15. Gulai ayam

5.6K 1.1K 705
                                        

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Rere memandang wajah seorang gadis di sebelahnya. Matanya terpejam, napasnya teratur, dan ada sedikit jarak antara dua bibirnya. Poni yang sudah mulai panjang hampir menyentuh kelopak matanya, membuat Rere berinisiatif menyingkirkan rambut-rambut itu perlahan.

Pergerakan Rere ternyata membuat sang gadis menggeliat. Ia lantas bertukar posisi, menjadi tiduran miring menghadap Rere. Serta secara tidak sadar menyelipkan tangannya di tangan Rere, memeluknya seolah itu adalah guling.

Harusnya Rere yang kelelahan, mengingat semalam ia baru saja menceritakan suatu hal yang menguras emosi. Tapi malah si pendengar yang tidur tidak bangun-bangun.

Tidak masalah sih, toh Rere juga betah menikmati wajah gadis yang tak lain adalah Honey.

Mereka memang tidak punya kelas pagi hari ini, dan sekarang masih pukul 6. Namun Rere bosan, dan akhirnya ia mengganggu tidur Honey.

Percobaan pertama Rere lakukan dengan telunjuknya. Pergelangan tangan Honey yang tidak terlapisi bahan apapun ia sentuh samar. Telunjuknya bergerak naik-turun secara kontinu hingga Honey mengerang.

"Iihh... nyamuk nakal!" racaunya sembari menepis tangan Rere. "Masih ngantuk hhhh..."

Astaga astaga astaga.

Rere gemas.

Ia menutup mulutnya sendiri, menahan kekehan yang ingin bergabung di antara mereka.

Percobaan kedua, Rere mencubit hidung Honey. Yang ini agak ekstrim mengingat Honey jadi sulit bernapas. Tapi respon yang Rere dapat sangat memuaskan.

Cewek itu gelagapan sebelum matanya membulat sempurna dan ia langsung terduduk.

"AAAAAHHHH!" Honey memekik. Tatapannya yang semula horor kembali normal saat ia sadar ia baru saja bermimpi. "Huh, cuma mimpi..."

"Mimpi apa, Ney?"

Sontak, Honey terlonjak. "KAK KEN KOK DISINI?!"

"Lah? Kan semalam emang tidurnya bareng."

DramaturgyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang