File 15

1.2K 155 21
                                    

Author POV

"Papa!"

Seorang anak kecil berlari begitu rombongan polisi keluar dari helikopter.

"Huwee, aku kangen papa! Natal tanpa papa sepi!", tangisnya.

"Maaf ya, sudah jangan nangis", pria blonde ini memeluk anaknya dan menggendongnya.

"Berhentinya nggak pas banget di bandara", sindir perempuan dengan rambut pendek sebahunya.

"[Name]! Levi!"

Grep.

Seorang wanita memeluk orang yang ia panggil dengan erat.

"Tadaima, Petra"

"Ukh, sesak nih"

"Reuni yang mengharukan", wanita dengan kacamata itu terharu.

"Oh, Nana! Buohok!"

"Aho!"

Ada yang mendapat tinjuan di perut begitu sampai.

Kejadian yang mengharukan. Kepulangan orang terkasih dengan selamat.

"Hm, ini sih dirusak", Gilbert memeriksa helikopter.

"Wah, untung nggak parah"

"Orang dalam ini kerjaan suruhannya"

Kasus baru menanti.

Erwin POV

Hah~

Aku masih tegang gegara tadi.

(Flashback on)

"Ada apa?", kulihat [Name] gelisah.

"Lakukan pendaratan mendadak!"

"Apa maksu--"

Grek!

Astaga!

"Di dekat sini ada bandara! Mendarat di sana saja! Aku dapat izin!"

"Sejak kapan?!"

"Kalau kau paksa kita tamat! Baling-baling lepas lalu bom game over!"

"Lakukan sesuai perintah"

"Baik!"

(Flashback off)

Alhasil kami mendarat di sini.

Para polisi Rusia itu menghubungi keluarga kami.

Dan mereka di sini.

"Hiks papa hiks"

"Sudah, sudah, laki-laki tidak boleh cengeng"

Maaf membuatmu khawatir nak.

"Habisnya hiks"

"Cup, cup, nak sudah papa di sini papa baik-baik saja"

"Oh, anakku"

"Ibu, maaf aku tidak bisa menemani saat natal"

"Tidak apa nak, ibu senang kamu kembali"

Pelukan ibu yang kurindukan.

Hangat rasanya.

"Mo! [Name]!"

Sepertinya dia dimarahi lagi.

"Warui ne, onee-chan ups"

Dia sukses membuat kakaknya dan pacarnya malu.

Tanpa sadar aku memandanginya.

Setiap kali melihat jantungku berdebar.

Please, Tell Me Why{Erwin Smith x Reader}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang