-revisi-
Tiga setengah bulan sudah Byne menyimpan perasaan tersembunyi-nya itu kepada Alfa, ya namanya juga tersembunyi pasti saja Alfa tidak mengetahuinya.
Tapi entahlah jika Alfa mengetahuinya tetapi ia berpura-pura bersandiwara seakan ia tidak mengetahui apa-apa.
Sikap Alfa sama seperti biasa kepada Byne, adakalanya Alfa peduli terhadap Byne dan adakalanya juga Alfa lebih memilih menjauh dari Byne.
Entah apa maksud dari laki-laki misterius yang memiliki pola pikir aneh seperti dia itu.
Dua minggu sudah Byne tidak mendapatkan teguran dari cinta pertamanya itu. Byne bingung dengan sikap Alfa akhir-akhir ini.
"Apakah dia sudah tidak ingin lagi dekat denganku? dia sudah bosan denganku? atau jangan-jangan dia sudah memiliki seorang pacar? yang benar saja, aku tak bisa melihat jika dia mencintai orang lain disaat aku sekarang sangat-sangat mencintai dia.
Tapi, banyak insan yang berkata jika cinta pertama tidak akan pernah berhasil. Apakah ini pertanda awal dengan kisah cinta sepihakku sekarang? Waktu tiga setengah bulan memendam cinta itu bukanlah hal yang mudah, apakah aku harus menghapus semua harapan yang sudahku lukis sedemikian rupa kepada dia sekarang? Ah, tidak. aku harus berusaha mendapatkan cintaku itu."
Lah aku udah nyimpan perasaan 2taun setengah:v -Author.
"Byne." Sapa Nando sambil duduk disamping Byne.
Byne tak menjawab apa-apa hanya menoleh kearah Nando saja.
"Kamu suka sama Alfa?"
Pertanyaan Nando membuat jantung Byne bekerja tak seperti biasanya.
"Gak lah." Bohong Byne kepada Nando.
"Kalo gak suka kenapa buku halaman belakang kamu banyak nama Alfa?" Jebak Nando.
Sial, Nando membuat Byne terdiam. Byne tak ingin semua orang tahu tentang perasaannya. Byne tak ingin jika Alfa akan merasa tak nyaman lalu tambah menjauh lagi dari dirinya.
Disisi lain. Alfa berjalan sendirian, seperti biasa ia tetap menggunakan Hoodie serta memakai airpods ditelinganya.
Alfa menghembuskan nafasnya kasar. Alfa merasa frustasi akhir-akhir ini, Alfa merasa dihantui oleh Byne. Alfa bingung apa yang terjadi dengannya.
Itulah alasan mengapa selama beberapa Minggu terakhir Alfa menghindar dari pandangan Byne, Alfa malu dan juga- takut untuk menatap mata Byne.
Alfa melangkahkan kakinya dengan cepat ketika melewati kelas XI MIA 2. Saking cepatnya ia hampir menabrak seseorang.
Lagi-lagi Alfa bergulat dengan pikirannya, Alfa tak tahu apakah ini cinta yang ia rasa ataukah hanya rasa ketertarikan saja.
Akhir langkah, sampailah ia di kantin. Alfa lalu memesan segelas es teh dan semangkok soto ayam. Bertujuan untuk mengisi perutnya yang kosong dan juga memberi stamina untuk otaknya berkerja hari ini.
Duduk seorang diri sambil melihat orang-orang yang sedari tadi lalu-lalang dihadapan mata itu adalah hal yang biasa Alfa lakukan.
Selama hidup ia tak pernah memiliki pacar, bahkan ia tak pernah jatuh cinta. Hidupnya hanya berisi keluarganya dan juga kedua sahabat karibnya itu.
Alfa tidak bisa dibilang selalu bersama dengan Alex dan Nando, mereka berdua selalu sibuk- ah sok sibuk tepatnya.
Sambil menyatap soto ayam yang sudah nyata dihadapan, Alfa beradu pendapat dengan pikiran dan perasaannya lagi.
