CG-52. Keadaan

2K 76 12
                                    

"Ada banyak hal yang aku takuti, termasuk kehilangan kamu."

• C R A Z Y G I R L •

Buku-buku berserakan di bawah lantai, bantal guling tak lagi diatas kasur, pakaian yang terbongkar dari dalam lemari, benda-benda lainnya berserakan dimana-mana.

Sebuah kamar dengan berhias kegelapan hampir bagai tak ada kehidupan. Hanya cahaya rembulan yang masuk dibalik jendela yang sengaja terbuka. Angin malam berhembus pelan, melerai gorden tipis di jendela yang ukurannya tak begitu besar.

Dipojok kamar itu terdapat seorang gadis dengan penampilan kacaunya. Rambut tergerai berantakan, mata sembab memerah, dan terdapat bercak darah di baju putih yang sedang dikenakannya itu.

Gadis itu terisak, meringkuh dirinya sendiri. Memori kejadian buruk yang selalu menimpanya akhir-akhir ini memutar kembali diingatannya.

"Dassar penghianat!"

"Sahabat macam apa dia itu?"

"Gak tau diri!"

"Gak berperasaan!"

"Pembohong!"

"Teman bangsat!"

Makian dan segala kejadian itu membuat gadis itu tiba-tiba saja berteriak. Tangan kirinya yang sedari tadi tergenggam kuat kini terbuka, menampakkan tiga pil obat berwarna putih di telapak tangannya.

Gemetar hebat, lantas saja ia memasukkan obat itu sekaligus kedalam mulutnya. Tangan kanannya ia pergunakan meraba sebuah meja di dekatnya itu, segelas air berhasil ia dapatkan. Bersetan dengan keadaan langsung saja ia meminumnya, tiga pil obat sialan berhasil diminum gadis itu.

Gadis itu tiba-tiba tertawa dengan air mata meluruh dipipinya. Gelas kaca yang sempat dipegangnya ia lempar kesembarang arah hingga membuahkan suara khas pecahan kaca.

"HAHAHAHA BACOT!"

"KALIAN GAK GUNA!"

"DUNIA ADA DI TANGAN GUE SEKARANG!"

"GUE PENGUASANYA!"

"HAHAHA!"

Gadis itu berdiri, berjalan tertele-tele menuju cermin rias. Tanpa sadarnya, telapak kaki gadis itu berdarah hebat karena tak sengaja menginjak beling yang berasal dari pecahan kaca yang ia lempar sendiri tadi. Jejak kaki darah merah begitu tercetak jelas dilantai berwarna putih itu.

Melihat kondisi dirinya dipantulan kaca, gadis itu lantas tersenyum devil. Dia Maudy Nandya Putri, gadis cantik yang dulu dikenal sebagai gadis cantik, pintar, periang, suka tersenyum ramah, dan sahabat Febby. Kini sekarang tidak lagi, berbanding 180 derajat dari sosok Maudy dulu.

"Teman bangsat!"

"Bangsat!"

"GUE BANGSAT!"

Bayangan diri Maudy dicermin kaca itu tak lagi sempurna, penuh dengan retakan, hancur dan berantakan begitu persis dengan keadaannya sekarang.

Maudy melihat kedua tangannya yang mengucur darah segar, diluar kendalinya ia baru saja meninju kuat cermin dihadapannya itu.

"Arghhss."

Maudy berteriak kemudian diakhiri tangis sangat menyakitkan dari gadis itu. Hari-harinya begitu hancur. Semuanya begitu membenci dirinya. Semesta seolah tidak menginginkan kehidupan gadis itu lagi.

CRAZY GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang