"Bersama rasa aku disini akan baik-baik saja"
• C R A Z Y G I R L •
-oOo-
Napas legah langsung dihembuskan seluruh murid-murid SMA Taruna, tatkala bell pulang sekolah berbunyi menghiasi sudut bangunan berlantai tiga itu.
Seraya menggendong tas atau sekedar menyampirnya dipundak masing-masing, semua murid berhamburan keluar kelas siap melepas rasa penat yang dirasakan setelah seharian bersekolah.
Sama seperti para murid-murid lainnya, Febby pun seperti itu, keluar kelas dengan Bobi yang membantunya. Kakinya masih sering kali terasa sakit, hingga berjalan dengan sendiripun ia tidak bisa. Ia membutuhkan orang lain.
"Hati-hati dong Bob, kaki gue sakit ini. Lo ikhlas gak sih? Bantuinnya?!" cerca Febby.
"Iya-iya bawel lo ah, masih mending gue mau bantuin."
"Oh gitu yah sekarang, besok-besok lo kesusahan terus minta bantuan, gue mana ogah nolongin lo."
"Astagfirullah Al-adzim," Bobi beristigfar sesaat, "ini juga gue udah bantuin, masih mending gue daripada si Ferguso noh Adit, dia diem-diem baek, gak niat bantuin apa?"
Febby melirik sebentar kearah Adit yang masih membereskan bukunya. Memasukkannya kedalam tas hitam punggungnya. Tak lama kemudian, Adit bangkit dari duduknya berjalan keluar kelas tanpa memperdulikan Febby dan Bobi yang berdiri diambang pintu kelasnya.
"Woy, Dit!" Adit menoleh malas, memberhentikan langkahnya setelah Bobi meneriaki dirinya, "Lo anterin pulang deh, nih tetangga lo!"
Adit menatap Febby yang juga menatap dirinya. Melirik kaki kanan Febby yang terbungkus sepatu dan tak tersentuh oleh lantai. Seketika kejadian dimana Pangeran mengurut kaki Febby di UKS memutar kembali dipikiran Adit, dan ia tidak menyukai hal itu.
"Gue gak bisa, gue punya urusan," balas Adit.
"Aelah sok sibuk benner. Emang punya urusan sama siapa sih?" tanya Bobi, pasalnya sahabatnya itu bukan orang yang memiliki kesibukan lebih. Palingan hanya sibuk bermain game dan selebihnya yang tak berfaedah.
Pandangan Adit mengarah pada tempat lain, dan sangat kebetulan matanya menangkap sosok Maya yang muncul keluar dari arah UKS.
"Maya, gue udah janji buat antarin dia pulang hari ini," ucap Adit lalu memilih pergi menyusul Maya lalu melambaikan tangan pada gadis PMR itu. Maya yang melihat lambaian Adit, sontak saja membalasnya.
Setelah berhasil berhadapan dengan Maya, tanpa sungkan, Adit langsung merangkul gadis itu dengan sangat hangat, ditambah senyum manis yang memperlihatkan kedua lesung dipipinya.
Febby tersenyum getir, melihat sikap Adit ke Maya dengan sangat ramah, membuatnya merindukan sosok Adit didahulu kala. Yang selalu ada untuknya, tapi sekarang? Menjadi sebaliknya. Menjauh sejauh-jauhnya.
"Oh itu yang namanya Maya? Cantik juga, pantessan si Ferguso nempel banget kayak lem, cantik gitu," Bobi berkomentar, "Ternyata dugaan gue kalau Adit suka sama lo Feb, salah ternyata."
Entah kenapa ucapan Bobi terakhir membuat Febby terdiam, seperti ada rasa yang menyerang tubuhnya. Namun rasa apakah itu? Cemburu? Entahlah.
-oOo-
"Eh, kak Adit? Kakak ngapain rangkul-rangkul gue kayak gini kak?" tanya Maya merasa tidak enak. Dengan perlakuan Adit yang seperti ini kepadanya, membuat ia dan Adit menjadi pusat perhatian. Bisik-bisik tetanggapun mulai menjalar.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY GIRL [END]
Teen Fiction"Kesalahan terbesarku tak bisa mencintai siapapun selain kamu!" ••• Menceritakan tentang Febby Giovani, gadis gila pengincar Cogan disekolah. Cantik, tangguh dan pantang menyerah, berwajah tembem, bertubuh mungil, manja, bawel memiliki tingkat keper...