Ep 59

775 64 3
                                    

Seokjin berdiri di halte menunggu bus datang. Tangannya merogoh cincin berlian yang dia taruh di saku.

"Kau bisa berikan ini untuk pacarmu.."

Aku akan menyatakannya hari ini..

Bus datang, Seokjin naik ke bus. Tidak ada kursi yang tersisa untuknya, dia pun berdiri di barisan depan. Visualnya menarik perhatian para penumpang bus. Mata kaum hawa yang berada di sana tidak bisa lepas dari wajah Seokjin.

Seorang wanita tua yang duduk di depan Seokjin menyapanya.

"Hai, nak. Kau tampan sekali!", kata nenek itu.

"Ah, ya aku tahu nek. Aku memang ditakdirkan untuk jadi tampan sejak lahir", timpal Seokjin.

"Berapa umurmu?"

"Aku? 26 tahun"

"Benarkah? Nenek kira usiamu baru awal 20an..", Nenek itu terus memuji Seokjin.

"Ah, nenek bisa saja"

Senyuman mengembang di wajah Seokjin.

"Apa kau sudah punya pacar? Nenek punya cucu perempuan yang cantik, dia tiga tahun lebih muda darimu"

"Eh, aku belum punya sih, nek.. Tapi aku sudah punya calon, aku mau menyatakan perasaan ku padanya"

"Oh, begitu? Sayang sekali.."

Nenek itu sedikit kecewa.

"Semoga dia menerimamu, nak. Kalau kau ditolak temui nenek saja, akan nenek kenalkan dengan cucu nenek"

Seokjin tertawa.

Bus sampai di halte tujuan. Seokjin turun dari bus, sebelumnya dia berpamitan pada nenek itu. Seokjin melangkah cepat menuju apartemen Lisa.

Oh ya, apa dia ada di rumah? Hm, aku mau lihat mobilnya dulu ada atau tidak

Seokjin menuju basement dengan semangat. Harapannya begitu besar, pasalnya selama ini dia sudah cukup dekat dengan Lisa. Seokjin pun merasa kalau Lisa juga suka dengannya.

Seokjin sampai di basement. Matanya melirik mencari mobil Lisa yang biasa terparkir di ujung basement.

Seokjin memicingkan matanya begitu menemukan mobil yang dicarinya. Namun begitu melihatnya, jantungnya serasa dihujam panah yang tajam. Begitu sakit. Dia berdiri tepat di depan mobil berwarna oranye itu, saat Lisa sedang bercumbu dengan seorang pria di dalam.

Seokjin memundurkan langkahnya dengan gemetar.

Lisa menyadari kedatangan seseorang. Dia melepaskan ciumannya dengan pria asing itu. Matanya terbelalak.

"Seo-Seokjin!"

Seokjin bergegas pergi.

Lisa berusaha mengejarnya.

"Seokjin!", teriak Lisa.

Soekjin tidak sedikitpun menggerakkan kepalanya. Dia terus berjalan cepat.

Hate You Love You | kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang