Byne keluar dari mobil hitam yang telah mengantarnya. Ia hirup udara sekelilingnya lalu menghembuskannya perlahan.
Berjalan masuk menuju area sekolah, sesekali ia mendapatkan teguran hangat dari siswa-siswi yang ia temui. Tersenyum hangat, ya itulah yang ia anggap sebagai respon untuk orang-orang.
"Pagi." Ucap seseorang yang tiba-tiba muncul disamping Byne.
Byne lalu menoleh dan memberi senyuman hangatnya, mungkin untuk orang yang satu iniㅡsenyuman yang paling hangat.
"Pagi juga, alfa." Jawabnya lembut.
Dengan sigap Alfa mengambil tas yang sedang dibawa Byne. Lalu Alfa menggengam tangan Byne.
"A-apa?" Ucap Byne gugup.
Alfa hanya tersenyum, tetap melanjutkan berjalan menuju kearah kelas 11 Mia.
"Aku cuma mau kamu selalu disamping aku, aku gak mau kamu kenapa-napa. Aku gak mau milikku ini sampai tersentuh orang lain." Ucapnya.
Byne benar-benar terpana akan kata-kata Alfa barusan. Kebetulan lewatlah segerombol siswi-siswi disamping Byne dan salah satu dari mereka ada yang sengaja membuat Byne terjatuh menuruni sekitar 8 anak tangga yang disampingnya.
"KALIAN BERLIMA, BERHENTI." Peringat Alfa, tapi tak dihiraukan oleh mereka.
Alfa lalu mendatangi Byne dan mengecek keadaannya, "By, ada yang sakit?"
Byne tersenyum seperti tak terjadi apa-apa, "Aku gak apa-apaㅡargh." Suara kasar itu keluar saat Byne hendak berdiri.
Alfa dengan cepat menggendong Byne dipunggungnya dan membawanya keruang kesehatan disekolah.
Kaki Byne lalu diperiksa oleh perawat yang ada disana, dan dinyatakan terkilir. Alfa sudah menggempal tangannya, menandakan ia terbawa emosi kepada segerombolan siswi tak punya adab tadi.
"Alfa, aku mau kekelas."
"Kamu disini aja, lagi pula kita sudah melewatkan satu jam pelajaran."Tetap kukuh pendirian, akhirnya Alfa mengikuti permintaan Byne. Tetapi malang, karena kakinya yang terkilir cukup sakit untuk dibawa berjalan, perawat meminjamkannya kursi roda untuk hari ini.
Sesampainya dipintu kelas Mia 2, Alfa mengetuk pintu dan mencoba masuk.
Sebelum benar-benar masuk, Alex terlebih dahulu mendatangi Byne dan menyingkirkan tangan Alfa dari kursi roda itu.
"Apa masalah lu, hah?"
"Lu kenapa sih? cari mati sama gue?"Sebelum terjadi pertengkaran Pa guru segera mendatangi mereka dan menyuruh Alfa kembali kekelasnya.
Waktu terus berjalan, bel istirahat berbunyi. Riak ricuh suara para siswa-siswi menggelengar menuju area kemenangan, kantin.
Berbeda dengan Byne yang hanya bisa diam dikursi rodanya karena tertinggal. Byne mencoba menggerakkan kakinya yang terkilir, gagal hanya rasa sakit yang ia dapatkan.
Tiba-tiba muncul sekotak cokelat dimejanya, Byne tersenyum lalu menatap kearah sang pemberi.
"Senyum gini dong, jangan cemberut. Besok juga udah sembuh."
Alfa lalu duduk didepan Byne, tiba-tiba seorang laki-laki datang dan mengusir Alfa dari tempat duduknya itu.
"Lu kenapa sih, Lex?"
Alex tak menjawab lalu ia duduk dibangku itu, tak menghadap Byne tetapi.
Alfa yang merasa kesal lalu memukul kencang meja Alex dan menarik kerah baju Alex.
Tak menjawab dengan kata-kata, Alex menghempaskan tangan Alfa dari kerahnya.
Masih menjaga sikap didepan Byne, Alfa lalu membawa Alex keluar ruangan menuju aula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth.
Teen Fiction[ C O M P L E T E D ] hiraeth (n.) : rasa kehilangan, nostalgia, kerinduan, keinginan yang tulus, rasa penyesalan dan keinginan untuk kembali kepada tempat awal- rumah. ❝Kamu datang ke kehidupanku, menebarkan benih kebahagiaan kepadaku sampai membua...