26. Pertama

319 122 82
                                    

Alfa melihat jam tangannya, ternyata pukul masih menunjukkan pukul 9 malam belum terlalu larut untuknya pergi dari rumah sekarang juga.

"Alfa, mau kemana?" Tanya papahnya Alfa yang sedang duduk santai diruang tengah.

Alfa mendatangi papahnya, lalu meminta ijin untuk pergi dan Alfa juga meminta papahnya untuk tidak melarangnya.

"Kamu boleh pergi, tapi beritahu papah kemana kamu akan pergi."

"Aku harus kerumah sakit sekarang, Byne dilarikan kerumah sakit malam ini."

"Sakit apa calon menantuku? apa jangan-jangan kamu telah melakukan hal yang tidak-tidak kepadanya?"

"Aku tidak pernah melakukan hal yang tidak-tidak seperti yang papah pikirkan kepadaku, baiklah aku akan pergi."

"Papah akan menemanimu."

Alfa lalu melangkahkan kakinya dengan cepat keluar rumah untuk menyalakan mesin mobilnya. Ketika pak Aris sudah duduk disampingnya. Iapun melajukan mobilnya dengan kecepatan yang tak biasa.

Tak berkesan lama, akhirnya mobil Alfa sudah terparkir ditempat parkir rumah sakit Zulkaraen itu.

"Om, bagaimana keadaan Byne sekarang?" Ucap Alfa ketika melihat Ayah Byne duduk seorang diri di kursi tunggu depan UGD.

Nafasnya masih belum stabil sebab berlari dari parkiran menuju keruang unit gawat darurat itu.

"Oh nak Alfa, keadaan Byne om juga masih belum tau."

"Mengapa dia bisa dilarikan kerumah sakit seperti sekarang?"

Alfa benar-benar menampakkan wajah yang khawatir.

"Tadi Byne berkata bahwa dia tak enak badan, lalu pingsan beberapa detik setelah itu. Mungkin karena beberapa hari ini dia lembur dan tak bisa pulang kerumah."

Alfa mengangguk mengerti ucapan calon mertuanya itu, lalu disusul datang pak Aris bergabung dengan mereka berdua.

"Loh, anda datang juga pak?"

"Iya, saya khawatir dengan keadaan calon menantu tersayang kami itu, yang sabar ya pak."

Tak menghiraukan kedua orang tua itu, Alfa kini semakin bertambah cemas dengan keadaan Byne sekarang. Berjalan hilir-mudik didepan UGD yang ia lakukan.

Beberapa puluh menit berlalu, keluarlah dokter dari ruang unit gawat darurat itu menghampiri ayahnya Byne.

"Permisi, tuan Zulkaraen."
"Oh iya, dok. Bagaimana keadaan anak saya?"

Belum sempat menjawab pertanyaan dari ayah Byne, Alfa lalu bertanya "Dok, bolehkah saya melihat Byne?"

"Oh silahkan, tapi tolong jangan ganggu istirahat dokter Byne ya." Ucap dokter itu kepada Alfa.

Alfa lalu masuk kedalam UGD, ditempat dimana sekarang Byne terbaring lemah tak berdaya dengan dilengkapi suntikan infus ditangan kiri.

"Byne, kamu baik-baik ajakan?" Ujar Alfa sambil mengusap lembut pucuk kepala Byne.

Tentu saja yang diajak Berbicara tidak akan menyahut sekarang.

"Nak Alfa." Ucap ayah Byne, pak Bry.

"Oh iya om, ada apa?" Jawab Alfa.

"Biarkan Byne istirahat sekarang, mari kita tunggu saja dia diluar. Lagipula dia akan dipindahkan kekamar inapnya, jadi kamu bisa menjaganya jika dia sudah diruang inapnya itu."

"Baiklah om."

Alfa dan calon mertuanya itu berjalan keluar ruang UGD membiarkan staf rumah sakit untuk menangani serta memindahkan Byne ke ruang inapnya.

Hiraeth.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang