15. Ucapan Perpisahan

492 278 159
                                    

"Mas, pokoknya besok aku mau sekolah." Ujar Byne yang sedang bersandar didada bidang milik masnya itu.

"Masih sakit loh kamu itu dek." Mas Fero meletakkan handphonenya lalu mengusak lembut rambut Byne.

Iya, setelah kejadian seminggu yang lalu Byne izin untuk tidak mengikuti pelajaran disekolahnya.

Byne sakit, bahkan sempat dirawat dirumah sakit selama 3 hari. Byne tidak mau makan ataupun minum, hingga membuat tubuhnya drop dan lemah tak berdaya.

Lagipula dia dulu pernah- atau masih mengidap penyakit anemia hemolitik pada tubuhnya tetapi beberapa bulan yang lalu keadaan tak terlalu buruk hingga seminggu terakhir ini.

Mengapa Byne dapat mengalami anemia homolitik? Tapi sebelumnya apakah kalian tau anemia hemolitik itu apa?

Anemia hemolitik adalah penyakit kurang darah akibat penghancuran sel darah merah yang lebih cepat dibandingkan pembentukannya. Penyakit ini perlu ditangani agar tidak terjadi komplikasi pada jantung, seperti gangguan irama jantung atau gagal jantung.

Awalnya Byne dan keluarga tidak mengetahui bahwa Byne mengidap penyakit itu, tetapi setelah kejadian satu tahun silam akhirnya keluarga Byne mengetahui bahwa penyebab Byne mengidap penyakit itu karena sewaktu sekolah dasar Byne pernah menjalani operasi transplantasi organ dan mendapatkan donor darah darurat dari golongan darah yang berbeda.

Setelah menginap kurang lebih 5 hari dirumah sakit, Byne putuskan kembali pulang kerumah. Karena kondisi tubuhnya sekarang lebih membaik daripada yang kemarin.

Entah apa yang membuat penyakit anemia hemolitik ini dapat kambuh lagi dan membuat Byne tampak sangat pucat dan denyut jantungnya meningkat. Apakah dia diam-diam tidak mengonsumsi obatnya yang seharusnya dia konsumsi setiap hari itu?

Oh iya, jadi begini selain sakit fisik, sebenarnya Byne juga sakit hati. Mungkin karena faktor inilah yang membuat semuanya bermula.

"Udah mendingan kok aku mas."

"Muka kamu masih pucet, badan kamu masih lemes. Mas gak mau kamu kenapa-napa disekolah."

"Tapikan udah seminggu aku gak sekolah mas."

"Mau seminggu, dua minggu tapi kalo kamunya masih lemes gimana?"

"Aku udah baikan mas, aku takut nilai aku anjlok."

"Nilai gak penting dek, kesehatan kamu yang paling penting."

Setelah berdebat panjang dengan Byne, akhirnya mas Fero mengijinkan Byne untuk sekolah besok, dengan syarat Byne tidak boleh mengikuti pengibaran bendera yang dilakukan setiap hari itu. Dan juga tidak boleh sering keluar kelas, selain ke toilet.

Begitu susahnya untuk Byne memiliki kakak yang perhatiannya melebihi batas seperti mas Fero itu. Selalu saja bahkan apapun harus diketahuinya.

Mataharipun kini sudah mulai menampakkan dirinya, Byne sudah rapi dengan seragam yang sudah menempel ditubuhnya. "Ayah, bunda, mas Fero." Tegur Byne pada semua anggota keluarganya.

"Pagi sayang, mau ayah antar?" Tawar ayah Byne.

"Ayah, aku bawa mobil sendiri boleh gak?" Tanya Byne.
"Loh tumbenan anak bunda, abis sakit loh kamu nak." Jawab bunda Byne.

"Jangan deh sayang, kamu masih sakit. Lain kali aja ya, daripada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan nanti." Sahut ayah Byne lalu menyeruput kopi panas dihadapannya.

Tapi Byne tidak begitu peduli juga, akhirnya Byne pun diantar oleh pak Joko, supirnya.

"Non, udah sampe. Mau bapa bawain tasnya?" Pak Joko membukakan pintu mobil untuk Byne

Hiraeth.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang