[ COMPLETE ] Menurut teori dramaturgi, kehidupan manusia tak ubahnya seperti panggung sandiwara. Mereka punya peran masing-masing untuk ditampilkan ke khalayak.
Tak terkecuali dengan Kenzie.
Dalam panggung sandiwaranya ia harus kembali berperan se...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• • •
Rere, Aska, Brian, dan Ceye duduk sejajar di balkon apartemen Rere. Tiga tangan di antara mereka mengapit rokok, satunya pensil berwarna ungu tua yang ujungnya diraut dengan pisau—Aska. Tiga kepala di antara mereka berambut hitam pekat dan satunya on the way hitam—Rere.
Ceye dan Aska terpaksa datang ke apartemen Rere lewat tengah malam saat Brian menghubunginya dan memintanya berkumpul di aprtemen Rere saat itu juga karena ada hal penting. Mereka kira Rere kecelakaan saat membuat dekorasi. Seperti ketiban tripleks, kesiram cat, atau kemakan isi staples. Ternyata tidak sedarurat itu.
Tapi bukan berarti tidak penting juga, karena saat mereka sampai, Brian menyambutnya dramatis dengan kalimat,
"Rere telah menjatuhkan imej EastCape di hadapan belasan junior dan beberapa anak angkatan kita."
Yang dibicarakan? Diam saja.
Rere yang saat itu sedang mencat rambutnya menjadi hitam benar-benar bungkam. Ia memang mau ngomong apa? Dia saja masih bingung kenapa bisa-bisanya bilang plis pakai sok imut segala.
Di ruangan yang banyak orangnya pula.
Mau taruh dimana mukanya besok saat datang di karnaval untuk pembukaan AWFI?!
"Jadi... apa kaidahnya lo ngomong—" Ceye memajukan bibirnya dan menampang wajah melas, mempraktikan bagaimana Brian menggambarkan Rere memohon saat di auditorium tadi. "Pweaseeee....?"
"Gak tau."
"Dia minta diobatin lukanya tapi tuh cewek nolak," timpa Brian yang menjadi saksi satu-satunya.
"Luka lecet gara-gara tutup botolnya Si Sapriun?" Giliran Aska mengklarifikasi. Dan ia hanya bisa menghela napas saat Rere mengagguk, kehabisan kata.
Maksudnya, di antara mereka berempat, setau Aska hanya dirinya dan Rere lah yang jarang macam-macam dengan wanita. Tidak-tidak, malah lebih jarang Rere. Hampir tidak pernah Aska mendengar Rere dekat dengan cewek.