Back To You

972 109 4
                                    

All reader POV!

Let's begin!

--------++++-++--++--++-+++--++-++-----------

Mulai dari mana ya?

Mundur sedikit ketika aku kecil saja.

Aku lupa waktu umur berapa waktu itu.

Saat tepat ulang tahunku, rumahku dimasuki orang tak dikenal.

Mereka membunuh orang tuaku tepat di depan mataku malam itu.

Salah satunya Veronica-san, dia menemukanku yang sembunyi di lemari.

Matanya menusuk sangat seram.

Setelahnya rumahku dibakar.

Aku berhasil keluar karena tim penyelamat.

Apa aku menangis?

Tidak.

Lebih tepatnya aku tidak bisa.

Karena aku terlalu shock saat itu dan tidak mengerti apa yang terjadi.

Setelahnya aku dirawat oleh pamanku di Paris.

Paman Kenny, orang bilang dia bos mafia paling terkenal di sana. Tapi, sebenarnya dia bekerja untuk kepolisian.

"Aku turut sedih...atas apa yang terjadi padamu"

Aku tidak mengerti maksudnya saat itu.

Aku dirawat dan di sekolahkan.

Kehidupan sekolah yang indah?

Tidak bagiku, sekolah adalah tempat terburuk bagiku.

Mereka mencaci maki diriku, memukuli, menendang, dan lainnya.

Guru?

Mereka tak bisa diharapkan.

"Hei, katakan padaku! Apa yang terjadi?!"

Kakakku -Levi- dulu aku menganggapnya menakutkan. Jadi, aku diam saja.

"[Name], katakan saja tidak apa"

Mikasa, dia sepupu Levi.

Kami tinggal dan dirawat paman.

"Kenapa tubuhmu lebam begini?"

Aku tidak pernah cerita apapun pada mereka.

Aku takut, jika aku cerita mereka juga melakukan hal yang sama seperti mereka yang di sekolah.

"Seram! Lihat mata merahnya itu!"

Mereka merasa jijik padaku, terutama mataku.

"Iblis! Dia pasti iblis atau hantu!"

Haha, mereka ini bodoh apa?

Sampai aku kelas 2 SMP, aku dibully lebih parah ketimbang waktu SD.

Bangku dan mejaku dibuang keluar jendela, sepatuku dirusak, disiram air toilet, dan lainnya.

"Mati sana! Kembalikan asalmu!"

Aku sudah tidak kuat lagi.

"Hei, kau harus diobati"

Bahkan aku tak bisa mendengar perkataan baik si rambut blonde ini.

Rasanya hanya cacian saja yang masuk ke telingaku.

Polisi tidak bisa diharapkan juga.

Meski paman bersikeras, namun apa daya...

Si pembully itu lebih tajir, haha.

Please, Tell Me Why{Erwin Smith x Reader}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang