Ok!
Kita flashback sebentar sekitar 3 tahun lalu.
All Erwin POV
Let's begin!
-----++-+-+++-++--+--++--++--+-----+-----------
"Aku membunuh istrimu 2 tahun lalu..."
Kalimatnya terulang terus di kepalaku.
Apa yang kau katakan itu benar, [Name]?
Kau membunuh istriku...
Kau membunuhnya dengan tanganmu...
"Erwin, kau tak apa?"
Aku tersadar dari lamunanku.
"Yah, aku tak apa Mike"
Begitu aku terbangun dan mendapat pesan seperti ini darimu.
Sakit...
Rasanya hatiku hancur begitu mengetahuinya.
Lalu kau menghilang sekarang.
Ke mana kau pergi?
"Kau masih...berusaha menghubungi dia?"
Sahabatku satu inj memang selalu tahu rupanya.
"Aku hanya ingin tahu kebenaran darinya"
"Begitu, kau tahu aromanya masih melekat di ruangan ini. Terutama padamu"
Penciumannya selalu tajam.
Aku tersenyum miris.
Aku menjalani rehabilitasi tanpa dirinya di sisiku.
Benci?
Aku tidak tahu.
Perasaanku setelah mengetahui kenyataan pahit ini aku tak mengerti.
Dadaku sesak saat aku mengetahui hal itu.
Hari berganti minggu.
Minggu berganti bulan.
Bulan berganti tahun.
Musim terus berganti.
"Selamat atas pernikahannya!"
Bahkan kau tidak datang di pernikahan kakakmu.
Hampa.
Aku datang dengan anak dan ibuku.
Tapi kenapa masih terasa kurang.
Duk.
"Maaf, tuan"
"Tidak apa"
Rambut hitam mengingatkan akan dirinya.
Aroma manis darinya sekilas mampir di hidungku.
Mungkin?!
Mana mungkin itu dia.
Waktu terus berjalan.
"Maaf kalau mengganggu, bisa titip anak kami sehari saja?"
Kakakmu kini punya anak, [Name].
"Tidak apa, aku juga sering merepotkan Levi"
"Tidak kok, jadi anak baik ya. Baik-baik dengan paman Erwin dan Armin"
"Uhn!"
Mirip dengan Levi lho, apa kau tidak ingin melihatnya, [Name]?
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Tell Me Why{Erwin Smith x Reader}
FanfictionAku tidak cukup baik buatmu -[Name]