File 25

1.2K 127 30
                                    

"Kau ikut!"

"Aku tidak bisa..."

"Tidak! Pokoknya harus!"

"Khukhu, cuma seorang lho"

"Tidak! Jangan bodoh Erwin!"

"Maaf...aku titip Armin ya"

"Erwin! No!"

"Sayonara...aishteru"

"ERWIN!"

------------++++++-+--++-++----++----------------

Reader POV

"No!"

Eh?

"Hah...yume ka?"

Mimpi buruk sekali.

Kenapa pipiku basah?

"Honey?"

Sekarang ini aku menginap di rumah Erwin.

Atas undangan ibunya.

"Hei, are you okay?"

"Yeah...i'm okay"

Kenapa air mataku tidak mau berhenti?

"Liar..."

Grep.

Lengannya melingkar di tubuhku.

Hangat, tangannya mengusap pipiku.

"Maaf...aku membuatmu terbangun", aku teriak dalam mimpi tadi.

Mimpi buruk yang terasa nyata.

"Have a nightmare?"

Aku hanya menganggukkan kepalaku.

Mimpi aneh sekali, aku terjebak dalam game berbahaya. Di sana juga ada beberapa orang. Termasuk aku dan Erwin.

Final stage, hanya seorang yang boleh hidup. Erwin membiarkanku hidup lalu--

"Sudah, itu hanya mimpi", Erwin mencium pipiku.

Dia selalu saja membuatku tenang.

Dia memelukku, membuatku tenang.

"Papa..."

Astaga, apa aku membangunkannya juga?

"Aku mimpi buruk...boleh tidur dengan papa?"

Dia juga ya?

"Oh, sayang sini", Erwin datang ke anaknya dan memeluknya.

Mungkin aku akan tidur di sofa saja.

"Sama nee-chan juga"

Eh?

Tangan kecilnya menarik baju bagian lenganku saat dia digendongan Erwin.

"Baiklah...kutemani juga"

Author POV

Aktivitas biasa di pagi hari yang cerah.

Di kantor kepolisian pusat.

Seperti biasa kasus baru dan lama sedang ditangani.

"Jadi~ bagaimana?", senggol wanita berkacamata dan merangkul sahabatnya.

"Apanya?", bingung [Name].

"Apa kau juga lakukan 'itu' di rumah calon mertuamu?", bisik Hange.

"What?", wajah [Name] langsung memerah sampai ke telinga. "Be-begini, bagaimana aku bisa menginap karena aku tidak sengaja bertemu ibunya waktu itu. Lalu beliau kuantar dan ibunya memintaku untuk menginap saja"

Please, Tell Me Why{Erwin Smith x Reader}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang