CG-42. 24 Jam

1.3K 65 4
                                    

"Perihal waktu dan kesempatan. Akan ku manfaatin dengan sebaik-baiknya. Karena mungkin saja terlepas hari ini, ada sesuatu keajaiban yang mungkin akan terjadi."

• C R A Z Y G I R L •

Suasana kantin begitu ramai di jam istirahat seperti ini. Tawar menawar selalu menjadi ritual di stand penjualan para Mbak-mbak kantin dengan siswa SMA Taruna. Tak terlepas juga dengan aroma makanan yang selalu menggoda perut bagi siapa saja yang merasa sangat kelaparan.

Febby, Adit, Maudy dan Bobi pun kini tengah menyantap nikmat makanan yang dipesan masing-masing. Sesekali ketiganya tertawa serempak, mendengar cerita konyol Bobi yang seakan tak ada habisnya.

Teringat kejadian disaat jam pertama pelajaran, dengan usil Bobi memotong kumis tebal pak Eko dengan gunting. Entah karena efek begadang atau kurang tidur semalam, Pak Eko tertidur disaat mengajar dikelas XI IPA 3, dan gaya tidurnya itu tersandar dikursi. Bobi dengan kekurang ajarannya, langsung memotong kumis tebal Pak Eko tanpa permisi.

Pak Eko langsung terbangun karena ulah Bobi, dan disaat bercermin kumis yang selalu dibanggakan pria tua jomlo itu, tahu-tahu saja sudah gundul seperti kepalanya.

Febby, Adit, Maudy serta teman-teman sekelas Bobi langsung dikuasai tawa tanpa henti. Apalagi melihat penampilan Pak Eko tanpa kumis membuat pria yang belum menikah itu sangat terlihat lucu.

Pak Eko semakin murkah dibuatnya, ditanyakannya mengapa Bobi melakukan hal itu. Dan Bobi menjawab, "Saya tadi tidak sengaja liat kutu dikumis bapak lagi loncat-loncat. Pas saya mau tangkap eh, malah masuk lagi. Karena saya orangnya gemmes sama kutu, ya udah deh saya  cari tuh kutu dikumis bapak dengan gunting. Karena keasikan, malah gak sadar kalau ternyata kumis bapak udah saya gunting semua, hehehe. Lagian Pak Eko tambah ganteng kalau gak ada kumis." ungkap Bobi saat itu membuat kelas XI IPA 3 dipenuhi gelak tawa.

Dan ternyata balasan yang mengejutkan berasal dari Pak Eko, "Badan segede gajah, tapi gemmesnya sama kutu, dassar."  sontak saja tawa dikelas itu semakin menjadi-jadi.

Karena aksi usilnya, Bobi dihukum mengerjakan soal Matematika Lima puluh nomor.

"Anjirt haha, untung tadi gue gak ikutan." ucap Febby.

"Padahal ngecukur kumisnya Pak Eko seru loh Peb. Gue satu-satunya siswa sepanjang sejarah yang behasil ngebotakin kumisnya Pak Eko, hebat kan gue?" ucap Bobi dengan bangga.

Adit mengacungkan kedua jempol tangannya kearah Bobi. "Luar biasa, tingkatkan Bob! Habis kumis, lo cukur lagi tuh bulu keteknya Pak Eko, gue pernah liat bulu keteknya juga tebal, kayak hutan." ujar Adit semakin memperparah tawa Febby dan Maudy.

"Euumm, itu ide yang bagus. Patut gua coba!" hal gila yang ada dipikiran Adit malah disetujui oleh Bobi.

Terlalu keasikan ngobrol, hingga lupa makanan sudah mulai dingin. Keempatnya melanjutkan makan yang sempat tertunda tadi.

"Febby."

Uhhukk

Seruan itu membuat sepentol bakso yang tengah dikunyah Febby menyangkut ditenggorokannya. Dengan gerakan cepat, Adit yang berada disamping Febby langsung menyodorkan air mineral pada gadis itu. Tak ingin berlama-lama Febby pun langsung meminum air pemberian Adit. Setelah merasa tenggorokannya baikan, ia langsung tersenyum kearah pria yang memanggilnya tadi.

"Eh ada Pangeran, ada apa?" ucapnya dengan sangat manis.

Pangeran mengambil posisi disamping Maudy, dengan arah pandang menuju Febby. "Gue mau ngomong sesuatu sama lo!"

CRAZY GIRL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang