CG-47. Tragedi

2.1K 83 23
                                    

"Satu hal yang pasti. Aku mencintaimu sepenuh hati."

• C R A Z Y G I R L •

"Lo sama Adit kayaknya dekat banget yah?"

Setelah beberapa detik menyadarkan dirinya sendiri, Pangeran membuka obrolan dari apa yang Febby ceritakan tadi.

Febby terkekeh. "Banget malah, Febby sama Adit itu sahabatan dari masih kecil, bahkan sebelum TK," jelas Febby.

"Selama itu?" tanya Pangeran tak percaya.

"Iya Pangeran, selama itu."

"Dan selama itu lo gak pernah ngerasa cinta sama Adit?"

Febby bingung, pertanyaan macam apa ini?

"Apaan sih Pangeran, Adit itu sahabatnya Febby jadi gak bakalan lah Febby cinta sama Adit," jawab Febby.

"Tapi mungkin ajah kan, Adit cinta sama lo! Dari cara Adit memperlakukan lo, yang selalu ada buat lo, lindungin lo, menurut gue sih sahabat gak sampai segitunya."

Febby diam, dengan raut wajah bingung ia mencerna kata-kata Pangeran.

"Kalaupun iya, Febby gak bakalan balas perasaan Adit!"

"Kenapa?"

"Karena Febby cintanya sama Pangeran, dan mungkin selamanya seperti itu," lantas bibir Febby tersenyum manis.

Pangeran tersenyum simpul, terhanyut dalam perkatan gadis disampingnya ini. "Maaf."

Dahi dibalik poni itu berkerut tak mengerti. "Maaf karena apa Pangeran?"

"Semuanya!"

Febby mengangguk sebagai balasan. Sebenarnya ia belum terlalu mengerti maksud dari perkataan pria yang duduk disebelahnya ini.

"Tadi pagi lo udah sarapan?"

Febby menyengir kemudian menggelengkan kepalanya. "Belom hehe, Macan kan gak ada dirumah jadi gak ada yang masak. Febby juga gak jago masak," jujurnya.

"Ayo cari makan, lo mau makan apa?"

"Bakpao," ucap Febby antusias, "hari ini Febby belum makan bakpao sama sekali."

"Emang bakpao bisa bikin kenyang?"

"Bisa dong, lagian kan perut Febby kecil jadi bakpao ajah udah cukup!"

Pangeran dibuat tertawa apalagi dengan lucunya Febby menepuk-nepuk perutnya yang kecil.

"Ya udah ayo!"

Pangeran bangkit dari duduknya, hal yang sama dilakukan oleh Febby. Dan tanpa aba-aba Pangeran menggenggam tangan gadis itu. Sedikit shock, Febby mematung kemudian mengerjapkan matanya beberapa kali mencoba menyadarkan diri bahwa ini adalah nyata. Pangeran menggenggam tangannya.

"Ayo!"

Febby yang semula mematung kini mengangguk melirik tangannya yang digenggam Pangeran sekejap, kemudian senyumnya lagi-lagi mengembang. Dan akhirnya langkah Febby dan Pangeran sejajar, bersama genggaman hangat itu.

"Kita jalan ajah, gue tahu penjual bakpao dekat sini!"

Febby mengangguk menurut, rasanya ia ingin berteriak menyeruakan bahagianya. Kita?

"Lo kok jadi pendiam gini? Gak biasanya. Febby yang gue kenal itu pecicilan, bar-bar dan paling gak bisa diam."

Semua yang dikatakan Pangeran adalah sebuah kebenaran tak ada unsur kebohongan sedikitpun disana. Sepanjang jalan Febby tak mengucapkan sepatah katapun. Mendadak gadis itu jadi kalem.

CRAZY GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang