"Gilbert-sensei!"
"Ck! Tidak mau lepas!"
"Kau lama sekali! Tembak salah satu dari mereka!"
"Jangan...kumohon, Erwin!"
"Hahaha! Menarik sekali! Tunggu apa lagi!? Tembak saja!"
Dor!
-------------------++++++++-----+-------------------
Reader POV
Sebulan sejak kejadian itu.
Dan Erwin menjadi super super perhatian plus terlaku over proctective -_-
"Honey, biar aku saja yang bawa tasnya"
"Kali ini tidak usah ikut misi"
"Jangan makan itu, honey!"
Dan banyak lagi ( ̄~ ̄;)
Please, Erwin.
Aku cuma berbadan dua bukan lemah( ̄~ ̄;)
"Belum kelihatan menonjol sih, tapi kalau diperhatikan agak menonjol"
Aku memperhatikan perutku di cermin.
"Morning, babe"
Cup.
Kecupan pagi di pipi.
Kalian tahu sekarang aku pindah ke rumahnya.
Dia yang memaksa( ̄~ ̄;)
Sungguh sempat debat dengan nii-chan.
"Hei, geli tahu", aku menjauhkan wajahnya.
Aku belum terbiasa.
"Morning, my little baby", tangan kekarnya mengelus lembut perutku.
Wajahnya tampak bahagia sekali.
Hari ini aku libur.
Terpaksa karena dia (҂⌣̀_⌣́)
"Hari ini kau mau ke mana? Biar kuantar"
"Mengantar Armin lalu entahlah"
Aku tidak akan bilang ingin ke mana.
Aku tidak ada rencana juga.
"Begitu? Ya sudahlah, maaf tidak bisa menemanimu sayang"
"It's okay"
"Aku harus berangkat sekarang, ada rapat"
Cup.
Kecupan di dahi sebelum dia berangkat.
"Bye, honey love you"
Dia pergi.
"Akh! Malu sekali aku! Kami baru menikah bulan besok kenapa serasa--"
"Nee---kaos kakiku belum ketemu"
"Ah! Maaf sebentar kucari ya"
Aku terlalu bahagia.
Armin POV
Hari ini, nee--uhm, pacar papa yang mengantarku.
Papa berangkat pagi sekali tadi karena ada rapat.
"Wah, sekolahmu besar juga. Elit lagi, kau pasti pintar"
Orang yang baik meski selalu memakai sarung tangan.
"Ini karena noda yang tidak bisa hilang selamanya", pacar papa bilang begitu.
Aku belum mengerti sama sekali.
"Hei, ada apa?"
Ah, aku tidak boleh murung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Tell Me Why{Erwin Smith x Reader}
FanfictionAku tidak cukup baik buatmu -[Name]