File 26

1K 124 38
                                    

Author POV

Suara teriakkan putus asa terdengar di bibir pantai.

Seorang wanita terduduk dan berteriak berlinang air mata yang disembunyikan oleh air yang turun dari langit akibat ledakan tersebut.

"Kau bilang...aku tidak boleh menghilang lagi...", gumamnya.

"Kau bilang...kau akan tanggung jawab...kau bilang...kau akan...Erwin..."

Isaknya semakin kencang.

Pasukan polisi sudah di tempat kejadian.

"[Name]...", panggil kakaknya.

"Bodoh! Kenapa kau...ukh, sial", [Name] menundukkan kepalanya.

Levi yang tadinya hendak mendekat menunda niatnya. Ia membiarkan sang adik meluapkan semua emosinya.

"Aku kesepian...kalau kau tidak di sini...apa yang akan kukatakan pada Armin dan ibumu?", gumam [Name].

Polisi yang lain menyelam dan mencari tahu.

"Apa yang akan kukatakan pada istrimu, idiot? Kembali bodoh!"

Sret.

Langkah kaki mendekat padang namun Shinigami tidak menyadari.

"Aishite...naze omae wa...Erwin..."

"Ya, aku tahu", suara entah dari mana itu menjawab.

"Kalau kau tahu...kenapa kau bertindak bodoh!? Aku bahkan belum sempat mengatakan...ck, idiot aku ingin kau di sini"

Grep.

"Iya, aku ada di sini", lengan kekar melingkar badan [Name].

Membungkusnya dengan sebuah handuk dan jaket.

Manik merahnya membulat sempurna.

"Ini bukan...imajinasiku kan...", tanya [Name].

"Bukan, honey"

Sebuah kecupan lembut mendarat di pipi Shinigami. Membuatnya langsung menoleh ke orang yang memeluknya.

"Erwin...", panggilnya dengan nada tidak percaya.

"Bukan, ini patrick"

Buk!

Bogem mentah meluncur ke perut Erwin.

Kuat juga, batin Erwin meringis kesakitan.

"Bodoh...jangan lakukan lagi", [Name] memeluk tubuh kekar kekasihnya itu.

"Maafkan aku, nanti akan kuceritakan", Erwin mengelus rambut hitam wanitanya itu.

"Ceritakan sekarang", wajah wanitanya itu tenggelam di dada bidangnya.

"Nanti saja, sekarang ganti bajumu nanti anak kita kedinginan"

Duak!

Kali ini dagu Erwin jadi korban :v//wkwkwk

"Kau...sudah tahu?"

"Tentu saja, perubahan fisikmu dan berat badan. Ingat aku berpengalaman", senyum jahil nan licik terpampang di wajah tampan Erwin.

"Kau harus tanggung jawab"

"Sure, honey"

Dari kejauhan Hange fangirling dan dihentikan oleh sleding Levi :v

"Berisik! Mata empat!", kata Levi :v

Erwin POV

Aku sedang mengepang rambutnya.

Please, Tell Me Why{Erwin Smith x Reader}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang