It's gonna be 4000 words again... sambil nyemil gengs biar gak bosen dan maaf untuk keterlambatannya ya aku baru sampe rumah wkwkw
•
•
•
•"Cewek gue dateng dua-duanya!" Brian tiba-tiba masuk ke area belakang panggung dengan heboh. Wajahnya panik, pucat pasi, dan bingung.
Namun tidak ada satu temannya pun yang kasihan dengan dia, terlebih peduli. Ceye justru menoyor kepalanya. "Yura dateng buat gue."
"Rani dateng buat nemenin Ney," Rere menambahkan.
Lalu Aska ikut menimpali dengan kata yang diberikan nada, "dan mereka bukan lagi kekaaaaasihmuuuu..."
Hari ini adalah hari penting untuk EastCape, hari di mana empat orang pemuda itu akan kembali membuktikan eksistensinya lewat musik. Para penggemar yang mendapat julukan The Escapers sudah mulai memenuhi Gedung Keseinan Jakarta. Bintang tamu pembuka yang tak lain adalah Institut Musik Jalanan sudah mengisi kekosongan panggung utama.
Dengan segala kekurangan yang mereka miliki, orang-orang itu mampu membuat penonton terpukau oleh bakat luar biasanya. Bahkan Honey yang sudah duduk tenang di bagian VIP saja terharu melihat betapa berbakatnya mereka ditengah kekurangan yang mereka punya. Bermusik seolah mereka hanya manusia-manusia seperti kita, yang tak memiliki kekurangan fisik.
Selain para penikmat musik EastCape dan Honey, di kursi penonton juga sudah ada keluarga Ceye lengkap dengan Yura, Ibunda Brian, Kak Tete, orang tua Yesha, dan tentu saja Rani. Mereka duduk dalam satu barisan, membuat Rani dan Yura canggung setengah mati.
Memang sih tidak pernah ada perkelahian secara langsung antara Yura dan Rani. Keduanya malah hampir tidak pernah bertemu. Tapi semua tau betapa buruknya hubungan dua wanita itu. Dan semua tau mereka datang dengan tujuan yang sama, melihat Brian.
Iya, omong kosong sekali kalau Ceye bilang kakaknya datang hanya untuk dirinya. Omong kosong juga kalau Rere bilang Rani datang hanya untuk menemani Honey. Karena mungkin saja apa yang mereka deklarasikan begitu, tapi jauh di lubuk hati masing-masing, fokus mereka hanya ada untuk pria yang akan duduk di belakang drum nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dramaturgy
Teen Fiction[ COMPLETE ] Menurut teori dramaturgi, kehidupan manusia tak ubahnya seperti panggung sandiwara. Mereka punya peran masing-masing untuk ditampilkan ke khalayak. Tak terkecuali dengan Kenzie. Dalam panggung sandiwaranya ia harus kembali berperan se...