"Mengapa? mengapa diriku seketika bisa berubah saat berada didekat Byne? Senyuman Byne mengapa bisa-
mengapa bisa meluluhlantahkan semua pikiran cemas yang ada dipikiranku saat aku melihatnya? Apakah ini tanda bahwa aku jatuh cinta? Ah, yang benar saja." Ucap Alfa dalam hati.
Ketika Alfa hendak beranjak pergi Nando dan Alex datang bersama dan membuat niat Alfa untuk kembali sirna.
"Temenin makan lah." Ujar Nando.
Alfa hanya mengangguk.
"Sumpah, lu pada tau kaga? library was very awkward."
Saat mendengar kata perpustakaan, Alfa terlihat antusias.
"What happened? Is anyone caught? sksksk, jk."
Nando dan Alex mengerti apa maksud dari Alfa. Nando lalu memukul pundak Alfa.
Alex tertawa, Alex dan Alfa memang suka membicarakan sesuatu seperti ini. Alex lalu menceritakan apa yang terjadi diperpustakaan barusan.
Tidak seperti dugaan Alfa, "Ada Byne?"
Nando menoleh, Nando merasa ada sesuatu diantara Byne dan Alfa.
Menjawab pertanyaan dari Alfa, Alex hanya mengangguk. Lalu Alex dan Nando melanjutkan makan mereka.
Nando membuka pembicaraan ketika ia selesai makan, "Let's skip lessons. Are you guys not bored? kita dikantin aja."
Tak ada yang menolak, lagipula jika guru bertanya nanti mereka pasti akan menjawab ada urusan di organisasi mereka masing-masing.
Mereka lalu memainkan sebuah permainan itu bernama truth or dare. Permainan yang sangat menyenangkan, bukan/?
Alex memutar botol air mineral yang sudah ia beli tadi sebagai alat pemilih korban sasaran permainan.
Putaran pertama menunjuk tepat kearah Nando.
Tentu saja Nando memilih truth, Nando terlalu pengecut untuk memilih dare. Alex yang memberikan pertanyaan.
Pertanyaan itu tak tentang apa-apa, hanya seputar Anna- Anna dan Anna. Nando terlalu mencintai Anna kelihatannya.
"Lo tuh yah, udah tau Anna loves someone else masih aja Lo kejar-kejar. Are u stupid, bro?"
Alfa tertawa mendengar kata-kata menyakitkan dari Alex, "He is dumb, Lex."
Nando lalu memukul bahu kedua temennya itu. Hampir saja Nando ingin menyiram mereka dengan kuah Mie ayam miliknya.
"Cewek banyak kali nan." Ujar Alex.
Nando menatap kearah Alex, Nando lalu menjawab, "Banyak? if i choose Byne, can i-"
Tatapan tak mengenakan muncul dari mata Alfa. Alfa tak menyukai perkataan Nando barusan.
"Canda anjing, lu cemburuan banget kalo udah terkait Byne." Ujar Nando.
"Kecuali Byne kan masih ada cewek lain anjir, dasar lu." Balas Alex kepada Nando, Alfa hanya diam.
Tanpa meminta persetujuan yang lain, Alfa lalu memutar botol itu. Sialnya, botol itu mengarah kepada dirinya sendiri.
"Dare." Ucap Alfa sebelum ada yang bertanya.
Nando menatap Alfa, Nando terlihat tidak sabar untuk menantang Alfa kali ini. Akankah Alfa yang tak pernah gagal, akan gagal kali ini?
"Baperin Byne sampai kenaikan kelas, setelah itu tinggalkan dia."
Alfa dan Alex kaget mendengar ucapan dari Nando.
"Damn, wtf bitch-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth.
Teen Fiction[ C O M P L E T E D ] hiraeth (n.) : rasa kehilangan, nostalgia, kerinduan, keinginan yang tulus, rasa penyesalan dan keinginan untuk kembali kepada tempat awal- rumah. ❝Kamu datang ke kehidupanku, menebarkan benih kebahagiaan kepadaku sampai membua...