Reader POV
Geh...
Ternyata Petra tidak bisa makan siang bareng.
(Flashback on)
"Belok ke sini...ah, benar"
Aku menghampiri salon itu.
Saat tepat di depannya aku melambai pada Petra.
Lalu ia menghampiriku dengan tergesa-gesa.
"Gomen!"
Hm, sudah kuduga.
"Kerjaannya full hari ini, aku janji akan buatkan makan malam deh"
"Hm, it's okay"
"Jam 3 nanti aku selesai, aku masih ada kerjaan"
"Ok, ganbatte"
(Flashback off)
Jam 3 masih lama( ̄^ ̄)
Aku malas kembali ke apartemen.
Mana nggak dikasih uang jajan sama si chibi.
Gini ya kalau nggak punya duit(╥_╥)
Aku ke taman saat aku pertama kali muntah di toilet sana.
Wah, musisi jalanan! Mereka kan biasa manggung di sini!
Kok muka mereka lesu.
Mungkin ada yang menarik.
"Hei, ada apa?"
"Drumer kami tak bisa datang"
"Wah, sayang sekali. Aku bisa gantikan lho"
Yah, meski sedikit.
Aku pernah belajar di game center dulu. Asyik juga.
"Wuoh! Dengan senang hati!"
Wew, reaksi mereka di luar dugaan.
"It's show time, boy!"
"Yes! Onee-san!"
"Lagu apa nih?"
"Dirty bullet"
"Okay!"
Aku duduk di kursinya.
Wuoh, sudah lama sih.
"Ready?"
"Yes, mam!"
"One two one two"
(Mulai sini silakan play, tapi author tahu dari kalian udah play musiknya duluan :v)
Erwin POV
Wah, musisi jalanan.
"Papa, lihat yuk"
"Iya, nak"
Tumben jam segini, biasanya sore atau malam sih.
Hm, bagus juga.
Chotto a minute.
Drumernya sepertinya kenal di mana ya?
"[Name] nee-chan!"
Mata kami tak sengaja bertemu.
Dan dia pasang wajah kaget sambil bilang "WTF!" dari gerak bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Tell Me Why{Erwin Smith x Reader}
FanficAku tidak cukup baik buatmu -[Name]