"Byne, are u okay? Byne?"
Tubuh Byne sedikit bergetar, sedari tadi ia menyembunyikan kepanikannya. Ya, Byne memang memiliki PTSD karena pembulian yang ia alami saat SMA dulu.
Post traumatic stress disorder (PTSD) merupakan kondisi psikologis seseorang yang mengalami serangan panik. Rasa panik ini disebabkan oleh kejadian lampau yang menyakitkan hati dan membuatnya merasa takut.
Alfa tidak mengetahui tentang ini. Alfa mencoba menenangkan Byne. Alfa tampak menatap miris kearah kekasihnya itu, Alfa merasa terlalu banyak rintangan yang harus Byne lalui dikehidupannya sekarang.
Alfa memeluk Byne dengan erat. Byne menangis dipelukan Alfa. Lalu Byne bercerita tentang apa yang terjadi tadi.
"Alfa, am i okay? aku berfikir tadi aku akan tergeletak pings-s-san disana."
Suara Byne masih terdengar bergetar, Alfa tetap memeluk Byne. Badan Byne akhirnya tak bergetar seperti tadi, ternyata Byne sudah tertidur.
Alfa lalu melepaskan pelukannya itu dan meletakkan Byne dikursi sampingnya dengan posisi yang paling nyaman.
Menghidupkan mobil lalu memutar arah. Alfa rasa sudah cukup untuk malam ini, Alfa harus membawa Byne pulang untuk beristirahat.
Ditengah perjalanan pulang, Alfa terlihat meneteskan air mata. Ia lalu membuka jendelanya sedikit untuk merasakan sejuknya angin malam.
Nafas Alfa terdengar berat, air matanya masih saja menetes. Ia lalu menepikan mobilnya sebentar.
"I'll tell u a secret about me. Maaf, aku memang tidak berani mengatakan ini sejak dulu. Byne, aku harap kamu bisa mendengar ini."
Alfa menghapus air matanya, lalu menatap ke arah Byne yang terlihat tertidur tetapi tak menghadap kearahnya.
"I fell in love w/ u at first sight. I only realized that when I was separated from u. Maaf juga- setelah aku pergi, aku masih mencari segala informasi tentang dirimu. Aku mengetahui tentang penyakit yang kamu sembunyikan itu, sekali lagi aku minta maaf-
Selama kamu dirawat di Jakarta, aku yang menjagamu ketika kamu terlelap. Aku terlalu pengecut untuk menampakkan wajahku didepanmu. Setelah hari dimana kamu boleh pulang dari rumah sakit, aku menyadari kamulah kamuku yang harus aku cintai selamanya.
Aku tidak pernah mencintai orang lain, tidak pernah berkencan dengan orang lain. Aku harus membayar kejahatanku kepadamu, bukan? Saat kuliah tiba, tahukah kamu bahwa kita satu universitas? Sakit rasanya melihat orang yang ku cinta, bersama dengan sahabatku sendiri. Tapi aku bersyukur kala itu, bahwa yang bersamamu adalah Alex bukanlah Nando."
Byne meneteskan air matanya, Byne sudah terbangun sedari tadi ternyata. Byne mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut Alfa, tetapi Byne tak berani membalikkan badannya kearah Alfa untuk melihat bagaimana rupa Alfa sekarang.
"Andai kamu mengetahui ini, bukankah kamu akan marah besar karena aku selalu membuntutimu? Aku selalu ada dibelakangmu, aku selalu berada dimana tempatmu berada.
Tetapi tentang tadi, aku minta maaf. Aku tidak tahu bahwa kamu tidak bisa mendengar sesuatu yang bersifat negatif. Aku sudah gagal mengawasimu. Untung saja sekali lagi ada Alex."
Alfa menghembuskan nafas kasar lalu memukul kepalanya sendiri.
"Terlihat seperti pria bodoh bukan aku ini? Menyetujui tantangan itu, lalu setelah itu pergi dan tak bisa berbuat apa-apa disaat kamu menderita, dan sekarang aku datang kembali merebutmu dari kekasihmu- sial, apakah aku pantas di sebut manusia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth.
Teen Fiction[ C O M P L E T E D ] hiraeth (n.) : rasa kehilangan, nostalgia, kerinduan, keinginan yang tulus, rasa penyesalan dan keinginan untuk kembali kepada tempat awal- rumah. ❝Kamu datang ke kehidupanku, menebarkan benih kebahagiaan kepadaku sampai membua...