[ COMPLETE ] Menurut teori dramaturgi, kehidupan manusia tak ubahnya seperti panggung sandiwara. Mereka punya peran masing-masing untuk ditampilkan ke khalayak.
Tak terkecuali dengan Kenzie.
Dalam panggung sandiwaranya ia harus kembali berperan se...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• • •
"Ngghh..."
"Ngghh..."
Suara napas terengah bercampur gumaman-gumaman tidak jelas sayup-sayup ditangkap indera pendengaran Honey. Gadis yang sedang menikmati keempukan tempat tidur Rere itu mau tak mau mengerjap. Tangannya terentang, meraba-raba sisi ranjang sebelahnya yang ternyata kosong.
"Nggghh..."
"Apa sih, ih..." gerutunya kesal.
Mungkin orang-orang akan takut terbangun karena suara gaib mengganggu, tapi untuk Honey tidur adalah kekasihnya. Selain hal penting seperti kuliah yang menjadi alasannya bangun, alasan lain tidak diterima.
Tidak peduli makhluk halus. Buat apa juga mereka mengganggu Honey? Dia tidak menyenangkan untuk diajak main. Juga, ada Rere di sini. Pasti pelaku kebisingan itu seniornya.
Honey mengubur kepalanya dengan bantal. Sayang, gumaman dari luar kamar itu semakin mennjadi.
Dengan berat hati, Honey melempar bantal yang semula dipelukannya. Selimut putih Rere juga ditendang agar tidak menghalangi dirinya yang ingin bangkit.
Honey sedikit terkesiap saat telapak kakinya menyentuh lantai dingin kamar Rere. Membuat kantuknya berkurang dan matanya bisa terbuka lebih lebar.
Gadis itu mulai keluar kamar Rere, menekan saklar lampu ruang tamu untuk memudahkannya berjalan ke tempat Rere tidur. Gontai ia berjalan, kakinya diseret-seret seolah memperjelas kemalasannya untuk meninggalkan tempat tidur.
Tau gini, biar saja Rere tidur di kamarnya dengan Honey. Lebih baik dipeluk daripada bangun pukul empat pagi dan menengok kondisi kakak tingkatnya.
Mata Honey yang masih samar melihat dunia, menangkap tubuh Rere meringkuk di sofa. Tidurnya tidak tenang. Selimutnya sudah tidak digunakan, guling pun ikut berada di bawah. Rere hanya tidur dengan bantal kecil sembari memeluk dirinya sendiri.
Kening Rere disentuh oleh Honey, membuat gadis itu bisa merasakan basah keringat yang menetes dari rambutnya.
Tidak panas, suhunya normal, hanya basah. Hingga kausnya pun terlihat basah. Rere benar-benar mandi keringat.