Ep 47

627 70 1
                                    

Hari demi hari berlalu. Taehyung sakit karena terlalu memikirkan pernikahan Sohyun yang tinggal sebentar lagi. Dia sedang terbaring lemah di kamar. Hoseok menemaninya sejak kemarin, orang yang selalu ada untuk Tae.

"Ini minum obatnya", ujar Hoseok.

Taehyung menenggak beberapa pil yang diberikan Hoseok.

"Sudah", kata Taehyung.

Taehyung kembali berbaring.

"Lepaskan pikiranmu. Lupakan Sohyun"

"Aku tidak bisa"

"Bukan tidak bisa tapi tidak mau!"

"Ah sudahlah, jangan membahas itu!Keluar sana, aku mau tidur!"

Hoseok meruncingkan bibirnya.

Tidak lama Namjoon datang dengan membawa kotak makan dan langsung masuk ke kamar Taehyung.

"Taehyung!", kata Namjoon.

"Apa? Aku mau istirahat!"

"Ini, ada kiriman untukmu", Namjoon meletakkan kotak makan itu di sebelah Taehyung. 

Taehyung bangkit dan membukanya. Ada sup rumput laut dan telur gulung.

"Dari siapa?", tanya Taehyung.

"Dari Sohyun, dia menitipkannya padaku tadi"

Taehyung menutup kembali kotak itu.

"Aku tidak mau, buatmu saja"

Namjoon memicingkan matanya.

"Eh, ini dari Sohyun, lho. Yakin tidak mau?"

Taehyung berbaring membelakangi kotak makan itu. Namjoon mengambilnya kembali.

"Hm, yasudah. Hoseok, ayo makan!", teriak Namjoon.

Namjoon membawa kotak makan ke ruang tengah dan menyantapnya bersama Hoseok. Sementara Taehyung berdiam diri di kamar.

Aku tidak butuh makanan darimu, yang aku butuhkan adalah kamu!

Taehyung memeluk guling sambil menangis. 

"Coba kau tengok Tae, ajak dia makan", kata Namjoon.

"Baiklah"

Hoseok beranjak dari sofa dan masuk ke kamar.

"Taehyung?"

Taehyung tidak menghiraukannya.

"Sepertinya dia tidur", ucap Hoseok pada Namjoon.

Taehyung masih terisak sambil memejamkan matanya.

.

"Aku keluar dulu, tidak lama", kata Hoseok.

"Iya"

Taehyung menutup pintu. Kondisi Taehyung sudah lebik baik hari ini. Wajahnya sudah kembali segar walaupun masih belum nafsu makan.

Taehyung menyalakan tv dan duduk di sofa.

"Huft, membosankan"

Dia mematikan lagi tv dengan remote.

"Lebih baik aku tidur"

Taehyung melangkah menuju kamar.

Ting tong

"Siapa itu? Baru saja mau tidur"

Taehyung membuka pintu.

"Oh?"

"Hai!"

Sohyun berdiri di depan pintu sambil tersenyum padanya. Taehyung tidak mengatakan apa-apa, dia hanya berdiri sambil menatapnya tidak percaya.

"Bagaimana kondisimu? Um, makanan dariku kamu makan, kan?"

Taehyung menelan ludah.

"Ya.. Aku lumayan baik.."

Sohyun mengambil sesuatu dari tas.

"Aku mau memberi ini.."

Undangan pernikahan

Taehyung menganga. Dia mengambilnya dengan terpaksa.

"Kuharap kamu datang"

Taehyung masih terpaku menatap undangan yang dipegangnya.

"Aku tidak bisa lama-lama, masih ada urusan lain. Aku pergi dulu.."

Sohyun melangkah pergi. Tubuhnya menghilang di balik pintu lift.

Taehyung masuk ke dalam. Dia duduk di sofa lalu membaca undangan itu.

10 hari lagi

Taehyung memalingkan wajahnya dan memejamkan mata sambil membuang napas dari mulutnya.

Ini tidak sungguhan

"Tidak!"

"Tidakkk!!!"

Taehyung menunduk sambil menitikan air mata.

Hoseok kembali. Dia melihat Taehyung yang sedang menangis di sofa.

"Ada apa denganmu?!", Hoseok panik.

Hoseok menghampirinya. Dia melihat undangan di atas meja dan membacanya.

"Sudahlah.."

Hoseok duduk di sebelah Taehyung sambil mengusap pundaknya. Taehyung benar-benar kacau. Hoseok bingung bagaimana menangani Taehyung dengan keadaan yang seperti ini.

Setelah menghubungi Namjoon, akhirnya Hoseok mengajak Taehyung ke psikolog untuk berkonsultasi. Sepanjang perjalanan Taehyung hanya diam, tatapannya kosong. Hoseok pun tidak berani bertanya, dia hanya membiarkannya diam.

.

.

.

.

.

Taehyung masuk ke ruangan disambut senyuman seorang pria parubaya. Pria itu mempersilakannya bersandar di sofa panjang.

"Jadi kau punya masalah?", kata pria itu.

"Masalahku cuma satu, dengan seorang wanita"

"Pacarmu?"

"Mantan istriku. Aku.. Tidak bisa melupakannya. Aku sungguh tidak rela"

Pria itu membenarkan posisi duduknya, lalu mendengarkan segala keluhan dan curhatan Taehyung sambil sesekali bertanya dan memberi nasihat.

Taehyung sudah selesai berkonsultasi. Dia menghampiri Hoseok yang menunggu di koridor.

"Bagaimana keadaanmu?"

"Sudah lebih baik", Taehyung tersenyum tipis.

"Aku akan berusaha untuk merelakannya sekarang", Taehyung tersenyum lebih lebar.

Hoseok senang mendengarnya.

"Kau harus pikirkan dirimu. Kau harus bahagia. Jangan sedih lagi!"

"Iya, terima kasih sudah menemaniku. Kau yang terbaik!"

Hoseok merasa lega mendengar ucapan itu dari Taehyung.

Aku harus mencintai diriku sendiri.. Aku akan mencari kebahagiaan untukku. Selamat tinggal, masa lalu..

Hate You Love You | kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang