28. Kalung

206 88 109
                                    

Laki-laki itu lalu berjalan kearah Byne dan menggenggam tangan Byne dengan erat, seakan-akan Byne akan pergi saja dari hadapannya.

Beberapa mata yang ada disana lalu menatap bingung ke arah mereka berdua.

Byne juga ikut menatap laki-laki itu.

"I-ini beneran kamu, Al?"

Iya, Alfa. Alfa dengan berani mendatangi mereka semua, dan menunjukkan kepada orang-orang tentang kedekatan dia dan Byne sekarang.

Bella melangkah maju, ia sekarang sudah berada tepat dihadapan Alfa.

Air mata Bella menetes tanpa aba-aba terlebih dahulu. Alfa yang melihat itu lalu melepas genggaman tangannya dari Byne dan memeluk Bella.

Walau sudah mengetahui bahwa Bella memiliki seorang suami, rasa cemburu tetap saja muncul dalam diri Byne. Byne tak ingin lagi kehilangan Alfa.

Tapi Byne jelas tak dapat melakukan apa-apa. Anna peka, Anna benar-benar memahami Byne.

"Alfa, kapan kamu kembali ke Bandung?"

Alfa lalu memusatkan perhatiannya sekarang kepada Anna yang baru saja melontarkan sebuah pertanyaan dengan 6 kata.

"Satu bulan yang lalu. Maaf tidak memberitahu kalian."

Erfando, ia yang tertua. Erfando lalu mengajak mereka semua untuk duduk bersama.

Mereka semua mulai membuka mulut dan saling berbicara satu sama lain. Tetapi cuma Byne yang dari tadi tak bersuara.

"Byne, are you okay? are you sick? what do you want, sis?"

Mereka semua lalu menatap kearah Byne saat Sisi bertanya seperti itu kepada Byne.

Byne tersenyum, "I'm fine. Hanya tak menyangka akan berkumpul selengkap ini saja."

Sial, Meisya yang sedari tadi menahan air matanya kini ia menangis. Sultan yang berada disebelah Meisya lalu memeluk kekasihnya itu dengan erat.

Apakah menangis itu menular? Mengapa Byne lalu disusul Anna juga ikut menangis?

Alfa mengelus pundak Byne, bermaksud menenangkan calon tunangannya itu.

"Sudahlah, kalian tidak usah menangis lagi. Sekarang kita sudah lengkap, kebahagiaan yang kita inginkan sudah berpihak kepada kita. Apakah dengan menangis cara kalian mensyukuri-nya?"

Sungguh. Setelah Ghozi mengucapkan kata-katanya barusan, ketiga wanita yang sudah lebih dari seperempat abad itu berhenti menangis.

"Kalian mau minum apa? Biar aku ambilkan?"

Sultan benar-benar mencairkan suasana, mereka semua yang semula sedikit canggung sekarang sudah mulai berbicara.

"Kak Ghozi, temenin lah."

Ghozi berdiri dan mengajak Erfando juga.

"Sultan, aku mau mojito aja." Ucap Byne.

Alfa menatap Byne, ia terkejut Byne benar-benar tak memperhatikan kesehatannya.

"Tidak, pesankan saja dia cheese tea."

Semua yang ada ditempat duduk lalu menoleh ke arah Alfa.

"Hey, ini bukan clubbing. Tidak hanya minuman beralkohol saja yang ada disini."

Sultan mengiyakan ucapan Alfa.

Kini giliran Ivander yang buka bicara, "aku akan mengambil makanan ringan untuk kita."

Sisi dan Bella lalu ikut bersama Ivander untuk memilih. Dan dimeja itu hanya tersisa empat orang saja.

"Jadi, status kalian sekarang apa?"

Hiraeth.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang