Jatuh cinta [2]

948 543 347
                                    

-revisi-

Byne membuka perlahan mata yang masih sayup-sayup memandang keindahan dunia dipagi hari. Perlahan Byne bangkit dari kasur dan melakukan semua aktivitas yang dilakukan semua siswa sebelum berangkat sekolah.

Tak perlu waktu yang lama, 30 menit telah berjalan dan sekarang Byne sudah duduk tersandar dibangku mobil barisan kedua tepat dibelakang supir kepercayaan ayah Byne itu.

Byne menengok kaca jendela mobil yang hampir setengah terbuka. Tak berbeda dari hari biasanya, pagi ini cahaya matahari sama bersemangatnya dengan manusia untuk memamerkan keindahan warna yang ia miliki.

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 06.10 WIB, jamnya siswa-siswi harus pergi kembali kesekolah mereka masing-masing.

Termasuk Byne juga, Byne hari ini berangkat diantar lebih cepat daripada biasanya. Byne lalu meminta supirnya itu untuk mempercepat kecepatan jalan mobil, sampai membuat supirnya merasa heran mengapa hari ini Byne sangat terburu-buru.

Apakah kalian berpikir jika Byne takut terlambat?

Bukan, Byne bukan takut terlambat, tetapi Byne hanya penasaran dengan perkataan Alfa semalam, benarkah dia akan menunggunya dihalte pagi ini?

Akhirnya mobil ini berhenti didepan halte sekolah. Saat Byne menuruni mobil, matanya langsung disuguhkan dengan pemandangan seorang laki-laki yang bisa dibilang cool atau kece lah bahasa kekiniannya, sedang berdiri ditiang pinggir halte.

Tak lain dan tak bukan, ia adalah Alfa.

Muncul banyak pertanyaan tentang dia dikepala Byne. Kenapa dia tiba-tiba ganteng hari ini? Kenapa dia benar-benar menunggu Byne? Apakah jangan-jangan dia? oh tidak-tidak Byne tidak boleh berharap yang berlebihan dulu.

Ia beranikan untuk maju perlahan kearah laki-laki yang sedang pokus kebenda hitam kecil ditangannya itu.

Dan Byne sekarang tepat berdiri dihadapan laki-laki misterius itu. Dia kaget, lalu berdiri tegak menghadap kearah Byne sambil memasukan handphone yang sedari tadi ia mainkan sampai tidak menyadari jika aku sedang menghampiri dan datang kearahnya.

"Kamu sedang main game? Apakah aku menganggumu tadi?" Tanya Byne merasa tidak enak.

Alfa juga terikut tidak enak. Alfa lalu mencoba mengubah topik, "Sejak kapan datang?" Tanyanya lembut.

Oh sungguh, laki-laki yang rela meninggalkan game-nya untuk seorang perempuan itu idaman sekali.

"Barusan." Jawab Byne tak lupa diiringi senyum seperti biasa.

"Yaudah ayok masuk." Ujar Alfa sambil menatap mata Byne.

Aneh ini sangat aneh. Mengapa saat mata Byne menemukan mata Alfa, ada sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang membuat Byne merasa nyaman, sangat nyaman.

Sampai membuat Byne lupa bahwa waktu akan tetap terus berjalan mengiringi setiap detik demi detik Byne menatap mata indah milik Alfa itu, mata indah yang mungkin tak dapat merasakan apa-apa saat menatap kembali mata Byne ini, pikir Byne.

Byne lalu memalingkan pandangannya dari wajah Alfa, wajah Byne tiba-tiba memanas begitu saja. Mengapa bisa? mengapa Byne bisa terbawa hanyut oleh pandangan Alfa tadi?

Oh, Byne malu -sangat malu- untuk menatap matanya sekali lagi. Apa yang harus Byne lakukan sekarang? pergi dengan ijin ada barang yang ketinggalan? atau tetap bersamanya?

"Kok malah diem? ayok." Ucap Alfa sekali lagi yang membuat pertanyaan-pertanyaan dikepala Byne seketika berantakan.

"Oh maaf." Ucap Byne lalu berjalan mendahului Alfa dengan sedikit salah tingkah.

Hiraeth.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang