31. Hanya Rindu

192 82 67
                                    

"Kamu dimana? Kamu gak apa-apa kan?" Ucap orang diseberang panggilan itu.

Byne yang lemah berusaha untuk menjawab, "Aku masih dibandung, aku didepan toko yang berada disebelah SMA 9 Raya."

Panggilan dimatikan sepihak, Byne mencoba mengontrol dirinya, ia mencoba membuka tasnya berharap ada obatnya. Tetapi ia baru ingat, jika semua obatnya termasuk procainamide ada didalam laci mobil.

Mencoba untuk tetap sadar, Byne mencoba mengerakkan jarinya terus menerus.

Waktu berjalan sangat lama bagi Byne, sampai akhirnya orang itu datang dengan nafasnya yang tak teratur.

"Ayo, kita kerumah sakit segera." Ucapnya lalu menggendong Byne.

Diperjalanan Byne berusaha untuk berbicara, "B-bawa aku, kerumah sakit harapan kita. Jangan kerumah sakit lain."

Mobil dengan cepat menuju ketujuan yang diminta, sesampainya disana Byne lalu dimasukkan kedalam UGD.

Orang yang diminta tolong oleh Byne, terlihat sangat khawatir. Ia hilir mudik didepan UGD, sampai ketika ada sebuah tayangan berita terkini, yang menunjukkan kecelakaan lalu lintas, dimana salah satu mobil meledak dan penumpang didalamnya tewas.

Mobil itu disorot, bagian belakang mobil masih bisa dikenali, plat mobil masih dapat dikenali juga.

"Bukankah itu? Jadi? Siapa yang ada didalam mobil itu jika Byne selamat disini?"

Orang itu terduduk dikursi tunggu, kepalanya pusing mengingat dua kejadian yang berlangsung bersamaan hari ini.

"Bagaimana keadaan Alfa? Apa yang akan terjadi kepada Byne sekarang? Bagaimana hidup mereka berdua nantinya? Tuhan, maafkan aku, aku sungguh menyesal.

Sangat, sangat menyesal dengan tantangan dahulu, Tuhan. Tolong berilah mereka berdua kesempatan untuk hidup, kali ini aku berjanji akan membantu mempersatukan mereka apapun rintangannya."

Setelah berkata seperti itu, ruang UGD terbuka, seorang dokter keluar.

"Kamu walinya?"

"Iya, saya wali wanita itu. Bagaimana keadaannya?"

Dokter terlihat sedikit tertunduk, "Dia sedang tidak baik-baik saja, dia memerlukan perawatan intensif, dia tak bisa sadarkan diri selama beberapa hari, semua ini akibat terlalu lama dibiarkan menahan rasa sakit yang seharusnya tak boleh ia tahan seperti itu."

Yang mendengarkan bergetar tangannya, "Tolong lakukan semaksimal mungkin, sembuhkanlah wanita itu."

Dokter tersenyum, "Kami akan memindahkan pasien kerumah sakit pusat di Jakarta saat keadaannya lebih stabil sedikit. Tolong tenang, malam ini kami akan merawatnya. Kembali-lah besok, dan siapkan semuanya, jika bisa besok kami akan kirimkan dia ke Jakarta."

"Baiklah terimakasih banyak dokter, terimakasih, terimakasih sekali." Ujar orang itu.

"Berilah kartu nama anda, agar kami mudah untuk menghubungi anda."

Orang itu memberikan kartu namanya, "Baiklah pak Nando, pasien akan kami tangani. Beristirahatlah dulu." Ucap dokter.

Ya, orang yang menolong Byne adalah Nando. Orang yang dibenci Byne, beberapa tahun belakangan ini.

"Tolong, apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa aku harus ke zulkaraen hospital dan memberitahu semua ini?"

Tanpa pikir panjang, Nando-pun berlari ke parkiran rumah sakit ini menuju rumah sakit zulkaraen.

Sesampainya disana, semua penduduk termasuk atasan dirumah sakit terlihat panik dan berkabung. Pasti mereka sudah menerima berita itu, berita kecelakaan mobil Byne serta meninggalnya seseorang yang dikira Byne didalam mobil itu.

Hiraeth.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang