Ep 48

679 70 6
                                    

Hari pernikahan tinggal tiga hari lagi. Sohyun dan Jungkook sudah menyiapkan semua yang dibutuhkan untuk hari pernikahan nanti. Sekarang mereka sedang berada di tempat designer untuk mengambil gaun milik Sohyun. Gaun putih panjang yang menjuntai ke lantai dengan lengan beraksen brukat.

Sohyun mencobanya lagi sebelum dia pakai saat menikah. Jungkook berbinar melihatnya, dia jadi tidak sabar menanti hari pernikahan tiba.

Selesai dari sana mereka mampir ke sebuah cafe untuk makan malam. Hari ini berlalu dengan menyenangkan.

"Aku tidak sabar!", kata Jungkook.

"Ahh.. Aku sangat menantikan hari pernikahan kita"

Sohyun hanya tersenyum.

"Kita akan hidup bahagia, punya banyak anak dan menikmati hari tua bersama", kata Jungkook dengan senyuman mengembang di bibirnya.

"Apa kita juga akan mati bersama?", gurau Sohyun.

"Kalau kita mati bersama siapa yang akan mengurus anak-anak? Aku yang akan mati lebih dulu, kamu harus menjaga anak-anak dengan baik!", tegas Jungkook.

"Kenapa jadi bahas soal kematian?"

Di luar hujan turun deras.

"Kamu mau punya berapa anak?", tanya Jungkook.

"Entahlah.. Menurutmu?"

"Tujuh?"

"Tujuh? Aku ini manusia bukan kucing, kamu pikir melahirkan itu mudah?"

Jungkook tertawa.

"Tadi kamu tanya aku, kenapa malah marah?"

"Ya pikir sendiri lah. Kamu kan tahu enaknya saja!"

"Eh, apa?"

Setelah perdebatan panjang dan makan malam mereka habis, mereka pun memutuskan untuk pulang.

"Musim panas apanya setiap hari hujan terus!", keluh Sohyun.

"Sudahlah, jangan mengeluh terus. Hujan kan pemberian Tuhan"

Jungkook menggandeng Sohyun menuju mobil. Mereka kebasahan terkena air hujan yang makin deras.

"Huh, pakaian ku basah semua!", Sohyun lagi-lagi mengeluh.

"Mau ganti dengan gaunmu?", Jungkook menunjuk gaun di kursi belakang.

"Eh, jangan, itu kan gaun pengantin masa aku pakai sekarang?"

"Tidak apa-apa. Aku suka melihatmu memakainya. Aku ingin melihatmu memakainya sekarang"

"Jangan konyol! Ayo pergi, sudah jam berapa ini?"

Mereka pergi meninggalkan halaman parkir cafe.

"Berat rasanya untuk meninggalkanmu..", kata Jungkook.

"Ayolah, kita kan cuma tidak akan bertemu dua hari, besok dan lusa, esoknya kita sudah bertemu lagi"

Sohyun mengecek sosmed di ponselnya.

"Sohyun.."

"Ya?"

"Aku mencintaimu"

"Aku juga, Jung", Sohyun menatapnya sebentar.

Mobil masuk ke jalan bebas hambatan. Sohyun masih asik dengan ponselnya. Hujan lebat membuat jalanan licin dan pandangan terbatas.

"Hati-hati, Jung!"

Jungkook menjaga kecepatannya.

"Mau menepi dulu?"

"Tidak ada tempat untuk menepi"

Jungkook fokus menyetir.

"Halo?", Sohyun menjawab panggilan dari Yoongi.

"Aku di jalan pulang.."

"Apa? Suaramu putus-putus"

Jungkook berusaha memfokuskan pandangannya yang terhalang derasnya hujan.

.

Tiba-tiba sinar dari sepasang lampu mobil kontainer berukuran sedang menyilaukan mata Jungkook. Kontainer dari arah berlawanan itu keluar jalur dan menubruk sisi kiri mobil. Jungkook dan Sohyun bersama mobil yang mereka tumpangi terhempas jauh beberapa meter dan menabrak pembatas jalan.

Sohyun?!

Terdengar suara panik di ujung telepon masih menyala yang terhempas ke jok belakang mobil.

Napas Sohyun terengah-engah. Dia tidak sadar dengan apa yang baru saja terjadi, kejadiannya begitu cepat. Tubuhnya lemah, kakinya terjepit sisi depan mobil yang ringsek.

"Jung..", suaranya begitu lemah bahkan hampir tidak terdengar.

Sohyun melihat Jungkook yang bersimbah darah di sebelahnya. Dia mencoba menggapai tubuhnya namun tidak sanggup.

Air hujan perlahan membasahinya melalui kaca depan yang sudah pecah berhamburan.

Telepon dari Yoongi terputus.

Tolong..

Selamatkan kami..

Sohyun menatap Jungkook dengan sisa tenaganya. Dia merasakan darah mengalir dari sisi kanan kepalanya. Dia menangis melihat Jungkook yang tidak berdaya.

Sohyun berhasil meraih tangannya walau hanya telunjuknya yang sampai di tangan Jungkook. Dia mengaitkan jarinya.

Jung, bangun..

Kita tidak boleh mati..

Kita.. Harus.. Selamat..

Sohyun semakin lemah dan akhirnya terpejam tepat sebelum pertolongan datang.

Hate You Love You | kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang