Ep 38

651 69 0
                                    

Sohyun dan Taehyung sedang pemotretan untuk sebuah majalah. Walaupun syuting drama sudah selesai namun mereka masih harus bertemu karena pekerjaan ini itu. Sudah beberapa minggu sejak Taehyung keluar dari rumah sakit. Luka di tangannya kini hanya dibalut plester.

Mereka sedang duduk berdua di ruang make up. Sohyun memperhatikan tangan Taehyung.

"Tae, tanganmu masih sakit?"

"Sedikit. Tapi tidak masalah, aku kan laki-laki"

"Iya, laki-laki bodoh!"

"Eh, apa kau bilang?"

"Laki-laki sejati menghadapi masalah bukannya menghindar dan mencoba bunuh diri"

Sohyun menjulurkan lidahnya.

Taehyung terganggu dengan ucapan Sohyun. Dia memajukan bibirnya lalu kembali fokus ke ponsel.

.

.

"Ajak Sohyun ke coffee shop jam 3 sore. Buat seolah-olah ini sebuah kebetulan"

Seokjin membaca pesan dari Lisa.

"Semoga aku bisa mengajak Sohyun.."

Sohyun sudah berada di basement menuju mobil. Seokjin menyalakan mesin dan siap untuk berangkat. Sohyun terlihat agak lelah, dia hanya diam sambil bersandar.

Apa sekarang waktu yang tepat untuk mengatakannya?

"Um.. Sohyun"

"Ya?", Sohyun menegakkan posisi duduknya.

"Eh, bagaimana kalau kita minum kopi dulu?", Seokjin mengatakannya dengan ragu.

"Hmm, boleh. Kau yang bayar ya?"

"Siap!"

Huh, syukurlah..

Seokjin memarkirkan mobil di lahan parkir. Dia mengajak Sohyun masuk.  Mata Seokjin melirik-lirik mencari Lisa.

Dimana dia? Kenapa tidak terlihat?

Seokjin dan Sohyun sedang antri untuk memesan. Tidak lama sosok yang dicari Seokjin datang dan ikut mengantri tepat di belakang mereka.

"Min Sohyun?"

Lisa membuat seolah-olah ini cuma kebetulan.

Sohyun berpaling ke arah pemilik suara itu.

"Oh, kau.."

Sohyun terdiam sejenak begitu melihat Lisa.

"Hai, lama tidak bertemu. Kamu sendirian?", kata Lisa.

"Um, tidak, aku bersama.. teman", Sohyun menunjuk Seokjin.

Lisa melirik ke arah Seokjin.

"Ah, ya.. Apa kita bisa bicara hanya berdua saja? Mumpung kita sedang bertemu"

"Um, bicara apa? Katakan saja sekarang"

"Tidak, ada hal yang harus aku katakan padamu. Aku mau bicara empat mata", nada bicara Lisa begitu serius.

"Baiklah.."

Sohyun dan Lisa duduk di pojok ruangan. Sementara Seokjin duduk sendiri di pojok ruangan yang lain. Dia hanya mengamati mereka dari jauh.

Keduanya duduk berhadapan. Lisa merogoh sesuatu di tasnya dan meletakkannya di atas meja tepat di hadapan Sohyun. Mata Sohyun membulat melihat kotak di harapannya.

"Kurasa seharusnya ini jadi milikmu"

Sohyun mengalihkan tatapannya pada Lisa.

"Kamu pasti tidak asing dengan benda ini"

Lisa membuka tutup kotak dan membuat cincin berlian itu terlihat berkilauan.

"Aku mau memberikannya padamu, yang seharusnya memiliki ini"

"A-aku tidak membutuhkannya. Ini bukan milikku"

Sohyun menggeser kotak itu.

"Apa kamu membenciku?"

Sohyun diam.

"Aku minta maaf kalau aku, ya, merusak hubunganmu dengan Taehyung. Tapi aku sungguh tidak tahu kalau Taehyung sudah menikah"

Sohyun mengerutkan alisnya.

"Aku tahu. Yoongi menceritakan semuanya padaku"

"Kamu juga jangan salah paham, Taehyung tidak memberi cincin ini kepadaku, aku sendiri yang mengambilnya"

"Aku mengatakan ini karena aku tidak mau seseorang membenciku seumur hidupnya"

Sementara itu, Seokjin memicingkan matanya mencoba memperhatikan mulut Lisa yang sedang mengucapkaan sesuatu.

"Akh, tidak terdengar, terlalu jauh!"

Lisa meminum kopinya yang mulai dingin.

"Apa kau masih berhubungan dengan Taehyung?", kata Sohyun pelan.

"Aku sudah lama putus dengannya. Beberapa hari setelah aku memiliki cincin itu dia memutuskanku"

Itu berarti Taehyung sudah putus dengannya sebelum kami bercerai, bahkan sebelum sidang pertama

Entah kenapa ada rasa sesal di hati Sohyun.

"Dan, aku juga sudah putus dengan Yoongi", lanjut Lisa.

"Kalian putus?"

Lisa mencoba menguatkan dirinya.

Lisa mengalihkan perhatiannya, matanya menelusuri langit-langit coffee shop.

"Aku tidak punya banyak waktu jadi aku harus pergi sekarang"

Lisa bangkit dari kursinya.

"Terimalah ini sebagai permintaan maafku. Ku harap kamu mau menerimanya"

Lisa menaruh kotak itu lebih dekat pada Sohyun.

"Sampai jumpa, Sohyun. Terima kasih sudah mau berbicara denganku"

Lisa berjalan lurus melewati Sohyun. Pandangannya teralih pada Seokjin yang duduk di pojok. Dia memberi senyuman manis dan lambaian tangan pada Seokjin, sekali lagi membuat jantung Seokjin berdebar. Seokjin hanya tersenyum bodoh dari tempat duduknya.

Manisnya..

Hate You Love You | kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang