-revisi-
Hari ini adalah hari senin, hari ke 32-nya Byne berada disekolah ini. Pagi-pagi sekali Byne berangkat kesekolah, mungkin karena hari ini dia piket atau mungkin karena hari ini upacara bendera.
Byne diantar oleh mas-nya hari ini karena ayahnya pergi ke Jakarta untuk mengerjakan suatu pekerjaan yang menurutnya penting.
Sesampainya Byne digerbang sekolah, byne turun dari mobil mas-nya yang berwarna silver itu.
"Dek, nanti pulang jam berapa?" Tanya mas Fero dari dalam mobil.
"Jam setengah 2an lah mas." Jawab Byne sambil merapikan rambut hitam pekatnya itu.
"Ok, mas pergi dulu."
"Hati-hati mas."
"Kamu juga dek."
Sekata-dua kata setelah perbincangan itu mobil yang dikendarai oleh mas Fero pun melaju meninggalkan tempatnya semula.
Dan Byne-pun memulai langkahnya berjalan sendiri dikoridor sekolah menuju kelas. Byne merasa kalo ia datang terlalu pagi hari ini.
Sekolah masih sepi, bahkan siswa yang datang dapat dihitung menggunakan jari.
Setelah ia melihat jam tangan putih yang dipakainya, ternyata baru pukul 05.45 WIB.
"Ah." Desahnya kesal.
Byne merasa ada seseorang yang mengerjainya, siapa lain selain mas Fero, pikirnya tiba-tiba setelah mengingat keadaan dirumah. Ia dirumah hanya bersama mas Fero.
Setelah ia ingat-ingat lagi, pantas saja ketika ia bangun matahari belum menyinari kamarnya seperti pagi-pagi biasanya.
Tapi tak apalah, ia pasrah lagipula hari ini juga adalah jadwal piketnya. Lebih baik pikirnya ia segera bergegas kekelas untuk melaksanakannya.
Sesampainya dikelas, Byne melihat seorang laki-laki. Dia adalah teman sekelasnya, namanya adalah Nando.
First Impression setiap orang saat melihat dia, pasti saja mengira bahwa dia adalah orang yang cuek tetapi ternyata tidak, dia adalah sosok yang baik. Dia juga pernah membantu Byne piket, walaupun hari itu bukan jadwalnya untuk piket.
Dikelas, sepertinya Nando berteman dekat dengan Alex, mereka berdua selalu bersama kemanapun kecuali toilet, mungkin/?
Byne lalu menaruh tasnya dibangku barisan kedua disamping jendela, lalu melaksanakan tugas piket yang sudah ia pikirkan sejak menuju kekelas tadi.
Selesai menyapu dan merapikan bangku, Byne duduk dibangku sambil melihat keluar dari jendela kelas. Kelasnya sekarang berada di lantai 2 sekolah.
Byne merasa bingung mengapa hari ini ke empat manusia bercover polos, bernyawa jin itu belum datang-datang juga. Biasanya mereka sudah datang dan mengajak Byne pergi kelantai 1 untuk menemani mereka melihat gebetan mereka.
Byne bosan, ia putuskanlah untuk keluar kelas dan Byne melihat si Bella sedang berjalan berdua bersama laki-laki yang tidak ia kenal dan tidak pernah ia lihat sebelumnya.
Namanya manusia, tak luput dari kata penasaran. Bynepun dengan bergegas menuruni anak tangga untuk mendatangi Bella dan juga laki-laki misterius itu.
Dalam sekejap dari jarak dekat Byne mengubah cara berjalannya, sedikit lebih anggun. Tak lupa Byne juga membenarkan tatanan rambutnya.
"Byne." Tegur Bella yang berhadapan denganku. "Oh iya byne, dia in-"
Belum selesai berujar, kata-kata Bella sudah terpotong oleh suara laki-laki dari belakang Byne.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth.
Teen Fiction[ C O M P L E T E D ] hiraeth (n.) : rasa kehilangan, nostalgia, kerinduan, keinginan yang tulus, rasa penyesalan dan keinginan untuk kembali kepada tempat awal- rumah. ❝Kamu datang ke kehidupanku, menebarkan benih kebahagiaan kepadaku sampai membua...