File 7

1.6K 209 48
                                    

"Aku tak percaya kau--"

"Siapa yang menyuruhmu bicara?"

"[Name], jangan main-main"

"Apa aku terlihat main-main, alis tebal?"

"Haha, sekali pembunuh tetap pembunuh"

"Yes, my buddy"

-+-+-++-+--+-+-++-+-+-++--+----+--+-------+--

Author POV

Kediaman perdana menteri.

Dijaga ketat oleh polisi seperti biasanya.

"[Name]-chan!", seru perdana menteri menyambut tamunya.

"Paman ikan buntal!", [Name] saking girangnya mengangkat kedua tangannya.

"Salam rahasia"

Mereka bersalaman, tos, jabat tangan bersilangan, bam dengan tubuh, bro fist.

"Bang!", ditutup dengan tangan membentuk pistol.

"Hahaha, seperti masa lalu nak", perdana menteri itu mengacak rambut [Name].

"Kukira kau tidak mengenaliku dengan penampilan ini"

"Oh, kau potong rambut? Wah, sampai ngecat rambut juga"

"Telat, pak tua"

Anggota kepolisian bengong melihat keakraban keduanya. Tidak menyangka anggota barunya sangat akrab dengan perdana menteri.

"Ah, iya! Selamat datang di rumahku, silakan masuk"

Erwin POV

Punya hubungan apa dia dengan perdana menteri Terushima Kosaku?

Tidak kusangka mereka seakrab ini.

"Apa kabarmu selama ini? Gil selalu tanya lho"

Siapa itu Gil?

"Berpetualang seperti biasa, apa kabar Gilbert-sensei? Apa dia baik?"

Gurunya?

"Yah, kadang dia mampir kemari. Selalu saja menyakanmu, sampai bosan rasanya"

"Oh, ini anak yang kamu ceritakan?"

Terushima Jessy, orang rusia istri perdana menteri.

"Imut kan?"

"Singkirkan wajah berjenggotmu"

Lucunya~

"Hei, jelaskan kedatangan kita jangan tertawa kau alis tebal"

Ah, benar juga.

"Maaf kedatangan kami adalah untuk--"

"Hah, sayang padahal sudah kubilang tidak perlu"

"Tidak! Meski bisa kamu tangani sendiri kita tetap perlu bantuan polisi!"

Ah, pertengkaran kecil pasutri.

Kenapa aku malah mengingat masa lalu dengan istriku?

Aku memang merindukannya.

"Intinya kami akan mengawalmu dan menyelidikinya"

Terima kasih menggantikanku bicara, [Name].

"Yah, memang ancaman mereka meresahkan. Anakku bahkan sampai dibuntuti"

"Dari kampusnya sampai ke sini?"

"Hm!", beliau mengangguk.

Seperti biasanya, dia mencari informasi lebih dulu.

Please, Tell Me Why{Erwin Smith x Reader}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang