CG-11. Sorot mata

1.5K 82 13
                                    

"Sesulit aku mencari nomor Whatsappmu semudah kamu memblokir aku."

-Febby Giovani-

-oOo

Vote+comment > <

Sebuah bola mata hitam menyorot tajam pada seorang pria yang kini duduk dengan buliran keringat dipelipisnya. Seakan-akan ia berada diantara hidup dan mati. Tatapan orang ini teramat sangat mengerikan baginya yang tak melakukan kesalahan apa-apa. Sang pemilik mata tajam itu ialah Pangeran Raga Adipta, dan orang yang ditatapnya adalah Reyhan Pradana.

“Sekarang lo jujur sama gue! Lo kan yang ngasih nomor Whatsapp gue ke Febby?” Pangeran semakin menyorot tajam, Reyhan hanya meneguk salivanya dengan kasar. Aura menakutkan Pangeran kini, melebihi sosok valak di film the nun.

“Gak, Ran. Gue gak lakuin itu, seriusan deh. Lo harus percaya sama gue!” ungkap Reyhan.

“Jangan bohong.”

“Gue gak bohong sama lo, Ran, sumpah. Mana berani gue lakuin itu. Kemarin-kemarin Febby emang minta sama gue, tapi gue gak kasih,” Reyhan mengelak membela dirinya sendiri.

“Kalo bukan lo? Siapa lagi?” tanyanya dengan nada pelan tapi penuh penekanan.

“Gue gak tau, intinya bukan gue yang kasih.”

Setelah menyorot Reyhan dengan sedikit lama, akhirnya Pangeran mengedarkan tatapannya pada papan tulis didepannya yang dipenuhi dengan tulisan angka serta rumus matematika. Otak Pangeran dibuat berpikir dengan pertanyaannya. Siapa kira-kira yang memberi nomornya pada Febby, tanpa sepengetahuannya.

Setelah mengamati papan tulis putih itu, muncul nama seseorang dibenaknya, tapi ia masih ragu dengan nama itu, ia tak mau berburuk sangka yang kedua kalinya.

-oOo-

Lorong loker, disinilah Pangeran sekarang bersama Maudy. Seakan-akan tempat ini sudah menjadi andalan keduanya jika ingin membicarakan suatu hal yang penting tanpa takut kedengaran siapapun.

Entah kenapa? Lorong loker begitu sepi, jika jam istirahat seperti ini. Mungkin saja, semua anak-anak SMA Taruna lebih memilih mengunjungi kantin untuk mengisi kekosongan perut, ketimbang ke tempat penyimpanan barang.

“Aku mau kamu jawab dengan jujur. Apa kamu? Yang kasih nomor Whatsapp aku ke Febby?” tanya Pangeran dengan sebaik-baiknya. Bahkan ditangan kanan Pangeran, ia sengaja memperlihatkan ponselnya kepada Maudy. Menunjukan pesan beruntun Febby semalam yang belum sempat di hapus Pangeran. Tapi, Pangeran sudah memblokir nomor Febby.

Mata Maudy langsung terbelalak sempurna, bukan pesan yang dikirim Febby, melainkan atas perlakuan Pangeran yang memblokir nomor sahabatnya itu.

Setelah memberikan nomor Pangeran kepada Febby semalam, Maudy sudah tak memainkan ponselnya. Ia tak mengubris, walaupun benda canggih itu berdering beberapa kali menandakan ada notifikasi masuk dipesan Whatsappnya. Maudy memfokuskan dirinya pada soal pelatihan yang diberikan pak Eko kepadanya.

“Kok nomor Febby di blokir?”

Pangeran menatap Maudy heran. Bukan kata itu yang diharapkan Pangeran keluar dari bibir kekasihnya itu.

“Itu gak penting, yang terpenting itu siapa yang kasih nomor aku ke febby?” ujar Pangeran.

“Ini penting Pangeran.”

CRAZY GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang