Gue kasih tau aja ya part ini agak tidak berfaedah.
•
•
•
•Rere baru ingat kalau seumur hidupnya ia tidak pernah mengajak cewek manapun berpacaran. Pemuda itu memang sangat jarang dekat dengan wanita, dan sekalinya dekat sampai sayang pun tidak berakhir bahagia.
Honey ini yang pertama untuknya. Seomongkosong apapun terdengarnya, Honey memang benar-benar yang pertama untuk Rere.
Jadi, tolong dimaklumi kalau di dalam mobil yang dingin ini tangannya yang menggenggam kemudi sudah lembab karena keringat hanya karena ia terlalu grogi akan ajakannya sendiri tadi.
Padahal, Honey biasa saja. Ya, memang sih terkejut dan heran, tapi dia tidak sampai keringat dingin macam Rere. Cewek itu cukup tau dan menganggap ajakan Rere hanya bercanda karena mana ada orang ngajak pacaran serius sambil cengengesan? Ajakannya seperti anak kecil mengajak main temannya pula.
Pacaran, yuk.
Main, yuk.
Apa-apaan?
Setau Honey, Rere juga pria yang tau kapan harus bersikap serius dan main-main. Jadi kalau caranya mengajak seperti tadi, Rere memang bercanda. Dia memang sering bercanda tidak jelas yang bikin hati Honey meraung-raung mendambakan kepastian.
Sayangnya pemikiran Honey salah. Tadi Rere serius, sangat serius mengajaknya menjalin kasih. Hanya saja cowok itu terlalu grogi hingga mati gaya dan menutupinya dengan cengiran tidak jelas. Juga, nasibnya buruk karena acara pengakuannya itu harus diintrupsi oleh Tete.
Sialan memang Tete ini. Untung saja dia tidak ikut tidur di apartemen Rere. Kalau iya, mungkin Rere akan melayangkan ribuan alasan untuknya bermalam di apartemennya sendiri.
Mobil Rere sudah memasuki gerbang utama apartemennya, lalu terus menuju basement. Ia terlihat begitu serius mencari lahan parkirnya saat Honey mengajaknya bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dramaturgy
Teen Fiction[ COMPLETE ] Menurut teori dramaturgi, kehidupan manusia tak ubahnya seperti panggung sandiwara. Mereka punya peran masing-masing untuk ditampilkan ke khalayak. Tak terkecuali dengan Kenzie. Dalam panggung sandiwaranya ia harus kembali berperan se...