CG-35. Luka

1.7K 90 6
                                    

"Hancurnya hati yang telah patah. Lelahnya rasa yang nyaris menjadi asa. Kau dengan mudahnya memberikan luka yang sulit ku percaya."

• C R A Z Y G I R L •

"Feb, gue mau nanya." Maudy memberi jeda pada ucapannya. "Kalau lo dikasih pilihan, antara Adit sama Pangeran. Lo bakal pilih siapa?"

Kepala Adit yang semula tertunduk langsung terangkat kala Maudy mengajukan pertanyaannya pada Febby. Ia kaget sekaligus heran kenapa Maudy bertanya demikian.

Dengan wajah datarnya Pangeran mencoba bersikap seolah biasa-biasa saja. Tapi jauh dalam pikirannya, Pangeran sama halnya dengan Adit, kaget dan heran pada Maudy.

"Feb, jawab!" Maudy mencoba menyadarkan Febby yang hanya diam.

Pilihan yang sulit menurut Febby.

"Febby?" lagi-lagi Maudy menyadarkan.

"Iya gue jawab!" Febby menarik nafas kemudian menghelainya secara perlahan. "Gue cinta sama Pangeran." arah pandang Febby mengarah pada Pangeran yang masih setia dengan wajah datarnya, tidak terkejut dengan pengakuan Febby barusan. "Tapi," sementara arah pandangnya belum lepas dari Pangeran, tangan kanan Febby menggengam erat tangan Adit yng duduk disampingnya. "Gue sayang sama Adit. Gue gak mau kehilangan dia, karena Adit itu sahabat gue, dia yang selalu ada disaat gue butuh pertolongan, sandaran bahkan kekuatan."

Adit melirik genggaman tangan Febby erat kemudian menatap gadis itu yang sedang menatap Pangeran.

"Gak bisa gitu dong Kak. Kak Febby harus pilih antara Kak Adit sama Kak Pangeran!" Maya yang dibuat greget sendiri dengan Febby memilih bersuara. Bukan jawaban seperti itu yang diinginkan Maya.

Bukan hanya Maya, beberapa teman-teman Febby juga sependapat dengan Maya, terutama Maudy.

"Islam gak melarang buat poligami kan? Kalau gue bisa pilih dua-duanya, kenapa enggak?" Febby berseru membela dirinya sendiri.

"Poligami buat cowok, kalau cewek itu Poligandri dan itu dilarang dalam islam." ditambah lagi oleh Lheo ikut memojokkan Febby membuat gadis itu tak harus mengatakan apa.

"Lanjutin gamenya!!" perintah Adit pada Agil yang langsung dituruti.

"Jangan dulu, Febby belum jawab pertanyaan gue!" Maudy menahan pergerakan Agil untuk memainkan gitarnya.

"Maksud lo nanya kayak gitu ke Febby apa?" tak ingin dibuat heran, Adit lebih baik menanyakan.

Kini, Maudy yang diam. Benar dugaan Adit ada sesuatu yang sulit ia mengerti pada sikap Maudy.

"Lanjutin gamenya!" ucap Maudy tiba-tiba.

Permainan dilanjutkan, botol itu bergulir mengikuti nyanyian Agil Pernah - Azmi.

🎶 Pernah sakit tapi tak pernah sesakit ini
Karena pernah cinta tapi tak pernah sedalam ini
Aku ingin semua cintamu hanya untukku
Memang 'ku tak rela kau bagi untuk hati yang lain

Jika memang kau bagi cintamu
Ke mana janji itu kau buang?

Ho-oo-ooo ...
Kau buat 'ku menangis tanpa air mata
Sampai kuteriak pun sudah tak ada suara🎶

Pangeran tak berkutik, botol itu terhenti ditangannya. Entah sengaja atau tidak, Agil seolah mempermainkan suasana yang semula tegang semakin tegang. Otomatis Febby yang mengajukan pertanyaan pada Pangeran.

Sudut bibir Febby terangkat, keinginannya terpenuhi melalui Agil. Sepertinya ia harus banyak-banyak berterima kasih pada adik kelasnya itu.

"Febby mau tanya, kapan Pangeran balas perasaan Febby? Pangeran tahu kan, kalau Febby itu cinta mati sama Pangeran?"

CRAZY GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang