.
.
.
Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Penutupan AWFI yang dilaksanakan di auditorium FOE sebentar lagi akan dimulai. Rere yang ditugaskan menjadi pembawa acara sudah siap dengan blazer bermotif batik khas sumatera yang dipadupadankan dengan jins hitam.
Rambutnya yang ditata rapih hingga sedikit dahinya terlihat membuat para wanita hilang fokus. Terlebih saat ia bergabung sebentar dengan anggota EastCape lain yang juga mengenakan batik. Honey, Caca, dan Yura hanya bisa menahan rasa kagum dalam hati akan cowok-cowoknya yang terus dipuji-puji.
Yura memang sengaja datang, ia ingin menyaksikan Brian yang akan tampil dengan bandnya. Juga, mereka akhir-akhir ini jarang menghabiskan waktu bersama terkait kesibukan Yura menjadi psikiater.
Oh iya, sebenarnya Honey bukan seperti Yura dan Caca yang berstatus pacar salah satu dari mereka. Tapi, yasudahlah anggap saja seperti itu dulu agar mudah dimengerti.
Penonton sudah mulai memenuhi bangku-bangku di auditorium. Sementara Honey sibuk mengecek ulang peralatan yang akan digunakan termasuk mic Rere.
"Mudah-mudahan mic-nya bener sampai acara selesai ya," ujarnya sembari menyerahkan mic itu pada Rere.
"Gue udah ganteng belum, Ney?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dramaturgy
Teen Fiction[ COMPLETE ] Menurut teori dramaturgi, kehidupan manusia tak ubahnya seperti panggung sandiwara. Mereka punya peran masing-masing untuk ditampilkan ke khalayak. Tak terkecuali dengan Kenzie. Dalam panggung sandiwaranya ia harus kembali berperan se...