File 1

4.4K 367 20
                                    

Author POV

"Polisi pusat telah berhasil menangkap pembunuh berantai. Shinigami! Saat ini, di belakang saya--"

Seluruh kota heboh dengan kabar pembunuh yang ditangkap.

"[Name]! [Name]!", seorang pria berpotongan undercut ini berteriak memanggil pembunuh tersebut.

Levi Ackerman nekat menerobos kerumunan warga. Ia tidak ditugaskan untuk menangkapnya. Dan dia belum tahu jika itu orang yang ia kenal.

"Levi?", panggilnya lirih.

"Lepaskan dia! Dia tidak bersalah!", mendorong sipir yang membawa [Name].

Malam gelap yang terang karena kobaran api yang besar.

"Kapten! Dia ini pelaku!"

"Apa maksudmu hah?! Dia tidak ber--"

"Levi", suara berat itu membuat Levi reflek menoleh.

Buak!

"Kau salah tangkap, Erwin!"

Levi mencengkram kerah baju Erwin Smith atasannya.

"Dia pelakunya"

"Tidak! Dia buka--"

"Cukup, Levi", suara sang pelaku membuatnya menoleh padanya. "Aku pelakunya"

Levi membelalakan matanya. Ia bisa melihat senyum misteriusnya dan tubuhnya berlumur darah.

Kenyataan pahit.

Levi mendecakkan lidahnya dan melepas cengkramannya dari kerah baju Erwin.

"Wah, sampai atasanmu yang turun tangan. Aku beruntung"

[Name] masuk ke mobil polisi dengan santainya. Tak ada rasa takut. Ia menyerah begitu saja.

Bulan bersinar.

Malam yang mencekam.

Erwin POV

Wanted.

Shinigami.

Sret.

Status tertangkap.

Tidak kusangka dia akan menyerah begitu saja.

Siang ini akan diadakan sidangnya.

Hukuman mati kurasa yang ia dapatkan.

Pagi ini introgasinya.

"Erwin"

"Ohayou, Levi"

Aku dan Levi yang akan mengintrogasinya.

Ruang introgasi, shinigami sudah berada di sana.

Dia cukup santai juga.

"Ohayou, keibu", sinar matanya redup.

Senyum misterius khasnya.

"Levi, lama tidak bertemu ya atau kupanggil kapten juga seperti opsir muda di sana"

"Kita mulai saja"

"Wah, aku tidak sabar"

Tak ada informasi yang cukup didapat. Aku berusaha mengorek dari Levi tapi dia hanya diam saja.

"Baik, Shini--"

"[Name], panggil saja aku begitu"

"Baik, apa kau mengenal korban?"

"Hm, bagaimana ya?"

Misterius.

Ia cukup tenang.

Please, Tell Me Why{Erwin Smith x Reader}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang