-revisi-
Pagi ini Byne dan keempat sahabatnya sedang berada dilapangan sekolah.
Seharusnya mereka sekarang sedang berolahraga. Tetapi karena Pak budi, guru olahraga mereka sedang berhalangan untuk hadir jadi mereka dibebaskan untuk melakukan semua kegiatan yang berkaitan dengan olahraga dilapangan ini.
Anna mengajak mereka berempat untuk duduk berteduh dibawah pohon, karena kondisi lapangan saat ini sudah terpenuhi oleh sinar matahari yang sangat panas dan menyilaukan untuk mata.
"Oh iya, kalian pada ngerasa ga sih kalo si Alfa ama Byne deket belakangan ini?" Ucap Meisya tiba-tiba membuat Byne terkejut.
"Deket apanya?" Jawab Byne "Kalo lagi bareng aja saling canggung" Sambungnya lagi.
"Kamu suka sama Alfa, Byne?" Tegur Anna.
Pipi Byne tiba-tiba memerah saat mendengar teguran dari Anna.
Byne juga merasa jika ada sesuatu yang berbeda ketika dia mendengar nama Alfa.
Iya berbeda, misalnya tersenyum tiba-tiba atau jantung tiba-tiba berdegup kencang tidak seperti biasa.
Iya berdegup karena hal lain, bukan karena penyakit yang dideritanya sedang kambuh.
Apakah Byne telah jatuh cinta kepada laki-laki misterius itu? lalu bagaimana dengan Alfa, apakah dia juga telah jatuh cinta kepada Byne ataukah hanya jatuh cinta dengan senyumannya saja?
Untuk menjawab pertanyaan itu, sebenarnya banyak keraguan yang harus Byne tanyakan kepada dirinya sendiri.
Pertanyaan dan keraguan itu terus berlanjut seiring berjalannya waktu disekolah hari ini.
Sampai waktu pulangan tibapun, Byne sepertinya masih mempertanyakan soal itu kepada dirinya sendiri. Karena terlalu serius, Byne sampai lupa untuk menawarkan ajakan kepada teman-temannya itu untuk pergi keperpustakaan sekolah.
Ditinggal oleh Byne, tanpa pamit dan ajakan, mungkin sudah biasa untuk mereka. Jadi mereka tetap melakukan aktivitas sekolah sesuai jadwal mereka.
"Lama amat, ah." Ujar Meisya duduk dimejanya menunggu Bella.
"Sabar anjir, ngegas amat." Jawab Bella dengan menaikkan tinggi nada suaranya.
Bella dengan cepat menyelesaikan piketnya, sebelum mendengar kata-kata khasnya Meisya. Tapi gagal, Bella akhirnya mendengar juga kata-kata menjengkelkan itu.
"Nanti gak bisa ketemu doi diparkiran, ayo." Kata Meisya.
Anna hanya mengangguk menyetujui segala kata yang diucapkan oleh Meisya, karena mereka berdua tak berbeda.
Emang dasar modus terus mereka berdua -Bella.
Selesai Bella menyelesaikan piketnya itu, mereka bertiga bergegas pergi keparkiran untuk melihat apa yang dikehendaki oleh Meisya tadi.
Berbeda dengan Sisi, Sisi adalah siswa terpintar dikelas XI Mia-2.
Jadi, waktu Sisi hanya ia habiskan untuk bimbel disekolah, menghabiskan waktu ditempat les, dan pergi ke perpustakaan untuk meminjam buku untuk ia pelajari.
Mamam tu aku dipuji author -Sisi.
Lalu dengan Byne? Byne seperti biasa dia harus keperpustakaan sepulang sekolah. Dia menyukai perpustakaan berbeda dengan Alfa, Byne menyukai ruangan yang sepi.
Selain itu, alasan Byne suka pergi ke perpustakaan karena ia lebih nyaman belajar dan memahami banyak ilmu ditempat itu dibandingkan dengan ruang kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth.
Teen Fiction[ C O M P L E T E D ] hiraeth (n.) : rasa kehilangan, nostalgia, kerinduan, keinginan yang tulus, rasa penyesalan dan keinginan untuk kembali kepada tempat awal- rumah. ❝Kamu datang ke kehidupanku, menebarkan benih kebahagiaan kepadaku sampai membua...