bergegas pergi sedangkan Sean hanya menghela napas dengan kasar dan mengacak rambutnya.
"Bego ahhhh."
.
"Bego bego bego Sean bego kenapa sih gue bucin banget sama Sean ilahhh sampe nangis gini." Cia mengelap airmatanya dan mentertawakan hidupnya yang terlalu mencintai Sean
•••
Besok lagi yah guys:" hehe tapi insyaallah kalo aku ingat, kadang aku lupa👉🏻👈🏻
Hy kalian, have a nice day✨
I hope u Enjoy:)
Don't forget to vote and Comment ❤️Instagram: @funart.99
Twitter: ASean89768949Jangan lupa untuk tersenyum:)
So yeah i love u guys makasih udah baca
![](https://img.wattpad.com/cover/175770998-288-k777968.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Ketos(Complete)
Romantiek⚠️ SILENT RIDERS⚠️ Cerita selesai!!!! "Aduh papa kan Cia cuman jorokin Sean doang enggak sampai nusuk Sean, lagian kan papa tau Cia sayang Sean hehe" "Pacar masa depan" Aprilicia Lustre "cuman!" "Sentil dahi? Why not!" Sean Reid Mungkin cerita ini u...