CG-6. Pertanyaan Sulit

2.4K 102 2
                                    

"Jika kamu berani untuk jatuh cinta, maka kamu, juga harus siap merasakan sakit, karena hal itu."

-Reyhan Pradana-

-oOo-

Reyhan dan Febby berjalan menelusuri lorong sekolah. Keduanya sudah menyandang status pacaran sekarang, setelah beberapa menit yang lalu Febby dengan terang-terangan menembak Reyhan. Wajah berseri-seri tak bisa disembunyikan oleh Reyhan. Pria itu kini, merangkul Febby dan membawanya ke kelas gadis itu.

Berpacaran dengan Reyhan bukan sesuatu yang buruk bagi Febby, toh Reyhan juga sedikit memiliki wajah rupawan. Tapi, jika dibandingkan dengan Pangeran, Pangeran masih unggul.

"Silahkan duduk tuan putriku!"

Reyhan berdiri dibelakang kursi tempat duduk Febby dikelas, kemudian menariknya kebelakang agar bisa memberikan ruang bagi Febby untuk dengan mudah duduk.

"Makasih!"

Bisik-bisik dari teman-teman sekelas Febby, langsung memenuhi aura kelas. Tatapan penuh tanya sekaligus tebakan sok tahu menuju pada kedua sejoli itu.

Maudy yang tadinya mengerjakan latihan soal matematika untuk persiapan olimpiode nanti, langsung mengedarkan pandangannya pada Febby dan juga Reyhan.

"Bye-bye Febby sayang. Gue balik ke kelas dulu!" Febby hanya mengangguk seraya tersenyum manis pada Reyhan. Reyhan yang merasa cukup, langsung berjalan keluar menuju pintu dengan senyum yang juga belum memudar.

"Sayang?" Maudy membatin.

Adit dan Bobi yang baru masuk ke kelasnya, sempat berpapasan dengan Reyhan.

Bobi bergedik heran, melihat Reyhan yang senyum-senyum udah kayak habis menang undian.

"Feb, Si kutil tokek Reyhan abis ngapain disini?" tanya Bobi, yang berdiri didepan meja Febby, dan Adit berdiri disamping Bobi sambil menikmati kopi good day botol yang dibawanya dari kantin.

"Gue kan sama Reyhan, pacaran!"

Byuurrr

Kopi good day yang belum sempat diteguk Adit, langsung tersembur tepat mengenai wajah Bobi.

Bobi mengusap wajahnya yang terkena semburan mujarab kopi yang sudah bercampur dengan air liur Adit.

"Sejak kapan lo jadian sama Reyhan?" Adit nampak terkejut dengan apa yang dikatakan Febby. Hal serupa juga dirasakan dengan Maudy dan Bobi.

"Hemm...," Febby berpikir sejenak, "Sejam yang lalu mungkin!" Febby menjawab enteng tanpa beban.

Hikss hikss

"Tega benner lu, Beb. Selingkuhin gue. abwang Bobi kurang apa coba di bandingkan sama si kutil tokek Reyhan itu? Huaa. Gimana jadinya rumah tangga kita? Yang udah kita bangun sedemikian rupa, hikss hikss" Bobi memulai dramanya, dibantu dengan bekas muncratan kopi Adit tadi memberikan efek basah di wajahnya. Ingusnya juga udah keluar masuk dari lubang hidungnya. Dan, sebagai pembalasan, Bobi meggunakan lengan baju Adit sebagai lap ingusnya yang sudah meler-meler.

Adit yang merasa ternodai, langsung menjambak rambut Bobi tanpa mikir dua kali.

"Sialan lo, beraninya lo, jadiin baju gue lap ingus! Lo pikir baju gue apaan?"

"Lap warteg," celetuk Bobi yang langsung dapat gamparan panas dari Adit.

"Kok, lo bisa sih? Pacaran sama Reyhan?" kini, Maudy yang melempar pertanyaan.

Udah kayak wartawan ajah lu pada.

"Yah bisa lah, kan gue nembak Reyhan!"

Tiga tangan langsung mendarat sekaligus di wajah Febby. Adit, Maudy dan Bobi kini, memeriksa keadaan Febby, berharap gadis itu sadar dengan apa yang dikatakannya.

CRAZY GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang