10. Salah Paham

567 303 107
                                    

1 minggu berlalu

2 minggu berlalu

3 minggu berlalu

2 bulanpun berlalu...

Byne sekarang sudah tidak menjauh lagi dari Alfa, Nando dan juga Alex. Karena menurutnya menjauh dari mereka hanya membuat hari-harinya disekolah sepi saja.

Tetapi tentang keakraban antara Byne dan Alex sekarang sudah tidak seperti dulu lagi. Yang dulu sering bercanda gurau bersama, sekarang hanya saling bertegur sapa saja.

Ngomong-ngomong Meisya sudah jadian sama tambatan hatinya, Sultan. Iya mereka jadian 2 minggu yang lalu.

Sultannya meminta bantuan Sisi dan Anna untuk menjalankan rencananya. Eh berhasil, jadian lah si Sultan dan si Meisya. Dihari jadiannya juga ada Byne dan Bella yang ikut memberikan kesan dihari itu.

Dihari itu, Sultan membuat pesta kecil-kecilan ditaman deket rumah Meisya. Ya, seperti garden party lah sekiranya. Sultan mengundang keempat sahabatnya Meisya juga sekalian bantuin dia.

siapa tau ditolak Meisya ada yang bisa gotong Sultan ke ugd kan ya? haha, bercanda.

BYNE POV
"Dek, bangun. Sekolah gak?" Ujar masku membangunkanku dari mimpi indah yang barusan aku jalani tadi.

Aku mengusap kedua mataku lalu aku hirup udara yang tertampung didalam kamarku ini.

"Cepet mandi gih, bau." Ucap masku menarik tanganku agar beranjak dari tempat tidur.

Aku udah berdiri tapi mager banget buat mandi, ditambah lagi udaranya dingin banget pagi ini. Nanti kalo aku membeku gimana Alfanya? Anjay. Batinku ngawur.

"Mas, gendong." Ujarku ke mas Fero manja.

"Gendong? liat nih mas udah rapi." Jawab mas Fero songong.

"Yaudah, aku gak sekolah nih." Balas aku lagi.

"Paling bilang bunda dibawah."

"Aish, gak asik ah mas."

"Cepet elah, ayah yang ngantar kita hari ini."

"Lah kok gitu mas?"

"Ya mana mas tau elah, cepetan. 15 menit harus udah dibawah ya."

"Hm, oke. Sana keluar."
"Oke oke, pendek."

Aku mandi lalu berpakaian dengan cepat, secepat kilat. Iya secepat kilat, biasanya kan 1 jam siap-siapnya sekarang cuma 15 menit+5menit bonus dari aku untuk aku sendiri.

Bergegas aku turun dari lantai 2 menuju ruang makan, dan setibanya aku disana semuanya sudah berkumpul. Aku lalu mengambil tempat duduk disamping mas Fero.

"Pagi ayah, bunda, mas Fero." Ucapku memberi salam kepada mereka semua.

"Pagi juga kesayangannya ayah." Sahut Ayahku.

Semua sudah duduk, sambil menyatap masing-masing sarapan yang sudah terhidang dihadapan mata mereka masing-masing.

"Dek." Tegur bundaku tiba-tiba.

"Oh iya bun?" Jawabku sambil menyantap roti panggang berselai kacang ditanganku.

"Kamu nanti pulang sekolah jangan kemana-mana ya." Balas bundaku.

Aku membersihkan mulutku,  "Kenapa bun?"

"Mas kamukan hari ini mau dikenalin sama calon tunangannya." Jawab ayahku tiba-tiba.

Aku kaget, mas Fero mau tunangan? Kok mas Fero gak bilang-bilang aku? Aku lirik mas Fero dia batuk-batuk tidak jelas lalu meminum minuman yang ada disampingnya.

Hiraeth.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang